"Papa..apa kita tidak jadi makan siang dengan appa?" tanya Sarang polos saat ia digandeng Seokjin meninggalkan kantor Jungkook.
Seokjin yang sekuat tenaga menahan tangisnya, menarik nafas dalam sebelum memberi pengertian pada putrinya. Ia tidak ingin suaranya terdengar seperti akan menangis saat berbicara pada Sarang.
"Sarang sayang, appa sedang sibuk dan appa sedang tidak bisa diganggu. Sarang makan siang dengan papa dan uncle Hobi saja bagaimana?"
Sarang mengangguk senang tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya.
"Maafkan aku sudah membuatmu melihat yang tidak seharusnya kamu lihat Jin. Jungkook memang brengsek dan dia.."
"Jangan teruskan makianmu di depan Sarang, aku tidak ingin Sarang mendengar kata kata yang tidak seharusnya dia dengar." Seokjin memegang lengan Hoseok untuk menenangkannya.
"Maaf aku tidak sadar mengatakannya, aku emosi melihat kelakuan Jungkook seperti itu. Dia memang sahabatku, tapi aku tidak bisa mentolerir kelakuannya padamu, apalagi kamu sedang hamil 6 bulan yang mana sebentar lagi kamu akan melahirkan Jin."
"Aku tidak apa apa, mungkin itu hukumanku karena telah membohongi Jungkook selama ini." Seokjin berusaha tersenyum di hadapan Hoseok walaupun sebenarnya hatinya terasa hancur melihat Jungkook bersama orang lain.
"Aku akan mengantar kalian pulang, lalu aku akan kembali kesini untuk minta penjelasan pada Jungkook."
"Terima kasih, aku sangat menghargai perhatianmu."
Seokjin, Hoseok dan juga Sarang pun akhirnya pergi meninggalkan kantor Jungkook.
.
.
Jungkook tak henti hentinya menyalahkan dirinya sendiri, ia membuang semua benda yang ada diatas meja kerjanya. Berkas, laptop, dan benda lainnya berserakan di lantai, juga penampilan Jungkook yang acak acakan karena kemarahannya pada dirinya sendiri.
Sedangkan di luar ruangan Jungkook, Tzuyu sedang menerima telepon dari seseorang.
"Aku sudah katakan padamu jangan meneleponku saat kerja."
"Aku juga rindu padamu, nanti malam datanglah ke apartmentku."
"Baiklah..aku juga mencintaimu." Tzuyu menutup teleponnya dan ia terlihat kesal setelah menerima telepon tersebut.
"Kamu memang tampan, tapi kamu tidak sebanding dengan Jungkook yang kaya dan begitu memuaskan saat di ranjang. Walaupun hanya sekali melakukannya, tapi aku merasakan kepuasan saat bercinta dengannya. Tubuhnya pun begitu atletis, membuatku selalu ingin menyentuhnya.
Saat bercinta denganmu, yang kubayangkan adalah wajah Jungkook dan tubuhnya sedang berada diatasku. Aku begitu iri pada suaminya yang bisa merasakannya setiap hari." monolog Tzuyu sembari melihat foto kekasihnya di layar ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain In Our Relationship || KOOKJIN (Complete) ✔️
FanfictionDi depan orang tuaku dan semua orang, kami harus bersikap seolah pernikahan kami adalah pernikahan yang sangat bahagia dan menjadi idaman semua orang. Namun tak satupun dari mereka yang tahu betapa sakitnya hubungan kami dan dia yang sama sekali ta...