Puas menjelajahi New York selama dua hari setelah menyelesaikan konser, anggota Twice kembali ke dorm mereka. Berbeda dari 2 tahun sebelumnya, dorm Twice sekarang tidak lagi menjadi satu. Meskipun masih dalam satu gedung apartemen di Riverside Hannam Hill, daerah elit Hannam-dong yang juga tempat tinggal beberapa artis kelas atas seperti Kang Daniel dan BTS.
Pembagian apartemen Twice sesuai dengan undian, dan kebetulan yang mengagetkan mereka bahwa school meal club alias maknae line tinggal di satu apartemen yang sama di lantai 3. Sementara Nayeon, Sana, Momo dilantai 4 dan Jeongyeon, Jihyo, Mina dilantai 5.
"Kita duluan eon, goodnight" ucap Dahyun yang juga diikuti Chaeyoung dan Tzuyu kepada anggota Twice lainnya yang masih harus naik ke lantai 4 dan 5. Dahyun keluar lift terlebih dahulu dan berjalan langsung menuju pintu apartemen menekan beberapa kombinasi tombol kunci apartemen mereka.
"Ini apaan?" Chaeyoung menunjuk kardus kubus berukuran sedang berwarna cokelat dan sebuah bucket bunga diatasnya.
"Paket? Aku nggak pesen atau belanja online" jawab Tzuyu menggelengkan kepalanya pelan sambil menguap menahan kantuknya.
"Gue juga" jawab Dahyun berhasil membuka pintu apartemen dan masuk begitu saja. Tubuhnya ingin segera dibaringkan, apalagi matanya dari tadi sudah sangat berat.
Chaeyoung merasa aneh, dia juga tidak berbelanja online. Tapi milik siapa lagi kalau bukan untuk salah satu dari mereka. Karena di setiap lantai di gedung ini, hanya ada satu ruang apartemen luas. Dan otomatis kalau diletakkan di lantai 3 maka itu ditujukan pada apartemen mereka. Tidak berpikir lama ia mengangkut kardus dan bucket itu.
"Untuk Miss. Kim Dahyun .."
"Hmh?" Masih dengan kedua matanya yang tertutup, Dahyun kaget namanya disebut. Tapi tubuhnya tidak bergerak dari posisi berbaring di atas sofa ruang tengah.
"Untukmu eonni. Nih!" Chaeyoung membanting kardus dan bucket tepat di karpet samping sofa tempat Dahyun berbaring.
"Ya!"
Beberapa menit kemudian Dahyun bangun, ia tidak bisa tidur di sofa, ia harus pindah ke kamarnya. Dengan malas ia mengangkat koper, kardus, dan bucket yang tadi dilempar oleh Chaeyoung.
"Lagian bukannya manager noona yang harusnya menerima ini ya? Kenapa bisa dikirim kesini? Aish" rutuknya sambil berjalan menuju kamar.
***
Dahyun ketiduran. Matahari sudah meninggi dan tirai jendelanya yang sedikit tersibak membuat cahayanya masuk menyorot wajah Dahyun. Terpaksa ia membuka mata dan baru sadar kalau ia belum berganti baju dari semalam kedatangannya dari New York. Untung saja kemarin ia lebih memilih memakai kacamata dibandingkan lensa kontak. Dahyun juga tertidur masih dengan make up di wajahnya.
"Mampus lah, pasti abis ini jerawatan"
Selesai mandi Dahyun mengamati wajahnya di cermin karena kelalaiannya kemarin tidak membersihkan make upnya. Kemudian tiba-tiba pandangannya tertuju pada pantulan kardus dan bucket bunga yang berserakan di lantai. Ia segera berbalik dan memungut kedua benda aneh untuknya.
Benda aneh, karena ia tidak merasa membeli online apapun. Apalagi terdapat bucket bunga, yang sama sekali tidak mencerminkan dirinya. Dan semua barang yang dikirim baik dari penggemar maupun dari orang lain kecuali keluarga seharusnya lewat alamat perusahaan atau paling tidak lewat manager noona.
Rangkaian beberapa mawar kuning dan peach yang menyatu indah meskipun sedikit layu, dibalut kertas bucket warna cokelat glossy. Tidak ada pita, hanya ikatan simpul sederhana dari akar-akar tumbuhan yang dirangkai agar tetap indah. Terselip sebuah kartu di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal or No
FanfictionBagaimana jika kamu seorang idol terkenal tapi orang tuamu justru tiba-tiba berniat menghancurkan karirmu yang mulai cemerlang? Bercerita tentang seorang Kim Dahyun yang mati-matian menolak perjodohannya dengan seorang idol papan atas, Park Jimin.