Jangan lupa Vote sama komen ya woy
Maaciw😘...
"Nisa! Tunggu, Sa!" Panggil Ethan sambil mengejar Nisa, namun Nisa tak mengiraukannya, ia malah lari terus. Ethan pun mempercepat langkahnya agar dapat mengejar Nisa.
Grep
Ethan memeluk Nisa dari belakang. Nisa diam dengan suara tangisnya yang terdengar lirih. Tangannya dingin dan bergetar hebat. Nisa sangat ketakutan.
"Jangan takut." Kata Ethan tepat di telinga Nisa. Masih dengan posisi Ethan yang memeluk Nisa dari belakang, Ethan pun menggenggam kedua tangan Nisa yang sangat dingin. "Gak akan ada yang nyakitin lo lagi." Sambung Ethan lagi. Nafas Nisa pun mulai teratur kembali, tangisnya sudah mereda, dan ketakutannya perlahan menghilang.
Ethan pun melepaskan pelukannya dan membalikan Nisa untuk menghadap ke arahnya. "Jelek." Kata Ethan lalu melenggang pergi meninggalkan Nisa yang kini menatap Ethan sebal.
Ethan langsung menaiki motor dan memakai helmnya. Nisa masih saja berdiri ditempat tadi dengan wajah kesalnya. "Naik." Perintah Ethan namun masih tak diindahkan oleh Nisa.
Ethan lantas menghela nafasnya pelan lalu turun dari motornya lagi dan meraih helm Nisa. Ia pun berjalan menghampiri Nisa dan tanpa aba-aba langsung memakaikan helm di kepala Nisa. Nisa diam membeku merasakan detak jantungnya kembali berdetak lebih cepat dari biasanya.
Setelah memakaikan helm, Ethan langsung menarik Nisa ke arah motornya. Ia pun menaiki motor dan diikuti Nisa yang masih bungkam tidak bawel seperti biasanya. Seperti tadi saat berangkat, sekarang pun Ethan memasukan kedua tangan Nisa ke dalam saku hoodienya. Nisa menurut saja karena tak tau harus bertingkah seperti apa. Jiwa bobroknya seakan hilang entah kemana, yang ada hanyalah Nisa si gadis penurut.
"Than, ke mall dulu yuk!" Ajak Nisa pada akhirnya mau mengeluarkan suaranya. Ia bosan jika berada di rumah terus.
"Pulang."
"Ih Ethan, ke mall dulu sebentar aja. Gue bosen di rumah Nenek terus!" Pinta Nisa lagi sambil menyandarkan kepalanya di punggung Ethan. Posisi memeluk.
"Pulang."
"Ethan! Plis dong. Ya ya ya? Ethan baik deh!"
"Engga, Sa."
"Is tau ah! Terserah!" Kesal Nisa langsung melepaskan pelukannya itu. Sepertinya Ethan tak peduli dan memilih memfokuskan dirinya mengendarai motor tersebut. Ethan dapat melihat raut kesal di wajah Nisa. Seulas senyum yang sangat tipis bahkan sampai tak terlihat seperti tengah tersenyum itu terbit di wajah Ethan. Sepertinya kekesalan Nisa yang seperti ini membuat ia senang.
Tak selang berapa lama, Ethan pun memarkirkan motornya diparkiran sebuah kafe. "Ngapain kesini?!" Tanya Nisa ngegas masih kesal dengan Ethan.
"Turun."
"Enggak! Mau pulang!"
Tak mau berdebat panjang dengan Nisa, Ethan pun langsung turun dan melepaskan helmnya tanpa mempedulikan Nisa yang masih bertengger di atas motornya. "Ih kok gue ditinggal si setan!" Kesal Nisa kala melihat Ethan yang meninggalkannya sendiri.
Nisa pun masih pada pendiriannya enggan menyusuli Ethan ke dalam. Dengan raut kesalnya Nisa menatap ke arah jalan. "Turun!" Suara itu mengagetkan Nisa. Sontak Nisa menatap tajam Ethan. Ya, itu Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NISA
Teen Fiction[Sudah tamat & Part lengkap] ✔️ "Gue bakal bantu lo." Daffi tersenyum lebar. Bukan. Bukan senyum bersahabat atau rasa iba, melainkan senyum tampan yang menakutkan si mata Nisa. "Tapi-" "Tapi apa, Daf?!" "Tapi lo harus jadi pacar gue." 'Yang bener aj...