Cincin

436 76 11
                                    

"Oppa, SinB di dalam?"

Dahyun menegur manajer Gfriend yang kebetulan bermain ponsel di ruang tunggu salon. Ia sengaja datang pagi-pagi menyusul SinB bersama Gfriend yang sedang melakukan make up untuk acara fansign mereka bersama salah satu brand produk kecantikan.

Dahyun tidak lupa menyapa beberapa staff dan kru Gfriend. Suasana salon cukup ramai, karena bukan hanya Gfriend saja melainkan ada beberapa idol yg sebelumnya sudah selesai make up. Kedua matanya mengitari semua sudut ruangan VIP yg cukup luas mencari batang hidung sahabatnya.

"Ada yg mau gue ceritain"

Dahyun menyeret tangan SinB begitu saja saat melihat wajah lengkap riasan pada perempuan itu yang sedang menyeruput teh bobanya sambil memainkan ponsel. Untung saja pagi buta tadi SinB urutan pertama untuk dirias, sehingga ia bisa bersantai.

Dahyun dan SinB duduk dibelakang halaman salon yang memang disediakan bangku untuk pegawai atau bahkan pengunjung seperti mereka juga bisa duduk disana.

"Kesurupan apa lo pagi-pagi kesini? Nggak nelpon gue lagi"

"Gue udah inget" aku Dahyun.

SinB yang masih kaget karena Dahyun yang tiba-tiba datang dan menariknya masih tidak paham arah pembicaraan mereka. Apalagi terakhir kali ia masih syok karena kejadian Dahyun mendadak pingsan di tepi danau hutan pinus.

"Bener, gue yg ngajak Jimin tunangan"

"HAH?" teriak SinB kelepasan. Untung saja ia tak lagi menyeruput minumannya, bisa-bisa beberapa bulir boba masuk begitu saja ke tenggorokannya.

Kemudian Dahyun menceritakan semuanya yang ia ingat, begitupun alasan ia pingsan di tempat hutan pinus itu.

***

"Lo beneran nggak tau?"

SinB menggeleng, sambil menghabiskan minuman bobanya yang tak lagi dingin dan manis karena sepanjang Dahyun bercerita minuman itu tak dihiraukannya.

"Trus? Kemarin-kemarin kenapa lo bisa percaya gitu aja sama Jimin sampe sengaja bikin gue pulang sama Jimin?"

"Nggak tau, gue feeling aja doi jujur..." SinB menaikkan kedua bahunya.

"Gue tuh tau cowok kalau lagi bohong atau beneran" lanjutnya.

Pantas saja, sudah berapa banyak pria yang SinB kencani atau sekedar ajak keluar. Dahyun sudah tidak heran dengan sifat sahabat satunya ini. Dari luar tidak terlihat berbeda dengan perempuan normal diluar sana, namun dengan wajah polosnya itu justru cap playgirl cocok disematkan padanya.

"Emang waktu itu Jimin bilang apaan ke lo?" tanya Dahyun.

"Kalau lo sahabat dia dan lo lupa karena satu kejadian"

"Aneh. Lo tuh bukannya bisa lihat cowok jujur apa nggak, lo mah emang pinter dikibulin"

"Lah! Tapi bener kan...? Lo sama dia kan sahabatan dulu"

Dahyun berdiri dari bangku, ia membenarkan tas sling bagnya.

"Mau kemana lo?" SinB ikut berdiri dari duduknya.

"Pulang, nyari cincin tunangan"

Mereka berdua melangkah meninggalkan halaman belakang salon. Berjalan ke depan ke arah ruangan SinB dan Gfriend tadi berada.

"Hah? Buat apa? Lo beneran mau sama Jimin?"

"Nggak! Mau gue kembaliin. Udah ah, thanks ya mau dengerin cerita gue. Lo balik kerja sana, jangan nyari cowok mulu"

"Kabari gue ya"

"Siap bu RT" 

***

Selama dua hari kedepan jadwal Twice kosong, tidak ada latihan ataupun kelas yang harus mereka hadiri. Sehingga Dahyun leluasa untuk pergi kemanapun. Tapi bukannya pergi berlibur, ia harus fokus untuk mencari cincin tunangan masa kecilnya agar perjodohan segera dibatalkan dan ia bisa bernafas lega.

Deal or NoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang