Seorang Buaya Kelas Atas

626 94 3
                                    

Kim Dahyun telah berdiri di depan pintu rumahnya. Sekali  lagi ia menguatkan tekad kepulangannya untuk segera memastikan informasi yang didapatnya dari SinB. Dahyun dan anggota Twice lainnya juga masih meragukan, apakah memang benar seorang Park Jimin seseorang calon jodoh Dahyun.

"Memangnya kenapa dengan Park Jimin? Bukankah bagus, dia dan BTS grupnya bahkan sudah terkenal di pasar Amerika dan Eropa" ucap Tzuyu kala itu setelah SinB menyatakan kalau Park Jimin lah calon jodoh Dahyun.

Tzuyu meskipun anggota Twice yang memiliki postur badan paling tinggi tapi tidak pernah menutupi sifat real maknae nya. Kepolosan dan kenaifannya terkadang membuat anggota Twice lain gemas sekaligus khawatir. Bahkan untuk fakta seorang Park Jimin yang terkenal sebagai pria buaya level kakap diantara idol saja Tzuyu tidak tau. Padahal tidak ada idol yang tidak tau fakta diatas, kecuali idol tersebut sama sekali belum pernah bertemu dengan BTS.

Setelah berpikir dan berunding dengan anggota Twice lainnya dan juga sahabatnya SinB, Dahyun memutuskan untuk pulang minggu ini. Mengingat schedule Twice sedang kosong untuk satu seminggu ke depan.

"Anak Eomma!" teriak Ibu nya saat Dahyun membuka pintu.

"Dahyun pulang~" teriak Dahyun.

Nyonya Kim yang sedang membersihkan ruang tamu segera meletakkan vacuum cleanernya. Berlari memeluk anak sulung nya yang beberapa bulan tidak ia temui.

Kim Nara berlari menuruni tangga keluar dari kamar nya setelah mendengar suara gaduh dibawah. Kakaknya pulang, itu artinya barang titipannya sampai.

"Eonni!"

"Eonni tidak lupa dengan titipan ku kan?" tanyanya merangkul Dahyun erat.

"Aku sudah seperti tukang pengirim paket bagimu. Hmmm"

Adik Dahyun sedang menggemari salah satu boyband di agensi nya. Satu bulan yang lalu Nara gencar memborbardir Dahyun agar memintakan tanda tangan setiap anggota pada album boyband tersebut.

"Ya, Kim Nara! Jangan bilang kau meminta kakak mu mencarikan hal-hal berbau cowok-cowok aneh yang kau damba itu!" marah Nyonya Kim.

"Eomma tidak pernah mengetahui definisi cowok ganteng" geleng Nara.

"Kau sudah pulang sayang?" 

Ayah Dahyun tiba-tiba muncul dari halaman belakang mendengar kegaduhan di ruang tamu. Dahyun mendekatinya dan memeluk Tuan Kim.

"Iya Appa, jadwalku sedang kosong untuk beberapa hari ini" bisik Dahyun dalam pelukan singkat Ayahnya.

"Oke, biarkan putri ku membersihkan tubuhnya. Aku akan mempersiapkan makan siang, sudah lama kita tidak makan bersama-sama" 

Nyonya Kim menuntun Dahyun untuk segera naik ke kamarnya sendiri.

***

Nyonya Kim telah menghidangkan semua lauk di meja makan. Ia memanggil setiap anggota keluarga kecilnya agar segera makan siang bersama-sama. Sudah lama sekali di hari Minggu nya tidak berkumpul lengkap seperti ini. Kalau bukan Tuan Kim yang harus visit pasiennya atau Kim Nara yang pergi keluar bersama temannya, Nyonya Kim selalu ditinggal sendirian di hari Minggu.

"Bagaimana sekolah baru mu?" tanya Dahyun pada Kim Nara yang tahun ini tahun pertama di SMA.

"Bagus, tapi mungkin tidak sebaik sekolah mu dulu Eonni"

Tidak sama dengan Dahyun yang lulus dari Hanlim Arts High School, Nara masuk sekolah yang biasa. Adiknya itu berbeda dengan Dahyun, Nara masih belum mengetahui apa yang menjadi keinginannya. Sehingga ia menurut saja apa yang kedua orang tuanya sarankan.

Deal or NoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang