4. Bungsu

17 4 18
                                    

"Akhirnya, waktu pulang telah tiba." Sorak Klea di samping Alvia

"Akhirnya gak ada tugas buat besok." Sahut Alvia sambil menutup tasnya

"Akhirnya bisa ngehalu sepuasnya." Lanjut Villia

Mereka bertiga bersorak gembira karena pertarungan dengan pelajaran hari ini telah berakhir, namun hanya Willia yng tampak murung, padahal golden time sudah tiba.

"Kle." Bisik Alvia yang sudah menggendong tas hitamnya kepada Klea

"Apaan?" Tanya Klea dengan berbisik juga, ia sudah siap beranjak dari tempatnya namun bisikan Alvia menahannya.

"Setan mana yang ngerasukin tuh anak satu? Tumben gak semangat" Tanya Alvia sambil sambil menunjuk Willia dengan dagu dan masih berbisik

"Setan belakang sekolah kali." Jawab Klea sambil terkekeh

"Bisa juga setan selokan depan sekolah." Lanjut Alvia yang terkekeh juga kemudian mereka tertawa yang membuat Wllia sedikit kesal

"Berisik Kalian!" Seruan Willia menghentikan tawa Alvia dan Klea "Kalau mo ngegibahin orang tuh di belakang jan ampe kedengaran ma yang digibahin." Ia mengerutu mendengar ocehan kedua teman berhijabnya

"Lah biar dosanya dikit, makanya di depan. Eh tadi kan kita ngomongin di belakang juga ya kan?" Alvia memina pedapat gadis di sampingnya dan mendapat anggukan cepat dari Klea

"Lu ngapa dah?" Tanya Villia

"Tauk nih, dari abis istirahat cemberut mulu." Tambah Alvia

"Lagi bad mood anjir." Jawab Willia "Pasti pas nyampe rumah diteror ma pacar gila biar gak break. Tadi aja pas mo jajan so' so' an nyegah gua buat pergi, dasar pacar tolol." Kemudian dilanjutkan dengan curhatannya

"Anjir bahasanya mulus bener." Ucap Klea sambil terkekeh

"Dibilang lagi bad mood anjir." Gerutu Willia sambil mengendong tasnya

"Segila-gilanya pacar lu, tetep aja lu sayang." Cibir Alvia

"Heleh, lunya aja yang belum ngerasain gimana pas udah sayang ma cowok." Ungkap willia

"Iya deh iya, yang noob mah mundur dari yang pro." Alvia mengalah menghadapi argumen Willia

"Yuk pulang, kita naik angkot bukan kendaraan pribadi." Ajak Villia sambil berjalan ke arah pintu kelas

Akhirya mereka berempat beranjak dari tempat mereka berdiri. Alvia menepuk-nepuk pundak Willia memberi semangat, apalah dayanya lagi pula percuma menasehati orang bucin tingkat dewa

Villia, Klea, dan Alvia berusaha menghibur temannya yang benar benar bad mood ini. di mulai dari Villia yang melakukan lawakan garing dan malah membuat keadaan menjadi canggung tapi akhirnya mereka tertawa juga karena melihat wajah Villiia yang menjadi mendung.

Dilanjutkan aksi Klea yang berusaha meninju-ninju pundak Willia yang masih saja badmood, namun berhenti setelah Willia mengeluh sakit dan membuat yang melakukan itu kelabakan karena panik dan akhirnya mereka semua tertawa lagi sebab melihat wajah panik Klea yang sangat lucu sekaligus bagus untuk bahan ledekan nanti.

Terakhir Alvia, ia hanya mngancam akan membuang plastik bekas cireng tadi ke dalam mulut Willia lagi jika ia masih menunjukan muka masam hanya karena laki-laki dengan status pacarnya. Yang membuat Willia membekap mulut dan menggeleng geleng dan dua lainnya memperlihatkan tampang tidak mengerti, Alvia mengambil inisiatif untuk menceritakan kejadian kemarin yang membuat mereka tertawa terbahak bahak.

"Pasti lu di hati pake niat bikin temen lu tong sampah kan?" Tebak Villia yang masih tertawa terbahak bahak.

"Anjir kalau punya niat kek gitu langsung gol lah." Tambah Klea yang sama masih tertawa

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang