xix

63 9 0
                                    

Nako membuka mata nya, dia tampak asing dengan tempat ini .

Nako melihat ke arah bawah ternyata kaki nya diikat oleh tali begitu pula tangan nya .

Tidak. Nako bukan anak penakut lagi pun dia percaya akan pertolongan tuhan .

Nako menggoyang-goyang kan kursi yang di duduki nya siapa tau tali nya terlepas .

Nihil. Yang ada nako hampir saja terjungkal untung nya dia bisa menjaga keseimbangan .

Kriet~

Seseorang masuk ke dalam ruangan yang nako tempati tapi nako tidak bisa melihat wajah nya .

Karna posisi nako yang membelakangkan pintu ruangan .

"Tolongin aku siapun kamu."seru nako yang masih memblakangi orang tersebut.

Orang tersebut berjalan ke arah nako, nako melotot tidak percaya siapa orang di depan nya .

"Ryu--- ryujin tolongin aku."seru nako dengan memohon .

Ryujin terkekeh pelan membuat nako menatapnya aneh .

"Ternyata lo sepolos itu ya."ujar ryujin menatap datar nako .

"Apa maksud kamu."

"Ckk, gue rasa lo paham apa yang gue maksud."

"J-jadi kamu yang ngerancanain ini semua."tanya nako .

Ryujin mengangguk, "iya."

"Kenapa kamu ngelakuin ini semua."

"Sebenernya ini gak ada hubunganya sama kalian tapi---."

"Tapi apa."

"Gue butuh tumbal."

Mata nako membulat, "t-tumbal."
















Daehwi bernyanyi sepanjang koridor, dia bosan tidak ada teman yang bisa di ajak ngobrol .

Daehwi duduk di depan kelas, dia mengeluarkan ponsel nya kemudian mengetik sesuatu .

Daehwi beranjak dari duduk nya dan berjalan ke arah kantin .

Daehwi memasuki area kantin dan mengedarkan mata nya mencari seseorang .

Dapat. Daehwi tersenyum penuh arti berjalan ke arah seseorang yang berada di pojok kantin .

"Ayo kita selesein ini."
































DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang