Hai, jangan lupa vote sama komennya yak.. makasyi😘
...
Setelah 5 hari yang lalu Nisa diperbolehkan untuk pulang, sudah 5 hari pula Nisa beristirahat dengan total. Kini ia benar-benar sangat merasa bosan di dalam ruang kubus yang di sebut kamar.
Tentu saja besok dia sangat ingin bersekolah dan kembali menghirup udara segar setelah sekian lama di rawat di rumah sakit dan beristirahat di rumah Nenek.
Malam ini sangat terasa dingin dengan keheningan yang melanda Nisa. Ia ingin segera terlelap tidur, namun matanya tidak ada tanda-tanda mengantuk sama sekali. Kemudian dalam benaknya terekam ulang kilas cerita hidupnya yang sangat berat.
Dimulai dari kepergian Ayahnya dan tuduhan atas dirinya, Bunda dan Nasa yang menjauhinya, Nasa yang dilecehkan, Nasa yang meninggal namun ternyata diasingkan, Bundanya yang hilang dan ternyata gangguan jiwa, dirinya yang membenci Daffi sekaligus mencintainya, kehilangan Daffi, kehadiran El yang memberikan kembali warna dalam hidupnya.
"El." Lirih Nisa dengan sendu.
Nisa tersenyum getir. "Ceklis dua. Hp nya masih aktif sama Ayahnya kali ya."
Reka ulang dalam benak Nisa terus mengingat kejadian demi kejadian yang telah menimpanya. Apalagi ketika ia diculik, disekap, dan disiksa. Sungguh ia merasa sangat trauma dan ketakutan ketika mengingat hal yang sangat mengerikan itu. Ketika harus melihat kematian Bundanya sendiri namun Nisa tetap tak mempercayai bahwa Bundanya telah tiada. Dan saat ketika ia harus kehilangan lagi sosok yang telah ia sayangi.
"Ayah, Bunda, Daffi, El, kalian berkumpul disana? Kalian liat aku?" Rasanya air matanya pun sudah habis ia keluarkan terus. Yang ia rasa kini hanya kekosongan.
Drrrt
KAMU SEDANG MEMBACA
NISA
Teen Fiction[Sudah tamat & Part lengkap] ✔️ "Gue bakal bantu lo." Daffi tersenyum lebar. Bukan. Bukan senyum bersahabat atau rasa iba, melainkan senyum tampan yang menakutkan si mata Nisa. "Tapi-" "Tapi apa, Daf?!" "Tapi lo harus jadi pacar gue." 'Yang bener aj...