Pagi hari, aku terbangun. Dengan suhu yang sangat dingin, aku tak menyadari tubuhku yang sedang meringkuk dibawah selimut tebal ini. Aku berusaha untuk bergerak sedikit demi sedikit tapi udara yang sangat dingin ini makin menusuk tulang.
Dan aku baru menyadari ternyata awkarang aku sudah pindah. Aku berada dirumah yang baru, bersama Jeremy. Ku tengok ke samping dan hasilnya, dia sudah menghilang. Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul setengah 6. Masih sangat pagi memang.
Aku mengambil hapeku, kulihat notifikasi dari line. Erick tepatnya.
-gausah repot-repot Pet. Lo kan bonyok juga gara-gara gua. Nanti gua transfer balik yaa, berapa nomor rekening lo?-
-udah gausah. Kalo aku ga bayar, malah nanti aku yang kepikirian terus.-
-yaudah terserah lo.-
Baru saja aku mengunci hapeku. Ada panggilan masuk dari facetime yang tidak lain adalah Sid.
"Kenapa?" Kataku malas
"Yaampun baru bangun? Kamu udah ga pernah olahraga lagi ya?" Kata Sid
"Cuma hari ini aja ngga." Kataku bohong "Kenapa kamu telpon?" Kataku
"Hmm.. Sebenernya aku bingung mau kasih tau kamu atau ngga." Katanya
"Kalo gamau kasih tau mending gausah kasih tau daripada bikin orang penasaran." Kataku kesal
"Jadi-"
"GUA SALAH ORANG." Kata orang yang membuka pintu.Saat kulihat dan bukan yang lain adalah Matt.
"Pancake buatan dia gaenak!" Kata Matt sambil menunjuk Jeremy
Aku diam, karena bingung. Aku menatap Matt dengan maksud -maksud lo apa sih?- dan Matt langsung tau.
"Jadi pas kalian berdua tidur gua narik dia -tunjuk Jeremy- dari tempat tidur. Karena gua pikir dia itu lo. Dan langsung gua suruh buatin pancake. Gua juga bingung dia bukannya bilang "aku bukan Peter" tapi dia malah diem aja dan buat pancake itu. Dan ternyata gaenak. Dalemmya masih belom mateng, masih basah sama lembek banget. Yuck." Kata Matt
Kulihat kearah Jeremy dan kulihat ia hanya tertunduk malu dan bersalah.
"Jer sini jer. Ini brother kamu yang lain."
Jeremh bergeser kearahku dan masuk ke dalam kamera."AAHH! Kenapa jadi kembar?!!" Teriak Sid histeris.
"Ceritanya panjang banget Sid. Aku ceritain ke kamu nanti kalo waktu kita banyak. Soalnya ini rumit banget." Kataku
"Yaampun! Nama kamu siapa?" Kata Sid
"Jeremy." Katanya
"Jeremy? Sid" katanya disana"Sid!! dia nih -arah kamera ku ke Matt- nyuruh aku buat bikin pancake tiap hari buat dia!" Kataku sambil mengejek ke arah Matt
"Matt! Aku tuh suruh kamu jagain dia bukan bikinin pancake tiap hari!" Kata Sid
"Hehehe maaf Sid." Kata Matt
"Bilang ke Sid, Pet kalo Matt masih kayak gitu." Kata Sid
"Okay Sid!" Kataku
"Yaudah, si Felix lagi ada camp. Kalo bisa kamu telpon aku sebelum Felix pulang ya." Katanya
"Kapan Felix pulang?" Kataku
"2 hari lagi sih." Kata Sid
"Yaudah, nanti malem kamu on aja ya. Aku telpon kamu nanti malem." Kataku
"Okay. Aku matiin ya." Kata Sid
"Okay." Kataku"Ngomongin apa sih kecil-kecil gitu?" Kata Matthew
"Rahasia keluarga." Kataku
"Berarti aku boleh tau dong??" Kata Jeremy
"Hmm.. Rahasia antara aku sama Sid." Kataku
"Kita berdua kan brother lo, masa gaboleh tau?" Kata Matt
"Aku juga belom tau, nanti malem baru Sid kasih tau." Kataku
"Yaudah nanti kalo udah tau kasih tau kita ya. Kita kan brother." Kata Jeremy
"Tenang ajaaa. Yuk ke dapur aku masak buat kalian." Kataku
"YES!!" Teriak MattKami semua menuju ke meja makan. Kusuruh Matt dan Jeremy duduk di meja makan. Tapi Jeremy langsung pergi untuk memanggil Uncle Jo makan.
Ku buka kulkas. Kulihat bahan-bahan yang ada disana. Nah, aku tau harus buat apa.
Setelah semua berkumpul, akhirnya makananku jadi."Viola!" Teriakku
"Yahh, kok bukan pancake?" Kata Matt yang sedikit tidak bergairah
"Bosen pancake terus. Cobain ini aja. Enak juga kok." Kataku
"Sandwich?" Kata Uncle Jo
"Iya, Uncle. Suka ga?" Kataku
"Suka sih, langsung makan aja yuk."Dan kita pun langsung mensantap makanan itu. Yang paling pertama komentar adalah Uncle Jo.
"Persis buatam Timothy!" Kata Uncle Jo
"Iya, Uncle. Diajarin sama Dad." Kataku
"Dad kamu emang pinter banget masak. Gatau keturunan siapa. Padahal dulu Granma ga sejago itu masaknya. Mungkin emang udah bakat kali ya?" Kata Uncle Jo?
