Nasa dan Fathur telah menitipkan Marchel pada teman-temannya Nisa, karena Nasa dan Fathur masih mempunyai urusan yang harus segera diselesaikan. Untungnya Marchel adalah typikal orang yang periang dan mudah akrab dengan orang yang menurutnya baik."Ih, kok Acel gak mau sama Aunty Yessa? Cantik begini tau, Cel." Kata Yessa yang masih berusaha agar Marchel mau dengannya.
"Jangan mau Cel, dia belom mandi bau bunga bangkai."
AHAHAHAHA
Tawa kencang Marchel membuat semua yang berada di situ ikut tertawa. Bagaimana tidak, suara tawa sangat khas dan memantul-mantul. Tawa mantul kaya gimana woy? Bayangin aja sendiri. Cobain sekalian.
"Ahahaha, gue ngakak gegara si Acel ketawa. Ahahaha tolong. Bukan gegara ucapan si Daniel. Bisa-bisanya ni bocah ngakak gegara omongan gak bermutu si Daniel." Kata Yessa disela tawanya.
Marchel pun menatap mereka yang tertawa dengan pandangan so seriusnya. "Ih kok pada ikut ketawa? Gak ada yang lucu juga."
"Anak sape ini woy! Minta gue karungin."
Marchel pun menyisir rambutnya dengan kedua tangannya bergaya bak manusia paling tampan di muka bumi. "Acel ganteng gini mau dimasukin ke kalung. Jahat banget Aunty Chal jelek."
"Heh, bisa-bisanya cewek cantik gini dibilang jelek."
Daniel menatap Chalista jijik. "Biasanya omongan anak kecil tu jujur."
"Iya Acel gak boong, kata Abi boong itu dosa. Mau tau gak?"
"Ape?"
"Om kudaniel jelek ternyata, masih gantengan Acel. Wlak!"
"Cel, mau gue kardusin?" Tanya Daniel dengan raut kesalnya.
"Kata om Ethan, om Daniel yang kaldus! Huuu. Om Daniel jeyek huuu."
"Anjrit ni bocah tengil amat, dikasih makan apa si sama emaknya?" Mereka lantas tertawa kala melihat Marchel dan Daniel yang selalu berdebat dan saling mengejek. "Mana coba sini liat poto-poto Acel, pastinya juga gantengan gue." Ucap Daniel. Marchel pun langsung mengeluarkan ponselnya.
Nisa dan yang lain pun tertawa kala melihat tingkah Marchel yang menggulir layar ponselnya seperti orang yang berlagak penting dan sibuk.
"Nih liat! Ganteng banget Acel! Om Daniel kalah!"
"OMEGOSH GANTENG BANGET ACEL!"
"Cel jadi pajangan kamar gue yok!"
"Meleleh adek, bang."
"Masih gantengan gue woy!" Kata Daniel masih tak terima disaingi oleh bocah tengil yang disebut Acel ini. Marchel pun menyugar rambutnya semakin kepedean.
KAMU SEDANG MEMBACA
NISA
Fiksi Remaja[Sudah tamat & Part lengkap] ✔️ "Gue bakal bantu lo." Daffi tersenyum lebar. Bukan. Bukan senyum bersahabat atau rasa iba, melainkan senyum tampan yang menakutkan si mata Nisa. "Tapi-" "Tapi apa, Daf?!" "Tapi lo harus jadi pacar gue." 'Yang bener aj...