Hari itu Jinhwan pulang terlambat. Karena dia sudah tidak memiliki kewajiban untuk menjemput Yugyeom di kantor, jadi dia bebas untuk pulang jam berapapun. Dia pikir saat tiba di rumah, semua orang sudah terlelap mengingat saat ini jam menunjukkan pukul sebelas malam.
Pintu rumah terbuka, Jinhwan melepaskan sepatunya dan berganti dengan sendal rumahan. Tungkainya melangkah menuju dapur guna mengambil segelas air dingin. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Jinhwan segera meninggalkan dapur.
Saat kakinya hendak menaiki anak tangga, suara sang ayah terdengar di tengah keheningan malam.
"Jinhwan?"
Kaki Jinhwan refleks berhenti, dia menoleh pada sang ayah yang tengah menatapnya dalam diam. "Ayah belum tidur?"
"Kenapa kau baru pulang?" bukannya menjawab pertanyaan Jinhwan, Tuan Kim lebih senang membalas dengan pertanyaan.
Jinhwan tersenyum, niat untuk pergi ke kamar sudah lenyap. Yang dia lakukan adalah menghampiri sang ayah yang kini berjalan ke arah dapur. Menarik kursi makan, Jinhwan terus memperhatikan sang ayah yang sedang menuang air ke dalam gelas. "Hari ini banyak sekali hal yang harus diubah dalam beberapa dokumen. Jadi aku terpaksa lembur."
"Kau mau susu hangat, Jinhwan?"
Anggukan antusias Jinhwan berikan. Sudah lama sekali dia tidak minum susu hangat buatan sang ayah. Dia rindu.
Keheningan melanda kedua pria berbeda usia. Tuan Kim sibuk dengan kegiatan membuat susu hangat untuk si sulung, sedangkan Jinhwan sibuk memperhatikan gerakan sang ayah. Entah kenapa pemandangan sederhana itu membuat hatinya seperti tercubit. Sudah berapa lama dia tidak menghabiskan waktu untuk mengobrol ringan bersama sang ayah?
Tanpa sadar pemuda berusia dua puluh tujuh itu melamun dalam keheningan.
Suara kaki kursi yang bertabrakan dengan lantai membuat Jinhwan kembali ke dunia. Dia menoleh ke kiri dan mendapati sang ayah yang sedang duduk setelah sebelumnya meletakkan segelas susu hangat di hadapannya.
Jinhwan meraih gelas berisi susu hangat kesukaannya. Selain perokok, dia juga pecinta susu hangat. June bilang segelas susu hangat sangat mencerminkan sosok Jinhwan seutuhnya. Wajah manis layaknya rasa susu, kepribadian yang hangat seperti suhu yang cocok untuk segelas susu.
Ah June—
"Seminggu yang lalu Chanwoo datang berkunjung." Suara Tuan Kim akhirnya memecah keheningan diantara mereka. Jinhwan yang hendak meminum susu hangatnya mengurungkan niat.
Diletakkannya kembali gelas ke atas meja. Mata sipitnya memandang sang ayah dengan penasaran.
"Ayah kira dia datang bersamamu, tapi setelah melihat Yugyeom yang berbinar ayah menyadarinya."
"Chanwoo tidak pernah berbicara padaku jika dia datang berkunjung." Gumam Jinhwan setelah melihat sang ayah balas menatapnya.
Keduanya bertukar pandang selama beberapa detik sebelum Tuan Kim memilih untuk memutus kontak mata mereka. "Chanwoo datang seperti biasa. Anak itu bahkan sempat membantu ibumu membuat kue walau akhirnya malah memberantaki dapur." Kekeh Tuan Kim begitu mengingat kelakuan Chanwoo yang sangat menggemaskan.
Senyum Jinhwan terbit, Chanwoo memang menggemaskan.
"Ayah tidak tahu apa yang terjadi karena Yugyeom mengajak Chanwoo ke kamarnya. Yang ayah tahu, Chanwoo akan mengerjakan tugas sekolahnya di sana. "
Senyum Jinhwan semakin lebar. Chanwoo anak baik, semua orang sayang padanya, dia juga anak yang rajin. Tidak salah Jinhwan mengorbankan segalanya untuk Chanwoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
JUNHWAN - [Amore] SEGRETO[✔]
ФанфикJune dan Jinhwan terlibat dalam hubungan terlarang. Ketika hubungan keduanya berjalan semakin jauh, Yuwen mengetahui semuanya.