"Dan langsung turun ke Peter." Kata Jeremy
"Dulu itu, Dad kamu waktu pertama kali masak itu buat pancake. Dan rasanya itu, dalamnya masih basah dan lembek. Terpaksa kita semua makan, takut buat Timothy marah. Tapi seiring berjalannya waktu. Masakan dia jadi enak banget." Kenang Uncle Jo.
"Kapan-kapan aku masak deh. Dad ajarin aku banyak banget masakan." Kataku
"Wah, asal jangan pas Uncle lagi diluar ya Peter." Kata Uncle Jo
"Siap Uncle! Tenang aja." KatakuAkhirnya kami makan sambil bercerita-cerita tentang Dad. Selesai makan kami langsung mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah.
Aku dan Jeremy diantar Matthew ke sekolah. Dan akhirnya sampai."Jangan masalah lagi hari ini." Kata Matthew
"Tenang aja." Kataku
"Mau dijemput ga nanti?" Katanya
"Liat aja nanti." Kataku
"Kalo ada apa-apa telpon aja ya." Kata Matt
"Oke! See you soon." Kataku dan langsung pergi
"Thankyou, Matt." Kata Jeremy yang ku dengar suaranya sangat lembut dan dijawab malas oleh Matthew.Akhirnya kami masuk sekolah. Sewaktu baru saja masuk gedung SMA sudah ada genk Erick yang ada disana.
Kusuruh Jeremy untuk pergi menjauh. Dan dia pun pergi."Jadi? Erick keluar dari genk gara-gara dia?" Kata salah satu anggota. What? Erick keluar dari genk? Maksudnya apa?
"Gua udah ga mau cari masalah sama kalian." Kataku
"Oh? Gamau cari masalah? Liat aja pulang sekolah ya." Kata salah satu dari mereka dam langsung pergi.Hhh, God. Masalah lagi. Kayaknya kali ini harus cepet-cepet kabur. Tapi.. Ada baseball hari ini. Just forget it lah.
Singkat cerita. Aku masuk kelas bersama Jeremy ayng disambut dengan teriak histeris oleh teman-teman. Yang pastinya adalah James dan Robert. Kami mengobrol dan lain sebagainya. Sampai akhirnya jam sekolah pun selesai. Aku menuju ke tempat baseball dan Jeremy menuju ke tempat eksulnya, basket.
Disana aku diminta untuk mengajari hal-hal tentang baseball. Buruk memang. Pantas klub ini ga bisa berkembang. Hari ini selesai. Aku pun segera menuju ke tempat basket untuk menjemput Jeremy. Dan dia ada disana. Dan Erick juga.
"PETER! Jadi lo beneran kembar?!" Teriak Erick disana.
"Hhh. Ceritanya panjang banget Rick." Kataku
"Udah mau pulang ya? Ayuk langsung pulang sekarang. Gua anterin. Lagian kata Jeremy lo diancem genk gua ya?" Kata Erick
"Hh ga ngertilah. Ayok pulang. Gamau abisin seluruh tabungan gua cuma buat berobat gara-gara dihajar." Kataku yang langsung disambut dengan tawa Erick.Kami sampai dirumah. Tapi Erick langsung pulang karena ada acara bersama keluarganya. Aku mandi, dan langsung makan. Jam pun sudah malam. Aku ingat ada janjian sama Sid untuk telponan. Kayaknya kabarnya penting banget. Jadi sepertinya aku butuh privacy.
Kulihat Jeremy yang sudah tertidur pulas dikamar. Aku pun mengambil langkah untuk menuju rooftop. Ku telpon Sid yang sudah online disana.
"Halo? Sid? Kenapa?" Kataku. Kali ini kenggunakan line telpon.
"Hmm.. Ceritain dong kok kamu jadi punya kembaran?" KatakuAku ceritakan pada Sid semua yang diceritakan Uncle Jo padaku. Tentunya aku ga ceritain peristiwa Hans si brengsek itu.
"What?! Jadi Dad punya brother?!" Kata Sid kaget.
"Iya! Awalnya aku juga kaget banget. Kebetulan banget ketemu dia. Uncle Jo baik banget sama aku Sid. Sampai sekarang aku disuruh tinggal dirumahnya yang super gede dan mewah ini." Kataku
"Beruntung banget kamu! Nanti kapan-kapan aku main ya kesana!" Kata Sid.
"Main deh kesini! Kamu mau cerita apa? Kok malah jadi aku yang cerita?" Kataku
"Sebenernya aku bingung mau ceritain ini ke kamu atau ngga. Aku takut, kamu malah jadi kepikiran." kata Sid.
"Just tell me! Kamu malah buat aku kepikiran kalo kayak gini!" Kataku sebal.
"Okay, okay! Ini masalah... Hmmm... William." Kata SidWHAT?!!!! Dont tell me.
***
***
End chapter "trouble"
Masih betah ya reader baca cerita ini? Maaf kalo jadi ga nyambung ceritanya.
Keep votes and comment ya all.
Thankyou so much.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen FictionAwalnya hidupnya sangat tenang, seperti es didalam musim salju. Tidak ada yang menggangu. Sampai seorang asing datang didekatku dan berhenti sejenak. Tapi ia mulai merakit sebuah tenda, mencari kayu bakar, dan membuat tungku. Aku mulai terganggu k...