DUA PULUH DUA

2.3K 144 90
                                    

Senja mulai datang dan sejak sore, Seokjin masih betah termenung di tempatnya duduk saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja mulai datang dan sejak sore, Seokjin masih betah termenung di tempatnya duduk saat ini. Ia terus memikirkan Jungkook yang masih bersikap dingin padanya.

"Tuan..masuklah, langit mulai gelap dan cuacanya pun semakin dingin." kata salah satu maid pada Seokjin yang khawatir dengan keadaannya.

"Sebentar lagi, aku masih betah disini." Seokjin memberikan senyum lemahnya.

"Baiklah tuan, tapi tolong segera masuk kedalam, angin malam tidak baik untuk anda yang sedang hamil."

Seokjin hanya mengangguk perlahan dan ia kembali menatap langit senja yang begitu indah, namun dadanya terasa sesak memikirkan nasib rumah tangganya.

Disaat Seokjin tengah termenung dihalaman belakang rumah mereka, Jungkook datang dan disambut oleh putri kecilnya yang sudah merindukannya.

"Appa..appa kemana saja? Aku tidak melihat appa sejak tadi pagi. Apa appa tau kalau tadi pagi papa menangis?" katanya.

"Maafkan appa ya sayang, appa pergi pagi pagi sekali karena pekerjaan appa sangat banyak.

Benarkah papa menangis? Dari mana Sarang mengetahuinya?" tanya Jungkook pada Sarang yang berada dalam gendongannya.

"Tadi pagi sewaktu Sarang mau berangkat sekolah, Sarang mendatangi papa dan mau mencium papa juga adik Sarang tapi Sarang melihat pipi papa basah."

"Lalu?"

"Lalu Sarang bilang pada papa supaya jangan menangis karena adik Sarang akan ikut sedih kalau papa menangis."

"Sarang sangat menyayangi adik adik Sarang ya?"

"Huumm..Sarang juga sangat sayang pada appa dan papa." dengan gemas Sarang mencium pipi Jungkook.

"Appa juga sangat sayang pada Sarang, sekarang dimana papa?"

"Papa sedang di halaman belakang."

"Ya sudah Sarang main dulu ya, appa mau melihat papa."

Sarang pun mengangguk dan ia pergi begitu saja ke tempat bermainnya bersama sang pengasuh, sedangkan Jungkook pergi menghampiri Seokjin di halaman belakang rumah mereka setelah meletakkan tas kerjanya.

Jungkook melihat Seokjin tengah termenung dengan raut wajah yang sedih dan sesekali mengusap perutnya yang sudah terlihat besar.

"Angin malam tidak baik untukmu." kata Jungkook dengan menyelimuti tubuh Seokjin.

Seokjin menatap Jungkook dengan perasaan campur aduk yang berkecamuk di dalam dirinya, disatu sisi ia sangat senang melihat perhatian Jungkook yang telah kembali, namun disisi lain ia tidak dapat memungkiri jika rasa bersalah pada dirinya juga sangat besar terhadap Jungkook.

"Terima kasih."

Jungkook tersenyum lembut pada Seokjin dan ia duduk di sebelahnya kemudian memeluknya dari belakang.

The Pain In Our Relationship || KOOKJIN (Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang