15

127 26 31
                                    

June mengusap rambut Chanwoo dengan lembut. Adik satu-satunya itu sudah tidak demam tapi manjanya masih setia menggelayuti. Chanwoo sering kali bermanja padanya atau pada Jinhwan jika dia datang berkunjung. Sesekali pada Yuwen jika dia dan Jinhwan sedang sibuk dengan pekerjaan.

Seperti hari ini dia akan pergi keluar untuk urusan pekerjaan dan mengharuskannya meninggalkan Chanwoo di rumah bersama Yuwen. Sebenarnya dalam beberapa hari ini dia merasa sikap Yuwen sedikit banyak berubah padanya. Dia tidak tahu apa yang salah, tapi setahunya dia tidak membuat kesalahan apapun pada Yuwen maupun orang lain.

Walaupun Yuwen masih setia memasak untuknya, membuatkannya kopi di pagi hari, membangunkannya untuk pergi bekerja dan juga memberinya ciuman lembut sebagai sapaan pagi hari. Istri cantiknya itu juga masih memberikan adegan ranjang panas di malam hari. Perlakuannya tidak berubah tapi June merasa ada yang salah dari mereka berdua.

Kaki panjang June melangkah menuruni anak tangga dengan sedikit berlari. Dia melirik ke arah meja makan dan mendapati Yuwen sedang berdiri sambil mengaduk kopi hitam untuknya. Langkahnya semakin cepat dan saat jaraknya dengan Yuwen tinggal satu meter, suara Yuwen menyapa gendang telinganya.

"Pagi June."

June tersenyum sambil mendekati Yuwen dan menarik istri cantiknya itu ke dalam pelukan hangat. "Hng. Pagi Sayangku." Dikecupnya kepala Yuwen dengan lembut setelah merasa sang istri membalas pelukannya.

"Hari ini ada rapat penting? Tumben hari Sabtu kau pergi ke kantor." Pelukan mereka terlepas tapi June masih memegang bahu Yuwen dengan lembut, meminta istrinya itu untuk tidak mengalihkan pandangan darinya.

Dan itu berhasil, Yuwen sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari sosok June yang menjulang di depannya. June tersenyum dan itu membuat Yuwen ikut tersenyum, "Aku akan bertemu dengan Mark, dia bilang ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padaku."

Kecupan ringan menyapa dahi Yuwen, June yang sang pelaku hanya terkekeh melihat wajah merona istrinya. Dia senang sekali karena berhasil membuat rona merah di pipi sang istri. Ah yang paling senang jika berhasil membuat Yuwen memerah hingga ke telinga, apalagi sambil mengerang di bawahnya.

Uh, June junior, tenang kawan. Jangan bangun sekarang, nanti saja jika malam sudah larut. Daripada berpikiran yang aneh-aneh, pada akhirnya June lebih memilih untuk menarik kursi meja makan dan mendudukinya begitu Yuwen menyerahkan kopi hitam miliknya. Mengangkat cangkir yang masih mengepulkan uap kopi, mata June terus mengikuti pergerakan Yuwen yang berjalan ke sana-sini untuk mengambil menu sarapan mereka pagi ini.

Semangkuk sup ayam yang masih panas tersaji bersamaan dengan suara berisik dari kaki kursi yang bergesekan dengan lantai. June mengalihkan pandangan dan menemukan Chanwoo yang duduk di sampingnya lengkap dengan piyama tidur berwarna biru gelap. Adiknya itu terlihat masih mengantuk terbukti dari jemarinya yang terus menggosok mata kanan dan kirinya bersamaan.

"Jangan tidur lagi, Chanwoo." Teguran keluar dari mulut Yuwen yang kini sedang meletakkan segelas susu hangat milik Chanwoo. June sendiri hanya terkikik melihat Chanwoo yang ogah-ogahan mengangkat wajahnya, mencoba sekeras yang dia bisa untuk membuka mata.

"Dengarkan itu perkataan nuna-mu, Chanwoo." Tangan June menepuk kepala Chanwoo yang kini malah terkulai di atas meja makan. "Bangun, Bocah." Lalu tanpa perasaan dia mengangkat kepala adiknya agar mau mendongak kemudian membuka paksa matanya.

"Hyung!" rengek Chanwoo.

Jika sudah seperti ini June hanya mampu mengalah dan membiarkan Chanwoo kembali memejamkan matanya untuk lima menit ke depan. Tapi itu semua tidak berlaku untuk sang istri, Yuwen malah berujar tegas pada Chanwoo, "Buka matamu dan makan sarapanmu cepat."

JUNHWAN - [Amore] SEGRETO[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang