Ken begitu khawatir seharian ini karena sejak terakhir dia memberikan pesan pada Seokjin, ia tak bisa menghubungi Seokjin sama sekali. Ken ingin memberikan kabar bahagia untuk Seokjin, namun Seokjin masih belum berhasil ia hubungi.
"Kemana kamu Jin? Kenapa ponselmu tak bisa dihubungi?" wajah Ken begitu khawatir dan perasaannya menjadi tak karuan.
Ken kembali mencoba menghubungi Seokjin untuk kesekian kalinya, tapi hasilnya masih tetap sama.
"Apa aku harus ke rumahnya agar tau keadaannya? Tapi..jika aku kesana pasti akan membuat dia terkejut.
Aarrgghh..apa yang harus kulakukan?" frustasi Ken mengkhawatirkan Seokjin.
Saat Ken sedang tertunduk dengan memegang kepalanya, pintu apartmentnya terbuka dan ia melihat sosok Seokjin tengah berdiri dengan lesu di depan pintunya.
Ken menoleh kearah pintu masuk apartmentnya dan ia langsung berlari menghampiri Seokjin, memeluknya dengan erat karena lega akhirnya dia bisa bertemu dengan Seokjin.
"Kamu kemana saja? Kenapa ponselmu susah dihubungi? Dan kenapa wajahmu terlihat begitu lesu? Kamu habis menangis?" tanya Ken dengan lembut dan khawatir melihat keadaan Seokjin.
Seokjin kembali menangis saat Ken menanyakan hal itu padanya, ia merasa begitu jahat telah mempermainkan perasaan Ken yang begitu khawatir padanya.
"Maafkan aku.." lirihnya dengan isakan tangisnya.
"Ssstt..tak perlu meminta maaf, ayo kita duduk dulu dan setelah kamu tenang kamu bisa menceritakan semuanya padaku." Ken menuntun Seokjin untuk duduk di sofa dan membuatkannya teh hangat untuk membuat Seokjin lebih tenang.
"Minumlah dulu." Ken memberikan segelas teh hangat.
"Terima kasih."
Ken merangkulnya dengan hangat dan sesekali mencium kepala Seokjin saat Seokjin tengah bersandar di dadanya.
"Bagaimana audisimu?" tanya Seokjin lirih.
"Nanti saja aku beri tahu, sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi denganmu?"
"Nenek..nenek sudah tiada dan hari ini aku serta keluarga yang lain tengah sibuk memakamkan nenek." Seokjin menceritakan dengan suara bergetar menahan tangisnya.
"Astaga..maafkan aku sayang, aku tak tahu jika kamu sedang berduka."
"Tak apa..kepergian nenek juga begitu mendadak."
"Yang tabah ya sayang, aku tahu kamu sangat menyayanginya dan selama ini kaulah yang sudah merawat nenek."
"Hhuum..aku mencoba untuk mengikhlaskannya. Sekarang, ceritakan bagaimana hasil audisimu?"
"Aku lolos audisi sayang dan mereka memintaku untuk melakukan training di luar negeri, di Amerika tepatnya. Mereka ingin lebih mengasah kemampuan vokal ku, setelah aku siap mereka akan menerbitkan aku sebagai penyanyi solo." Ken menceritakannya dengan begitu bahagia.
Hati Seokjin mencelos mendengar bahwa Ken berhasil dengan audisinya dan harus pergi ke Amerika, itu artinya dia juga harus menepati janjinya pada Tuhan untuk meninggalkan Ken selamanya dan melupakan hubungannya.
"Se..selamat untukmu sayang. Aku yakin kamu akan menjadi penyanyi yang sangat terkenal." Seokjin melingkarkan tangannya pada perut Ken dan memeluknya dengan erat.
"Apa kau tak senang dengan ini?"
"Aku senang sayang..sangat senang. Kapan kamu berangkat ke Amerika?"
"Lusa mereka akan memberangkatkan ku kesana. Aku harap kamu mau menungguku sampai aku kembali untuk menjemputmu." Ken menangkup wajah Seokjin dengan lembut dan memberinya kecupan di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain In Our Relationship || KOOKJIN (Complete) ✔️
FanfictionDi depan orang tuaku dan semua orang, kami harus bersikap seolah pernikahan kami adalah pernikahan yang sangat bahagia dan menjadi idaman semua orang. Namun tak satupun dari mereka yang tahu betapa sakitnya hubungan kami dan dia yang sama sekali ta...