*holaa... panjang dan lebar tanpa tau harus kemana *
"Dahyun-ah"
"Dahyun-ah"
Momo mengguncang tubuh Dahyun berkali-kali. Beberapa menit yang lalu ia terbangun karena mendengar suara-suara aneh. Dan benar saja, Momo mendapati mata Dahyun yang masih terlelap tapi wajahnya penuh keringat dan sesekali mulutnya meracau tidak jelas.
Dahyun mengerjap setelah beberapa kali guncangan dari Momo.
"Mimpi buruk lagi?" Tanya Momo segera menepuk halus punggung Dahyun.
Dahyun memijat kepalanya dan sesekali mengelap keringat di wajahnya. Ia hanya mengangguk lemah menjawab Momo, teman sekamarnya.
"Mau minum? Biar ku ambilkan"
Tangan Dahyun menahan Momo, ia menggeleng lemah.
"Tidak perlu Eonni, aku bisa sendiri. Eonni lanjut tidur lagi aja. Maaf tadi menganggu tidurmu"
Momo mengangguk dan kembali ke tempat tidurnya, meskipun ia masih sedikit khawatir.
Dahyun berdiri keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Pikirannya masih terbayang jelas mimpinya tadi. Sudah lama semenjak Dahyun bermimpi buruk, mungkin dari kecil. Tapi tak pernah satu pun yg jelas. Hanya seperti bagian potongan-potongan adegan yg entah muncul dari imajinasi otaknya saat terlelap atau dari film-film yg ia pernah tonton. Yang pasti Dahyun tidak merasa familiar dengan mimpi-mimpi buruk itu sebelumnya.
Tapi berbeda dengan mimpi yg ia alami tadi. Dahyun seolah-olah ada dan menjadi bagian di mimpi buruknya itu. Bahkan setiap alur masih Dahyun ingat. Potongan-potongan mimpi buruk sejak kecilnya juga ada didalamnya. Mimpi yg terasa panjang.
"Eomma..." ponselnya telah terhubung dengan nomor ibunya.
"Kenapa? Apa kau belum juga tidur?"
Dahyun melirik jam digital yg terletak di atas lemari es, 01.12 a.m. Jelas saja suara Ibunya parau dan sesekali menguap.
"Maaf mengganggu tidurmu" rengek Dahyun.
"Ada apa? Kau baik-baik saja kan?" tanya Nyonya Kim lagi.
Seketika Dahyun menangis. Sebisa mungkin ia menahan suara tangisnya supaya tidak membangunkan anggota Twice lainnya.
"Kau menangis? Ada apa? Apa Eomma perlu menyusulmu?"
Walau lirih Nyonya Kim tetap mendengar isakan Dahyun dari ponselnya.
"Tidak perlu.."
"Eomma aku takut, mimpi buruk itu datang lagi"
Nyonya Kim menghela nafas berat. Ia tau benar putrinya sangat membenci mimpi buruk yg sedari kecil ia alami. Nyonya Kim juga tau benar alasan ketakutan terbesar Dahyun yg belum juga diingatnya.
***
"Dahyun-ah, kau tidur di sofa lagi kemarin malam?" Tanya Jihyo setelah melihat selimut Dahyun yg terlipat rapi di sofa ruang tengah dorm mereka.
Dahyun yg sedang melahap serealnya bersama Chaeyoung hanya tertawa kecil. Jeongyeon dan Nayeon yg mendengar itu mengikuti Jihyo menyusul Dahyun di meja makan.
"Apa kau mimpi buruk lagi?" Tanya Jeongyeon yg sudah duduk di depannya.
Dahyun mengangguk sambil memajukan mulutnya sedih.
"Group hug" ucap Nayeon yg kemudian Jihyo, Jeongyeon, Chaeyoung mengikutinya memeluk Dahyun.
"You'll be safe. Semangat Kim Dahyun" ucap Jihyo diikuti yg lainnya juga menyemangati Dahyun. Dan hal itu justru membuat Dahyun menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal or No
FanfictionBagaimana jika kamu seorang idol terkenal tapi orang tuamu justru tiba-tiba berniat menghancurkan karirmu yang mulai cemerlang? Bercerita tentang seorang Kim Dahyun yang mati-matian menolak perjodohannya dengan seorang idol papan atas, Park Jimin.