19. Zreal

9 3 21
                                    

"De, udah sampe. Turun sana." Titah Aldi yang berada di balik kemudi mobil.

Alvia yang sedang melamun terkejut mendengar suara Aldi. Ia pun segera menyalaminya dan tidak lupa memberi salam lalu meninggalkan mobil yang muat paling banyak 8 orang itu.

Bukan apa apa, ia sedang memikirkan sesuatu yang menurutnya aneh karena itu terjadi akhir akhir ini. Ya, seperti--

"Hey." Sapa seseorang di belakang Alvia sambil menepuk pelan bahunya

Alvia membalikan badan dan melihat sesesok jangkung dengan, tunggu telinganya bertindik? Oh ya ampun, ia saja gatal karena beranting di telinganya dan laki laki yang menyapanya malah memakai apa itu namanya? Apakah sama dengan anting perempuan?

"Eh, saya kak?" Alvia berusaha sopan karena orang itu tidak diketahui identitasnya.

"Iya, jangan tegang kayak gitu. Gua gak makan orang kok." Jawabnya sambil terekekeh. Lah lucu ya?

"Ada apa ya kak?" Tanya Alvia. Untung masih terbilang pagi dan sepertinya baru sedikit murid yang datang.

"Nggak, cuma mau nyapa pacar temen aja." Jawabnya yang membuat Alvia terdiam seolah menanyakan siapa orang yang menyapanya itu.

"Lah, gak inget? Gua temennya si Arjun elah. Zreal, nama gua Zreal." Celoteh Zreal

"Jreal?" Tanya Alvia memastikan

"Pake Z, Zreal." Jawab Zreal

"Oh.." Hanya itu yang muncul dari mulutnya

Alvia yang merasa tidaka ada lagi yang perlu diobrolkan, pamit duluan menuju kelasnya.

"Tunggu, bareng aja. Palingan si Arjun udah nangkring di kelas lu, sekalian ada yang mau gua tanyain." Usul Zreal yang hanya di angguki oleh Alvia dengan kikuk

Lalu mereka berjalan dengan Alvia berada beberapa langkah di belakang Zreal.

"Kok jauhan sih, sejajarin jalannya." Ujar Zreal menarik Alvia agak berjalan di sampingnya dan yang di tarik hanya pasrah saja.

"Lah, kok maksa. Serah gua dong mau jalan di depan apa di belakang lu, canggung tauk. Udah tau pacar temennya malah di ajak jalan ke kelas bareng lagi, makin aneh aja." Batin Alvia menggerutu. Haruskah paginya lagi lagi hancur begitu saja? Ada rasa penyesalan karena ia punya pacar.

"De Via." Panggil Arjun di depannya

Tidak terasa mereka sudah ada di depan kelas Alvia karena sejak tadi tidak ada yang memulai percakapan.

"A Nadbi." Sapa Alvia lalu mempercepat langkahnya mendekati Arjun yang berdiri di depan lawang pintu.

"Gua jaga tuh tuan putrinya biar selamet sampe pangerannya." Ujar Zreal dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Perasaan, gak minta di jaga." Bisik Alvia yang terdengar oleh Arjun dan Zreal

"Sengaja aja, biar bisa deket kayak yang lain." Ujar Zreal yang membuat pundak Alvia menegang. Kedengeran ternyata.

"Tadi, namanya Alvia ya? Salam kenal ya." Papar Zreal lalu meninggalkan mereka berdua

Tapi, sebelum itu tangan Zreal mengusap ngusap kepala Alvia yang terhalang hijab hitamnya. Lalu ia melihat Arjun dan tersenyum misterius.

"Kita mulai."

<*Game Over*>

"A, mau nanya sesuatu dong." Ucap Alvia kepada Arjun yang ada di hadapannya

Mereka seperti biasa duduk di kursi yang di batasi meja yang Alvia gunakan di sekolah.

"Silahkan." Sahut Arjun dengan senyum kecil, membuat Alvia sedikit mengalihkan pandangannya.

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang