31. Berusaha

6 3 22
                                    

"A, jelasin oi. Gak paham apa apa Dede." Ucap Alvia

Arjun menghela nafas. Takdir memang tidak bisa ditebak, bagaimana Alvia dan Uminya bisa bertemu hingga di bawa ke rumah seperti ini? Sialan emang.

Laki laki itu menghela nafas, "Aa gak bilang pernah pacaran sama Umi. Tiap tiap ditanya pacaran apa nggak, Aa selalu jawab nggak karena males. Padahal ya kamu juga tau lah De."

Kini giliran Alvia yang menghela nafas, "Kok ampe segitunya sih A." Keluh gadis itu

"Maaf." Ucap Arjun

"Hm." Alvia malas jika urusanya ribet seperti ini.

Ia hanya ingin merasakan bagaimana mempunyai pacar, kok malah ketemu sama orang tuanya cowok sih.

"De Alvi pasti direpotin terus sama Ajun, Umi minta maaf ya." Ujar Umi Arjun sesaat setelah ia duduk kembali dengan dua sejoli itu.

"Itu, anu Umi. Yang ada saya yang repotin A Nadbi." Ucap Alvia dan itu faktanya.

"Aduh lucu banget panggilannya. Tetep pacaran sama Ajun ya De" Seru Umi yang membuat keduanya terkejut

"Eh, itu anu.. " Alvia bingung menjawabnya

"Umi, jangan bikin De Alvi canggung deh." Arjun juga bingung menjawabnya

"Lah, salah ya Umi minta gitu?" Tanya Uminya

"Salahlah." Jawab Arjun

Umi hanya memasang wajah tidak suka dengan jawaban Arjun, tapi ia kembali ceria ketika berhadapan dengan Alvia

"Kalau gitu nikah sama Ajun mau ya?" Tanya Uminya

Alvia membeku dan Arjun tidak bisa bicara lagi lalu atmosfer di sini sangatlah dingin.

"Eh, gak mau kah?" Tanya Umi setelah menyadari perkataannya

"Anu, Bu. Saya masih kelas 10." Ucap Alvia

"Baguslah, nanti keluar sekolah langsung nikah." Ujar Umi

"Ngebet banget sih Mi, kasian Alvianya." Sela Arjun yang tidak tahan

Umi terkekeh mendengar hal itu, "Tenang, Umi cuma bercanda." Ucapnya

"BERCANDANYA KELEWATAN!!!" Teriak batin Alvia dan Arjun, tetapi mereka hanya menampilkan senyum memaklumi.

Akhirnya atmosfer di sana sudah baik untuk pernapasan dan pikiran Alvia, mereka berbincang lama dengan Arjun yang menjadi topik terhangatnya.

Mereka bertiga mendengar dering ponsel milik Alvia berbunyi. Alvia permisi melihat ponsel itu, ia melihat nama kakak keduanya menelepon lalu melihat jam yang ternyata sudah menunjukan dirinya keluar lebih dari 1 jam.

Alvia ragu mengangkatnya, lalu ia mengkode Arjun untuk membantunya.

"Ada apa De?" Tanya Arjun yang membuat Uminya ikut melihat Alvia

"Itu, anu, kayaknya Teh Ima marah deh." Jawab Alvia

"Kenapa marah?" Tanya Umi

"Saya tadi cuma pamit mau keluar sebentar, tapi malah ada di sini." Jawab Alvia tidak enak.

"Boleh Umi yang angkat?" Tanya Umi

Alvia tidak bisa menolaknya karena nyawa dan uang jajannya bisa menguap, ia pun menyerahkan ponselnya dan Umi pun mengangkat panggilan tersebut.

"Assa--"

"Assalamualaikum, halo! Enak ya keluyuran ampe gak inget waktu. Bilangnya mau jajan doang tapi sampe sekarang masih belum pulang, ngapain aja di sana? Lu tau kan Mama bakalan nanyain, lu mau gua gorok apa gimana hah? Balik sekarang apa semua koleksi lu gua bakar. BALIK!!" Seketika Hilma mengeluarkan segala kekesalannya

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang