In Between

331 62 3
                                    

P.s : sebelumnya cek media deh. seperti kata anak toktok apapun ceritanya, lagunya to the bone :)) udah kayak teh botol sosro. btw apa kabar semuanya? semoga sehat-sehat yaaa


Tzuyu mengetuk pintu kamar Dahyun beberapa kali, namun tidak juga mendapat respon. Kemudian Chaeyoung yang tidak sengaja melihatnya kesusahan menyusul dan mereka terpaksa membuka pintu Dahyun tanpa ijin. Dilihatnya eonni mereka, tertidur masih menggunakan bathrobe dengan sekitar kasurnya yang berserakan kertas warna warni beserta benda-benda yang mereka rasa 'aneh'.

"Eonni"

Chaeyoung mengguncang tubuh Dahyun.

Berhasil. Dahyun membuka matanya, lalu duduk kaget melihat Chaeyoung dan Tzuyu berdiri disamping kasurnya.

"Eonni belum makan dari tadi pagi, aku sudah masak sup ayam. Ayo makanlah" ucap Tzuyu. Akhir-akhir ini ia belajar memasak dan selalu mendapat pujian eonni-eonninya.

"Oke" Dahyun mengangguk lemah.

"Ini semua isi kotak kemarin, eon?" tanya Chaeyoung sambil memungut salah satu amplop berwarna kuning pastel.

Dahyun mengangguk kemudian berjalan mengganti bathrobenya dengan oversize tshirt berwarna putih dan celana pendek.

"Wah... sebanyak ini?" celoteh Chaeyoung lagi dengan khas ekspresi muka terkejutnya.

"Dari sasaeng eon?" tanya Tzuyu.

"Bukan, dari seseorang yang ku kenal. Ya udah yuk, kita makan" Dahyun tidak ingin mereka membahas lebih banyak dan lebih tepatnya tidak siap berbagi pikirannya yang cukup rumit setelah membaca hampir semua surat dari Jimin.

***

Jimin. Selama hampir 3 tahun sejak kejadian malam di Jeju, ia menulis perasaannya di setiap barang yg mengingatkannya pada Dahyun. Pria itu juga selalu menyematkan kata maaf di setiap tulisannya. Membuat Dahyun sedikit merasa bersalah karena menghindarinya selama itu.

"Apa gue udah keterlaluan ya Bi?"

"Iya"

Siapa lagi yang Dahyun telepon malam-malam saat pikirannya rumit seperti ini selain SinB. Meskipun sudah banyak cerita yang keluar dari mulut manis sahabatnya itu, tapi Dahyun tidak kapok juga.

"Kok lo nggak bela gue sih"

"Dari dulu emang pernah gue bela lo? Lo nya aja yang terlalu over reacted" suara SinB menggelegar dari speaker ponsel Dahyun. Perempuan itu entah bagaimana bisa masih sangat semangat padahal jarum jam sudah menunjukkan tengah malam.

"Udah 'terlalu' ditambah 'over' pula ya Bi? Ngeselin lo"

SinB terkekeh begitupun Dahyun.

"Girl, it's normal to kiss people. I said you"

"Normal saat lo tau 'people' di kalimat lo tadi itu bukan sahabat lo sendiri. Dan gue nggak sembarangan nyium orang juga Bi"

"I know.. tapi kan belum tentu juga Jimin sama seperti lo. Belum tentu dia mikir kalau lo masih sahabatnya"

"Justru itu masalahnya. Kenapa hanya gue yang mikir dia masih orang yang sama, sahabat kecil gue dulu. Sementara dia nggak, bagi dia gue nggak lebih sama aja seperti cewek-cewek lain korbannya"

"Itu menurut lo, lo nggak pernah tanya ke dia langsung kan? Apa arti lo bagi dia?"

Dahyun diam sejenak, berbaring menatap langit-langit kamarnya.

"Ya buat apa juga Bi?" balas Dahyun lirih, namun masih bisa terdengar

"Karena itu yang lo pengen tau"

Deal or NoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang