2: SEMAR MESEM (REVISI)

276 34 47
                                    

Warning!!!

Banyak kata kasar, jangan ditiru ya ges ya!!!

Happy reading

...

Solid itu wajib, dalam kegilaan sekalipun.

...


Kembali lagi ke hari senin. Seperti biasa, di mulai dari bangun kesiangan, lupa sarapan, mengendarai mobil kebut-kebutan, dan berakhir dengan gerbang sekolah yang hampir tertutup, itulah kebiasaan seorang Nisa Adhwani.

"Hampir aja gue telat." Katanya sambil turun dari mobil miliknya. Ia pun langsung bergegas menuju kelasnya. Sedangkan orang-orang sudah berbaris di lapangan untuk upacara.

XI-IPS 3

Di situlah kelas Nisa. Ia melangkahkan kaki masuk ke dalamnya yang memang sudah tidak ada siapa-siapa.

"Mampus, gue gak bawa topi."

Ah, bodo lah.

Nisa langsung lari ke arah lapangan. Namun ketika ia mau baris di barisan kelasnya, bajunya ditarik membuat Nisa langsung membalikan tubuhnya.

Nisa nyengir kuda. "Eh, Pak Tejo." Katanya

Aduh, make muncul lagi ini kaleng kerupuk.

"Gimana Pak kabarnya? Sehat?"

"Mana topi?! Topi mana topi?!" Ini yang membuat Nisa kesal. Pak Tejo ini tidak berteriak pun suaranya sudah sangat besar. Kan, orang-orang jadi menatap ke arah Nisa.

"Anu Pak, itu-"

"Anu anu! Otakmu nganu! Masuk barisan hukuman cepat!"

"Santai napa, ngegas amat." Kata Nisa pelan untuk dirinya sendiri.

"Apa kamu bilang?! Jangan pikir saya tidak dengar ya, Nisa Adhwani!"

Buset, dah.

Nisa menatap malas Pak Tejo. "Udah ah Pak, upacaranya udah mau mulai. Bapak jangan kangen saya, ya! Dah, Pak. See you, muach." Nisa pun cepat-cepat lari dari situ sebelum Pak Tejo mengeluarkan semua kemampuan menakjubkannya.

SMA KALA MARJA

SMA terkenal di ibu kota Jakarta yang kerap kali disebut 'Kamar'. Jadi, jika murid disini ditanya seseorang sekolah dimana, maka mereka akan menjawab, "Sekolah di kamar."

Mungkin kalau yang tidak tahu, akan menganggap orang itu bergurau atau terkesan bodoh? Ya iya, orang nanya serius lo sekolah di mana, ini malah jawab, "Sekolah di kamar." Oke sip. Sekolah elit ini tentu merupakan sekolah swasta yang berisi murid-murid santai yang tidak berambisi dalam belajar.

"Eh Yusisita, Yus, Sisi, Tata woy anjing, budek ya lo! Itu kuping apa lidah?!" Seru Nisa yang tepat bediri di belakang Yusisita alias yang biasa dipanggil Tata. Bucinnya Adit.

"Apaan si, berisik bangke!"

"Tumben lo masuk barisan ini, kenapa lo?"

"Ekhem, Nisaaa!"

"Eh iya sayang, eh Pak maksudnya." Nisa pun lantas menepuk-nepuk bibirnya. Sempat-sempatnya manggil Pak Tejo dengan sebutan sayang.

Pak Tejo hanya mampu menahan amarahnya, karena tak mungkin jika sekarang ia harus memarahi Nisa di upacara yang khidmat ini.

Nisa sudah kesal bukan main di tempatnya ia berdiri. Panas, lapar dan pusing paket komplit yang Nisa rasakan sekarang. Jangan berpikiran Nisa akan pingsan, percayalah, dia adalah gadis cantik juga kuat seperti cowok. Tenaganya pun sudah seperti tenaga kuli bangunan.

NISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang