"Sombong banget sih lo sekarang! Ga pernah main-main lagi!" Kata Matthew heboh.
Mungkin inilah hari dimana aku bisa santai. Jumat, selesai baseball. Dan aku sedang berkumpul dengan Ryan dan Erick serta Matthew.
"Ini sekarang lagi main kan? Aku lagi mikir aja gimana caranya bisa bagi waktu dengan kalian. Kayaknya, jadwal sama kalian itu bisanya ya cuma hari ini, dan jam segini." Kataku.
"Emang jadwal acara lo sesibuk itu ya, Pet?" Tanya Erick.
"Ya, lebih sibuk aja sekarang. Harus belajar, buat tugas, dll." Kataku bohong.
"Bahkan di akhir minggu?" Tanya Ryan.
"Akhir minggu, quality time with family. Friday, quality time with a bestfriends." Jelasku.
"Kalau gitu, kita ga boleh sia-sia-in waktu quality time kita!" Kata Matthew.
"So, kemana kita sekarang?" Tanya Erick.
"Hmm.. Nongkrong di PIK?" Kata Ryan.
"Mainstream ahh." Kata Matthew.
"Puncak?" Usul Erick.
"Bahaya! Lagi musim hujan." Jawab Matthew lagi.
"Aku ikut ajalah, kemana aja." Kataku.
"Ke Bar?" Usul Matthew tiba-tiba yang membuat kita bertiga berpikir.
"Boleh juga sih, tapi...." Kataku
"Cabut deh yukkk!!" Kata Matthew.
*****
Oke, sekarang jumat malam. Dan bar ini kelihatan sepi. Tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya, seperti ada party dan DJ. Hanya alunan musik jazz bercampur musik klasik yang ada disini.
"Boring nih, Matt." Kata Erick.
"Iya ya, mau pulang aja?" Tanya Matthew.
"Lebih boring lagi." Lata Erick
"Main, 'I Never' aja gimana?" Usulku.
"Gimana tuh mainnya?" Tanya Ryan.
"Semacam truth or dare gitu sih? Tau truth or dare kan?" Tanyaku.
"Tau sih, yaudahlah, daripada boring kayak gini?" Kata Ryan.
"Deal!" Kata Matthew.
"Bolehlah." Kata Erick.
Ku pesan beer yang tidak banyak mengandung alkohol namun bisa memabukkan juga kalau diminum banyak-banyak dan 4 gelas beer one shot. Gotcha! Kena mereka! Aku sudah handal memainkan games ini. Aku tidak mungkin kalah dari games ini.
"Yuk, mulai." Kataku sambil memutar botol dimeja.
jeng jeng jeng jeng jeng. AKU!
Hahaha. Pertanda baik. Kulihat wajah mereka yang sedikit panik. "I never pup on my pants." Kataku. Oke! Ramalanku benar. Mereka semua, dengan wajah masam meneguk beer itu. "Take it easy, brother!"
Selanjutnya kuputar lagi........... Ryan. Kulihat ia bingung memikirkan sesuatu yang menjebak. "Hmmmm.... I never....... bullied" Kata Ryan simple.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen FictionAwalnya hidupnya sangat tenang, seperti es didalam musim salju. Tidak ada yang menggangu. Sampai seorang asing datang didekatku dan berhenti sejenak. Tapi ia mulai merakit sebuah tenda, mencari kayu bakar, dan membuat tungku. Aku mulai terganggu k...