Madness

208 7 4
                                    

"Pete, kamu dipanggil manager pusat. Besok jam 14.00. Bisa?" Kata Pak Manager.

"Ada masalah apa ya, pak?" Kataku.

"Entahlah, atasan hanya menelpon untuk menyuruhmu datang." Katanya.

"Baiklah kalau begitu. Dengan Mr. Agung Sanjaya kan, Pak Manager?" Kataku.

"Iya, jangan terlambat ya!" Katanya.

"Baiklah, bos! Aku pulang." Kataku lalu pergi.

Sepanjang jalan aku memikirkan apa yang akan terjadi. Apa aku membuat masalah? Apa aku akan dipecat? Atau malah mendapat promosi? Entahlah, semoga saja sesuatu yang baik datang padaku. Amin.

Seperti buku panduan yang aku baca sebelumnya, Indonesia. Hanya memiliki 2 musim, panas dan hujan. Periode Oktober hingga Maret musim penghujan. Tepatnya aku berada di penghujung november sekarang.

Hujan rintik disertai dengan cuaca berangin membuat Jakarta tidak sedingin biasanya. Spanduk-spanduk bertuliskan hati-hati jalanan licin dan rawan kecelakaan pun sudah mulai bertebaran. Aku juga harus ekstra hati-hati sekarang.

***

"Permisi. Bisa bertemu dengan Mr. Agung Sanjaya?" Tanyaku pada seorang receptionist.

"Sudah membuat janji sebelumnya?" Tanya receptionist cantik itu padaku.

"Manager-ku bilang Mr. Agung Sanjaya ingin aku datang pukul 2 siang." Kataku.

"Baiklah, tunggu sebentar." Katanya yang langsung mengambil gagang telepon dan sepertinya menelpon keruangan Mr. Agung Sanjaya. "Silahkan, Mr. Agung Sanjaya sudah menunggu adik. Silahkan Lantai 11 ruang 3." Ujarnya ramah.

"Terima kasih." Senyumku lalu menuju keruangan Mr. Sanjaya.

-

"Jadi, anak muda. Sudah berapa lama kau bekerja sebagai waiter?" Tanyanya.

"Kurang lebih 1 bulan, Sir." Jawabku.

"Enjoy dengan pekerjaanmu?" Tanyanya lagi.

"Sejauh ini, aku enjoy." Jawabku.

"Baiklah. Kau dipecat." Katanya.

What?! I'm Speechless. Benar dugaanku dari kemarin. Aku punya feeling akan dipecat. "T-tapi.. Apa alasannya, Sir?" Tanyaku gugup.

"Karena ada seorang pelanggan melapor ke pusat, kalau kau sudah melakukan tindakan tidak senonoh. Pelanggan itu bilang kalau kau sudah menggodanya, tapi kau juga yang melakukan kekerasan. Benarkah itu?" Tanyanya.

-SIAL- Bisa-bisanya si brengsek itu melapor. Lihat saja aku akan buat perhitungan dengannya. Kukepal tanganku keras, tarik nafas, buang. Sabar, Peter. Kejujuran pasti selalu menang. "Sebenarnya aku tidak menggodanya. Itu secara tidak sengaja, bahkan dia laki-laki, Sir." Kataku.

"Baiklah, aku juga punya laporan dari spy. Kau memang tidak bersalah." Katanya.

"Hmm... Apa maksudmu, Sir?" Tanyaku bingung.

"Ya, setiap karyawan baru akan di-spy. Kira-kira selama sebulan, untuk mengetahui kualitas karyawan kami. Tidak banyak yang dapat melewati proses ini. 80% gagal dalam hal uang. Tapi, sejauh ini kau sukses. Kerjamu ramah, bagus dan juga jujur. Aku sedikit terkejut tentang dirimu." Katanya sambil memberiku semuatan amplop.

Aku membukanya dan SANGAT TERKEJUT MELIHATNYA. Beberapa foto diriku.

Saat aku melayani pelanggan, bosan waktu jam 2 pagi, pergi ke restoran padang sambil membawa sekantong besar nasi padang, membagikannya pada orang-orang susah dipinggir jalan, saat b*k*ng ku dipukul oleh bajingan itu *SIAL! Lihat ia tersenyum mesum!*, saat aku menonjoknya, saat aku jatuh gara-gara kucing sombong itu, dan terakhir saat aku masuk kerumah.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang