Bambam dan Chanwoo berjalan menyusuri lorong kelas bersamaan. Hari ini sekolah mereka pulang cepat karena para guru akan mengadakan rapat perihal ujian kenaikan kelas. Sesekali tawa menyelengi obrolan dua anak laki-laki itu. Chanwoo bahkan akan terbahak jika Bambam sudah membuat lelucon.
Keduanya sibuk bertukar cerita, Chanwoo sangat antusias dalam mendengarkan Bambam bercerita. Terkadang anak itu akan memberikan gestur jika sedang berbicara membuat Chanwoo menjadi lebih penasaran.
"Kau dijemput Mark hyung?" tanya Chanwoo yang tidak kunjung mendengar nama Mark terselip dalam obrolan ringan mereka.
"Tidak. Siang ini Mark hyung ada rapat. Katanya beberapa hari lalu terjadi sedikit kekacauan."
Chanwoo mengangguk. Dia meraih tangan Bambam dan menggenggamnya. "Bagaimana rasanya memiliki kekasih seorang direktur utama? Pasti sulit, ya?"
Bambam hanya terkekeh, matanya melirik pada tangannya yang masih setia digenggam oleh Chanwoo. "Sebenarnya sih biasa saja. Tapi kalau Mark hyung sudah banyak kerjaan, aku juga yang kena. Biasanya dia akan lebih manja. Merepotkan sekali, tapi aku juga tahu bahwa itu bukanlah pekerjaan mudah. Jadi, aku mencoba untuk mengerti. Setidaknya dengan bermanja padaku bisa membuat pening Mark hyung sedikit hilang."
Chanwoo menghentikan langkahnya dan menghadapkan tubuhnya pada Bambam. Tawa jenaka keluar dari mulutnya. "Kau keren!" ujarnya antusias. Bahkan kini kedua tangannya sudah mengacungkan ibu jari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bambam balas tertawa. Senang sekali melihat sahabatnya ini merasa bahagia. Dia jadi ingin memohon pada Tuhan agar selalu memberikan kebagiaan pada Chanwoo.
"Siapa yang menjemputmu hari ini, Chan?" tanya Bambam setelah keduanya menghabiskan cukup waktu untuk tertawa.
Sembari menarik telunjuk Bambam, Chanwoo menjawab, "Coba tebak siapa yang menjemputku." Katanya dengan iseng.
Bambam memutar bola mata tapi tetap mengikuti permainan tebak-tebakan milik Chanwoo, "June hyung?"
"Ddeng!"
"Jinhwan hyung?"
"Aku sedang marah padanya."
"Yuwen nuna?"
"Dia tidak bisa menyetir, bodoh."
"Menyerah."
Chanwoo lagi-lagi tertawa melihat ekspresi Bambam yang frustasi karena jawabannya selalu salah. Kemudian dengan jahil dia mendekatkan wajahnya pada Bambam dan berbisik, "Kim Yugyeom."
■
Chanwoo menurunkan kaca mobil hingga angin siang itu memasuki seluruh mobil. Seseorang yang sedang menyetir hanya berdecak. Siang panas terik begini bisa-bisanya Chanwoo menurunkan kaca mobil. Tapi Chanwoo tidak peduli, dia hanya senang bisa melihat jalanan dengan langsung tanpa terhalang kaca.