New Disaster

186 10 0
                                    

Kurasakan sakit yang sangat hebatnya disekujur tubuhku. Terutama dibagian kepala. Luar biasa sakit. Mulai dari pipi, rahang, kuping, mungkin hidung. Kubuka mataku secara perlahan. Kubiarkan cahaya masuk secara perlahan sampai akhirnya terbuka penuh. Dimana aku? Terlihat seperti sebuah kamar. Kamar seseorang. Bukan rumah sakit. Ku teliti seluruh ruangan ini sampai ku temukan sebuah foto. Sebuah foto ukuran A4. Kulihat satu-satu foto itu. Seorang bapak, ibu dan.. Siapa ini? Ku ambil foto itu dan kuperhatikan dengan jelas. Tidak, tidak mungkin. Ini Ryan. Dan orang yang lebih besar ini. Aku tidak percaya. Erick? Apa benar ini Erick? Kenapa Erick ada difoto ini? Apa mereka kakak-adik? Ah tidak mungkin. Tidak mungkin Erick membiarkan adiknya dibully oleh genknya sendiri. Dan kulihat difoto ini, tidak mungkin yang kulihat Erick ini sebagai tukang bully disekolah. Dia terlihat lebih.. Calm..

"Ternyata udah bangun." Kudengar suara bapak

Dan saat kutengok ada seorang bapak, ibu dan Ryan.

"Kamu gapapa, dek?" Kata ibu itu ramah.

Gimana ibu ini. Jelas-jelas ini sakit banget masih dibilang gapapa?

"Gapapa kok, tan." Kataku sambil tersenyum kecil.

"Iya, ini tadi Ryan yang bawa kamu kesini. Katanya kamu abis dihajar ya sama anak sekolah?" Kata tante itu -yang ku yakin adalah ibu dari Ryan. Lihat hidungnya mirip sekali-

"Iya tante." Kataku

"Terus kata Ryan juga kemarin kamu tolongin dia waktu Ryan di bully ya?" Kata tante

"Iya tante." Kataku lagi.

"Makasih yaa." Kata tante itu. "Mungkin kamu mau ngobrol sama Ryan? Tante sama Om tinggal dulu ya." Katanya sambil meninggalkan kami berdua.

"Kok bisa kamu yang nolong aku?" Kataku

"Aku rasa hutang budi aja. Dan aku juga disuruh. Gimana keadaan kamu?" Kata Ryan.

"Biasa aja kali, ray. Disuruh siapa? Yahh. Aku sih biasa aja. Tapi gatau deh sekarang. Kemaren udah operasi idung. Sekarang apa? Aku rasa lebih parah." Kataku

"Disuruh kakakku. Liat nih keadaan kamu." Katanya sambil memberiku foto yang ada di hapenya.

Kulihat diriku sendiri. Yang sepertinya itu sakit banget. Tapi aku merasakan biasa saja sekarang ini. Kulihat hidungku berdarah, telingaku juga berdarah, pelipisku bonyok. Dan aku ingat, ada seseorang yang menendangku waktu itu. Bajuku kotor sekali. Dan kulihat ada yang menarik perhatianku.

"Ini?" Tunjukku pada salah satu bagian. "Darah? Darah apa?" Kataku

"Kamu ga nyadar? Kepala kamu bocor." Kata Ryan

"Ha?" Kataku sambil memegang kepalaku.

"Tapi udah gapapa sekarang. Untung waktu itu aku cepet nolong kamu. Kata dokter kalo aku terlambat beberapa menit lagi. Bisa-bisa kamu meninggal. Karena darah yang keluar dari kepala kamu banyak banget. Dan kamu juga bisa tuli gara-gara telinga kamu ditendang parah banget. Dan kabar buruknya kamu kena paru-paru basah." Kata Ryan

Aku mendengarnya sampai terbengong-bengong. Tuli? Meninggal? Kepala bocor. Bahkan aku ga ngerasain itu semua. Dan sekarang paru-paru basah. "Kenapa bisa paru-paru basah?" Kataku

"Darah yang ngalir dari idung kamu banyak banget yang akhirnya darah itu masuk sama nafas kamu. Dan itu yang buat paru-paru basah." Katanya

"Jadi aku harus gimana sekarang?" Kataku

"Kata dokter tinggal di sedot 1x lagi udah kering sih." Katanya

"Baguslah. Aku udah berapa lama disini?" Kataku

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang