49; ending!

1K 63 9
                                    

Enam bulan berlalu tapi heyra tak kunjung mengatakan 'Iya' pada hubungan jaemin dan Hana

"Sudah biasa jaemin menganggap heyra sebagai ibunya" Hana dan doyoung berdiri dibalik jendela besar menuju taman belakang disana jaemin memeluk kaki heyra sambil menyandarkan kepalanya di lutut heyra

Heyra mengelus puncak kepala jaemin "kamu memang lebih tua dari pada aku tapi kamu tetap adik ipar ku bagaimana pun mau diapakan pun akan tetap seperti itu, tetaplah jadi jaemin yang sekarang. Kabari aku jika kalian memiliki apa apa atau punya masalah apa apa" jaemin mengangguk

"Maaf karena tidak memberi tahumu kami sudah bertunangan" heyra hanya tersenyum "tapi kamu sudah menerima Hana bukan?" Tanya jaemin pelan ia menatap mata heyra

Heyra berfikir sebentar lalu menggeleng "aku butuh waktu maaf kan aku" heyra berdiri dengan pelan melepaskan pelukan jaemin pada kakinya "melepas kamu bersamanya itu sulit jae..entah lah aku ragu dengannya" heyra pergi meninggalkan jaemin sendiri diruang aula terbuka taman belakang

Senyuman heyra mengembang terpaksa kala melihat Hana dan doyoung berdiri didekat pintu masuk dari taman belakang "papa..sakit kaki mama" doyoung ambil tangan heyra yang ia untaikan meminta doyoung menuntunnya

"Nyonya kim" heyra menoleh mendapati Hana memanggilnya "boleh aku memasak untuk makan siang?" Tanyanya

Heyra dan doyoung saling tatap "silahkan" ucap doyoung tersenyum ramah setelahnya kembali menuntun heyra menuju kamar mereka

...

Makan siang tiba heyra dan anak anak sudah duduk dimeja makan juga jaemin, Hana dan doyoung.

Hana mengambilkan semua nasi ke mangkuk masing masing penghuni rumah ini, hanya heyra yang tidak mengatakan terima kasih pada Hana wanita itu hanya tersenyum paksa lalu cepat cepat membuang wajahnya sebenarnya agak kejam heyra juga tau itu tapi rasanya sangat sulit mempercayai gadis seperti Hana bukan masalah finansial nya tapi yang jadi masalah bagi heyra adalah yakinkah Hana kalau jaemin satu satunya laki laki yang ada di hatinya terlebih Hana sudah banyak menemani laki laki lain diluar sana dengan pekerjaannya yang seperti itu.

Doyoung dan jaemin juga mengerti kekhawatiran heyra wanita itu tidak ingin jaemin disakiti apalagi sampai diselingkuhi kedepannya, "mama kenyang" doyoung tatap isi piring dan mangkuk masih penuh tak tersentuh namun sudah bilang kenyang.

Donghee tahan tangan sang ibu sambil mengelusnya lembut jisung juga sama keduanya menahan kedua tangan sang ibu agar kembali duduk dan makan "yura belum minum ASI" heyra melangkah pergi

"Maafin mama ya tante Hana" ucap donghee agak sedikit canggung, Hana tersenyum mengelus lembut tangan jaemin yang sedari tadi menggenggam tangannya sekedar menguatkan siapa tau Hana jadi tersinggung

Doyoung kembali kekamar sambil membawakan senampan makanan untuk istrinya, disana didalam kamar doyoung lihat ibu dari anak anaknya itu tengah duduk menidurkan anak keenam mereka.

"Sayang" panggil doyoung

"Iya?" Jawab heyra setelah mencium pipi anaknya itu "kenapa suami ku?" Tanya heyra lembut

Doyoung tersenyum "masih susah menerima Hana?" Tanya doyoung pelan ia juga takut menyinggung perasaan istrinya itu "marah?" Lanjutnya tak kalah pelan

Heyra beranjak dari sisi kasur yura dan mendekat kearah doyoung lelakinya itu duduk disofa kamar "boleh aku duduk dipaha?" Doyoung mengangguk menuntun heyra agar duduk dengan nyaman dipahanya "kamu tau kekhawatiran aku..kenapa masih bertanya aku mau Jaemin bahagia pernikahan hanya sekali seumur hidup dan bukan main main" dengan itu heyra sandarkan kepalanya pada dada doyoung

Tuan Kim| kim doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang