29. Malam minggu

8 3 23
                                    

"Ini tugas apa masalah idup sih? Kok gak kelar kelar." Dumel Alvia di dalam kamarnya.

Baru saja minggu kemarin ia PTS sekarang ia dihadapkan dengan tugas yang ugh, membuatnya pusing. Untung rambutnya yang sepundak sudah ia ikat kebelakang, jika tidak hanya akan membuat dirinya tambah emosi.

Menyerah. Itu yang Alvia lakukan, lebih baik ia menyontek ke Willia jika soalnya seperti ini.

Ponselnya bergetar, ada satu pesan dari seseorang di antara pesan pesan grup yang banyak.

A Nadbi ://

De, main keluar yuk!

Nggak bisa A, gak bakalan di izinin
Main sama temen Aa aja :)

Lho? Kan maunya main sama kamu
masa Aa mainnya sama cowok mulu :(

Emangnya Aa gak punya
temen cewek? Kalau punya ajak main aja

Ya.. Punya sih
Tapi Aa iri sama si Bara, tiap main
bareng pasti sama pacarnya
Aa juga mau :(

Mau ya? Aa jemput kalau mau ;)

Boleh

Kalau mau Aa izin dulu sama orang rumah, apalagi sama Papa.
Gimana, masih mau?

Eh, kok gitu sih :(

Makanya Dede gak mau wkwk
Udah ah sana kalau mau main

Mainnya jangan kemaleman, inget
udah kelas 12 wkwk

Iya deh :(

Alvia menghelan nafas lega. Bisa bahaya kalau Arjun benar benar akan menjemputnya dan meminta izin kepada Papanya, waktu untuk dirinya sendiri bisa bisa terpotong. Lagi pula sudah pukul 20.10, yang ada ia yang ketakutan.

Ia keluar kamarnya untuk menuju ruang tempat biasa keluarganya berkumpul. Ia mendapati Papa dan Mamanya sedang mengobrolkan sesuatu yang tidak ingin ia ketahui, dan tidak ada Hilma yang sepertinya menginap di rumah Agnia dan Aldi.

"Ma." Panggil Alvia

"Ya?" Sahut Mamanya

"Mau main malem boleh?" Tanyanya

"Ngapain?" Tanya Papanya

"Nggak ngapa ngapain sih Pa, cuma cari angin aja." Jawab Alvia

Ia hanya iseng bertanya seperti itu. Alvia hanya ingin tahu sejauh mana ia di izinkan keluar malam.

"Di jendela bisa cari angin, di kipas angin juga ada, kenapa repot repot mau keluar?" Tanya Mamanya

"Ya kan beda lagi kasusnya Ma." Jawab Alvia

"Sama aja nyari angin." Papar Mamanya

"Bener tuh kata Mama." Sang Papa mendukung argumen Mamanya

"Leh, Papa juga ikutan? Beda ya yang udah punya cucu mah."

"Bukan gitu De," Ucap Papanya lalu ia mengajak Alvia untuk duduk di atas karpet di tengah tengah Mama dan Papanya yang duduk di kursi.

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang