Setelah pertemuannya dengan Hoseok, Seokjin merasa sedikit lega karena Hoseok yang sudah bersedia membantunya untuk menyembunyikan usia kandungannya yang sebenarnya. Sekarang tinggal bagaimana Seokjin akan bertindak untuk membuat dirinya yang seolah-olah baru mengalami gejala kehamilan.
Seokjin berpikir mungkin akan lebih baik jika dia menunjukkan gejala kehamilan itu di hadapan Jungkook ketika usia pernikahan mereka sudah memasuki bulan pertama. Hanya ini satu-satunya cara untuk tak menyakiti keluarga Jungkook, terutama sang eomma.
"Maafkan aku eomma, appa dan Jungkook.." lirihnya dengan mengusap perutnya yang masih rata.
.
.
Hari demi hari Seokjin masih berusaha keras menutupi mual yang setiap pagi dirasakannya. Ia tidak ingin Jungkook tahu lebih dulu dengan mual yang di alaminya. Setiap hari Seokjin selalu membawa permen mint untuk meredakan rasa mualnya jika sedang berada ditengah keluarganya ketika sarapan.
Hari ini, tepat satu bulan pernikahan Jungkook dan Seokjin. Seokjin yang tak bisa lagi menyembunyikan rasa mual yang semakin hari semakin tak bisa ditahannya. Setelah melakukan kegiatan rutinnya bersama Jungkook, Seokjin tiba-tiba berlari ke dalam kamar mandi dengan keadaan masih tak mengenakan sehelai pakaian. Jungkook khawatir pada Seokjin karena ia bisa mendengar suara Seokjin yang sedang memuntahkan isi perutnya.
"Jin..kamu tak apa?" Jungkook menghampiri Seokjin dengan membawakan bathrobe untuk menutupi tubuh telanjang Seokjin.
"Aku tak apa..hanya sedikit merasakan pusing dan perutku sedikit mual."
"Wajahmu pucat sekali, benar kamu tak apa-apa?"
"Aku baik Jungkook, mungkin aku sedang kelelahan karena kegiatan kita semalam juga pagi ini kita melakukannya lagi." bohong Seokjin.
Jungkook memeluk suaminya itu. "Maafkan aku kalau sudah membuatmu kelelahan. Hari ini aku akan menemanimu seharian, aku akan meminta ijin pada appa."
"Jangan..hari ini tepat 1 bulan kamu bekerja memimpin perusahaan appa, dan selama ini appa selalu memuji kinerjamu juga appa akan menyerahkan perusahaan itu padamu bukan?"
"Tapi sayang.."
"Aku tak apa Jungkook..aku hanya butuh istirahat." Seokjin mendongak untuk melihat wajah Jungkook yang terlihat begitu khawatir dengannya.
"Maafkan aku sudah berbohong dan membuatmu khawatir." batin Seokjin.
"Ya sudah kalau begitu, jika kamu merasa tak sehat segera hubungi aku. Aku tak ingin terjadi sesuatu padamu dan aku tak mengetahuinya."
"Tentu..aku akan menghubungimu." ucap Seokjin dengan mengecup dada Jungkook yang terbuka.
Jungkook kembali memeluk erat Seokjin dan membelai rambut halus suaminya itu.
"Aku sangat mencintaimu..aku harap kamu juga sudah mencintaiku Jin."
Seokjin tak membalas pernyataan Jungkook, ia hanya semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jungkook.
Jungkook hanya tersenyum getir saat Seokjin tak membalas pernyataannya.
..
Saat sarapan bersama, Seokjin kembali merasakan mual hebat dan ia dengan cepat menuju wastafel terdekat lalu ia mengeluarkan semua makanan yang baru saja dimakannya.
"Ada apa dengan Jin?" tanya eomma Ye Jin."Sejak tadi pagi dia mengalaminya eomma, aku khawatir padanya." Jungkook menghampiri Seokjin setelah berbicara pada sang eomma.
"Jangan-jangan Jin hamil?" tutur eomma Ye Jin yang tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya jika apa yang dipikirkannya menjadi kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain In Our Relationship || KOOKJIN (Complete) ✔️
FanfictionDi depan orang tuaku dan semua orang, kami harus bersikap seolah pernikahan kami adalah pernikahan yang sangat bahagia dan menjadi idaman semua orang. Namun tak satupun dari mereka yang tahu betapa sakitnya hubungan kami dan dia yang sama sekali ta...