Rahasia Apa

617 103 15
                                    

*hai hai hai guuiss :D gimana? udah berapa purnama nih nunggu update-an? lebih lama dari Cinta yang nungguin Rangga balik nggak? wkwkwk (padahal ga ada yg nunggu)*

P.s : aku lagi jatuh cinta sama Raga dan Metta, jadi lagu di media atas itu deh... hehehehew. maaf yaw nggak nyambung.


"Kenapa?" tanya Dahyun memecahkan keheningan.

Mobil Jimin telah berhenti persis di depan rumah orang tua Dahyun. Selama perjalanan tak ada satupun dari mereka yang berbicara. Meskipun perjalanan mereka cukup panjang, hingga malam hampir habis dan menjelang fajar.

Jimin melihat jam di pergelangan tangannya. Jam tiga lebih. Ia kemudian menghembuskan nafasnya pelan.

"Masuklah. Sudah hampir pagi. Ibumu pasti sangat khawatir"

Masih tak bergeming. Mata Dahyun justru terpaku pada dashboard di depannya. Jari-jari tangan diatas pangkuannya saling mengait dan bermain. Pikirannya sedang penuh dan kacau.

"Kenapa?" tanyanya sekali lagi, begitu lirih.

"Kenapa kau melakukan semua ini padaku?"

Jimin pun hanya diam. Tidak menjawab atau pun melihat ke arah Dahyun. Mereka menatap ke arah depan dan tenggelam bersama pikirannya masing-masing.

"Kau membuatku berpikir aku bukan tipe perempuan yang akan bersamamu, tapi kau tidak mau bekerjasama membatalkan perjodohan ini. Kau mengacuhkanku, bersikap seenaknya, tapi kau sendiri yang menenangkanku" 

Tak ada emosi dalam kalimat Dahyun. Ia hanya mengeluarkan apa yg di dalam pikirannya karena bagaimanapun ia coba selesaikan, teka teki itu tetap berantakan.

'Klek' pintu sebelah Dahyun terbuka. Ia keluar mobil begitu saja dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Entah kenapa Dahyun sendiri terlalu lelah untuk menuntut semua penjelasan pada Jimin. Ia juga tak berniat mendengar jawaban Jimin sekarang. Badannya sudah sangat mendamba kasur.


***

"Nak sudah selesai?" Nyonya Kim berdiri di depan pintu kamar Dahyun. Khawatir kali ini Dahyun berniat kabur dan turun lewat atap seperti dulu.

Pintu terbuka. Dahyun sudah siap dengan dress putih sederhana potongan dada v yang sedikit rendah dan lengan tiga perempat. Meskipun full make up tapi wajahnya tetap terlihat lelah. Bagaimana tidak, meskipun tubuhnya kemarin memang sangat merindukan kasur, tapi pikiran dan matanya tidak mau menutup. Alhasil Dahyun terjaga hingga pagi.

Bahkan saat Ibu nya memberitahukan bahwa hari ini akan kehadiran keluarga Park karena pertunangan, Dahyun hanya diam tak menolak ataupun mengiyakan. Ia hanya bergegas mandi dan berdandan sesuai apa yang Ibunya minta. Dahyun memutuskan akan mengikuti alur drama yang sedang ia jalani dahulu.

"Eomma"

Nyonya Kim yang sedang menata rambut Dahyun, menoleh ke arah pantulan kaca di depan mereka.

"Hm?"

"Kenapa Eomma sangat gencar menjodohkanku?"

"..."

"Padahal Eomma sangat kenal bagaimana aku. Dan kenapa harus dengan keluarga Park?"

Nyonya Kim berhasil menjepit pin berbentuk jejeran mutiara, kemudian mengelus rambut Dahyun pelan, dirapikannya.

"Apa ada hal yang Dahyun tidak ketahui?"

"Kim Dahyun,"

Ibu nya membalik tubuh Dahyun sehingga mereka saling berhadapan.

Deal or NoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang