DUA PULUH SATU

2.1K 150 60
                                    

"Apa yang kamu lakukan disini?!" tanya Jungkook terkejut melihat seseorang yang tidur bersamanya.

"Apa anda sudah lupa semalam yang kita lakukan?"

"Jangan bilang? Aaahhh.." Jungkook tidak dapat meneruskan kata katanya karena ia merasakan sakit kepala yang hebat.

"Minum ini untuk mengurangi rasa sakit kepala anda pak."

Jungkook mengambil air putih yang diberikan oleh sekretarisnya, Tzuyu.

"Bagaimana aku bisa sampai disini? Dan apa yang sudah kita lakukan semalam, anggaplah aku sedang tidak sadar. Mungkin aku mengira kamu adalah suamiku, jadi maafkan aku kalau aku sudah berbuat hal yang tidak seharusnya aku perbuat pada anda nona Tzuyu."

"Maafkan saya pak jika saya lancang mengatakan hal ini, sebenarnya saya sudah lama menaruh perasaan pada anda sejak pertama kali anda diperkenalkan oleh Tn. Hyun Bin dan untuk tadi malam, saya menikmatinya dan saya juga menyukainya." Tzuyu menggenggam tangan Jungkook dan menatapnya penuh harap.

"Tidak..tidak..tidak. Apa yang terjadi tadi malam adalah kesalahan dan anda sudah tau bagaimana cintaku pada keluargaku, jangan pernah melebihi batasan anda." Jungkook menyingkirkan tangan Tzuyu dan beranjak dari ranjang, mengambil pakaiannya yang berserak dimana mana lalu memakainya.

"Apa tidak bisa anda memberi saya kesempatan untuk mencintai anda? Saya rela menjadi yang kedua untuk anda jika anda merasa bosan pada suami anda. Tadi malam anda sangat menikmatinya dan itu sangat luar biasa."

"Tadi malam aku tidak sadar dan mengira anda adalah suamiku Jin, sepanjang malam aku hanya menyebutkan namanya. Tolong jangan melanggar batasan anda, anggap ini adalah kesalahan dan tidak akan terulang lagi. Sampai bertemu di tempat kerja." Jungkook meninggalkan apartment Tzuyu dengan perasaan yang campur aduk, bagaimana bisa dia melakukan hubungan itu bersama sekretarisnya?

Sepeninggal Jungkook, Tzuyu menangis ditempatnya duduk saat ini, ia menyesali kebodohannya yang begitu saja mengutarakan perasaannya pada Jungkook.

"Bodohnya dirimu! Bagaimana aku bisa menghadapinya ketika di perusahaan?"

.

.

Seokjin saat ini begitu khawatir pada Jungkook yang sudah semalaman tidak pulang ke rumah, juga ponselnya yang tidak bisa dihubungi sama sekali.

"Dimana kamu Jungkook?" Seokjin mondar mandir di ruang tamunya dengan masih mencoba menghubungi ponsel Jungkook.

Saat Seokjin masih mencoba menghubungi suaminya, pintu depan rumah mereka terbuka dan disana masuk lah sosok yang dikhawatirkan oleh Seokjin.

"Jungkook..dari mana saja kamu?" Seokjin menghampiri suaminya itu, namun Jungkook berlalu begitu saja tanpa menoleh ke arah Seokjin.

Seokjin sangat sedih melihat suaminya begitu dingin padanya, namun Seokjin tetap mengikutinya dari belakang dan menyiapkan keperluan suaminya itu untuk bekerja.

Jungkook telah selesai membersihkan dirinya dan mengambil pakaian dari lemari untuk pergi ke kantor. Ia mengabaikan pakaian yang telah disiapkan oleh Seokjin diatas tempat tidur mereka.

"Jungkook..aku mohon bicara padaku, jangan mendiamkan diriku seperti ini." Seokjin menggenggam tangan Jungkook dan terlihat begitu menyesal dengan ketidak jujurannya selama ini.

"Apalagi yang harus kita bicarakan Jin? Aku tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana denganmu, aku terlalu kecewa dengan kenyataan ini. Aku berangkat." Jungkook pergi lagi setelah baru saja sampai di rumah.

Seokjin hanya mampu menangis melihat perubahan sikap suaminya padanya yang berubah menjadi dingin dan tidak peduli padanya.

Ketika Seokjin masih menangisi ketidak pedulian Jungkook padanya, tiba tiba Sarang masuk ke dalam kamarnya untuk pamit pergi ke sekolah.

The Pain In Our Relationship || KOOKJIN (Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang