33: BENAR-BENAR AKHIR? (REVISI)

78 11 47
                                    


DOR!

"NISA!"

"El, k-kamu d-disini?"

"Iya sayang, kamu, kamu harus bertahan Nisa." Kata El sambil meletakan kepala Nisa di atas pahanya. "Beraninya lo nembak, Nisa!" Marah El pada Tiara. Tiara malah tertawa meremehkan membuat El semakin naik pitam.

"El, a-aku udah gak k-kuat. A-aku mau susulin mereka."

"Engga, Sa engga! Kamu kuat! Kamu harus bertahan. Kita ke rumah sakit sekarang." Kata El hendak mengangkat Nisa, namun Nisa menahannya.

"I-izinin aku p-pergi, El. A-aku udah capek. A-aku mohon s-sama kamu."

"Engga, Sa! Kalo kamu pergi, aku sama siapa?! Ayo kita ke rumah sakit." Namun lagi-lagi Nisa menahan tangan El.

"K-kamu berhak d-dapetin cewek yang l-lebih baik d-dari aku." Dengan susah payah Nisa mengucapkan setiap kata yang ia keluarkan. Dadanya semakin merasa sesak yang tak terkira.

"Nisa, Nisa jangan tutup mata kamu plis. Setidaknya kamu bertahan buat Nenek. Masih banyak yang sayang sama kamu, Nisa. Aku mohon, sekali lagi kamu bertahan demi kami. Kamu kuat Nisa."

"S-sakit, El. S-sesak banget."

Uhuk

Hiks

"Nisa, Nisa, jangan tutup mata kamu plis." Air mata El sudah jatuh kala melihat mata Nisa sudah sayup-sayup akan terpejam.

"El, m-makasih b-buat semuanya. A-aku p-pam-"

"Engga! Kamu gak boleh pergi! Aku sayang kamu, Nisa!"

"A-aku u-udah g-gak s-s-sanggup lagi. T-tuntun a-aku, El."

"Nisa, plis."

"A-aku m-mohon, El. U-untuk y-yang terakhir, k-kamu b-bantu a-aku." El mengusap wajahnya dengan kasar. Air mata tak hentinya membanjiri pipinya. Rasa sesaknya tak bisa ia tahan kala melihat Nisa yang sudah seperti ini.

El pun menghela nafasnya dengan kasar. Ia pun menuntun Nisa untuk mengucapkan kalimat syahadat. Untuk lebih menegaskan bahwa Nisa pulang dengan keadaan islam.

"- M-muhammadan r-rasulullah."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, tangan Nisa pun tergeletak begitu saja. Deru nafasnya yang berat sudah menghilang. Saat itulah dunia El seakan luluh lantak, hancur berkeping-keping. Tak pernah terbayang olehnya, ia kehilangan cintanya dengan cara seperti ini.

"NISAAAA!"

"El, El, bangun! El!" El pun terlonjak kaget dan terbangun.

"Kenapa lo?" Ditanya seperti itu, El pun langsung menatap seisi ruangan. Ia berada si kamarnya.

Cuman mimpi

Dengan nafasnya yang masih memburu, El pun mengusap wajahnya dengan kasar. "Jam berapa ini?" Tanyanya pada Daniel yang barusan membangunkannya.

"Enam pagi. Mending lo sekarang mandi deh, siap-siap. Yang lain udah nungguin di bawah."

"Gimana keadaan Neneknya Daffi?"

"Semakin memburuk." Kemarin sore, Nenek sangat khawatir karena Nisa belum juga pulang. Akhirnya mau tak mau El pun memberitahukan yang sebenarnya mengenai penculikan Nisa. Sejak saat itulah kondisi kesehatan Nenek memburuk. El memutuskan untuk Daniel, Ethan, Razka, Farhan, Tata, Ayu, dan Chalista untuk menginap di rumah Nenek.

Rencananya, Tata, Ayu, Chalista ditugaskan untuk menemani Nenek dan berusaha menenangkan Nenek. Mungkin nanti Yessa menyusul. Sedangkan mereka para cowok dan Ayahnya El juga sebagian para pengawal penjaga rumah ini akan mencari Nisa ke daerah Bandung tersebut, dengan polisi di sana yang sudah bersiap membantu pencarian.

NISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang