Warning!!!
Banyak kata-kata kasar, jangan ditiru ya ges ya!!!
Happy Reading
...
Manis kaya kamu.
...
Setelah 2 hari rawat di rumah sakit, akhirnya Nisa memaksa ingin pulang karena merasa dirinya baik-baik saja. Bahkan, di hari kamis ini ia masuk sekolah dengan sedikit semangat di hidupnya. Entah karena apa, yang pasti ia ingin mengawali hari ini dengan baik-baik saja.
Saat sampai gerbang, Nisa berpapasan dengan Ketua Osis Kala Marja yang tengah melakukan GDK atau yang berkepanjangan Gerakan Disiplin Kamar. Dimana para Osis akan merajia siswa siswi yang tidak menaati peraturan seperti memakai kaos kaki di bawah mata kaki, atribut seragam tidak lengkap, dan sebagainya.
"Udah sembuh lo?" Tanya El pada Nisa.
"Kok lo tau kalo gue sakit?"
"Seisi kamar juga tau kalo lo sakit. Semar Mesem juga mendadak sakit kayanya."
"Sakit gimana?"
"Diem, gak berulah!"
Nisa memutar bola matanya malas. "Udah lah, bye maksimal!" Kata Nisa sambil berlalu dari hadapan El. El hanya dapat mengusap dadanya sabar menghadapi ketua Semar Mesem yang selalu membuatnya kesal, tapi sayang. Eh?
Kala Nisa berjalan melewati koridor, semua pandangan makhluk-makhluk yang ada di situ menatap Nisa dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Nisa yang merasa badannya di scan dari atas sampe bawah oleh makhluk-makhluk di koridor pun langsung menghentikan langkahnya. Ia menatap dirinya sendiri dari ujung sepatu sampai ubun-ubunnya. Engga deng. Mana bisa dia liat ubun-ubun sendiri.
"Ngapain kalian liatin gue kaya gitu?!" Tanya Nisa dengan ngegasnya. Mereka yang ada di koridor pun langsung mengalihkan pandangannya dari Nisa.
Ia memutar bola mata dan melanjutkan langkah menuju kelasnya. Saat hendak memasuki kelas, tangannya ditarik oleh seseorang.
"Daffi!"
Karena suara Nisa lumayan kencang, Ayu yang berada tak jauh dari pintu kelas pun langsung menghampiri Nisa.
"Eh Daf, ngapain lo narik-narik si Nisa?"
"Mau di pinjem dulu ye." Kata Daffi. Nisa masih kaku di tempat. Pasalnya ia syok dan takut.
Ayu tertawa. "Ambil aja si Nisa, bawa sana bawa." Ucap Ayu sambil melenggang kembali masuk kelas.
Daffi pun menarik Nisa ke arah tangga rooftop gedung kelas 10, sudah dapat dipastikan bahwa ia akan membawa Nisa ke Rooftop. Nisa tidak memberontak sama sekali saat ditarik seperti itu. Ia malah keringat dingin ketakutan.
"Daf, lo mau bawa gue ke mana?"
"Rooftop." Jawab Daffi dengan dingin.
Saat sambil di rooftop, Daffi pun menyuruh Nisa duduk dilantai dengan Daffi yang duduk dihadapannya. Di lantai juga kok. "Gue mau ke kelas." Kata Nisa dengan tajam. Nisa baru sadar, tak seharusnya ia berada di sini dengan pria yang menurutnya sangat brengsek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NISA
Teen Fiction[Sudah tamat & Part lengkap] ✔️ "Gue bakal bantu lo." Daffi tersenyum lebar. Bukan. Bukan senyum bersahabat atau rasa iba, melainkan senyum tampan yang menakutkan si mata Nisa. "Tapi-" "Tapi apa, Daf?!" "Tapi lo harus jadi pacar gue." 'Yang bener aj...