10. Hadiah

14 4 31
                                    

Sepertinya Alvia sekarang agak terbiasa dengan hancurnya pagi indahnya. Bagaimana tidak, selama satu minggu ini Alvia yang selalu naik angkot dan selalu datang pagi biasanya ia akan menikmati keheningan kelasnya yang hanya dia di sana, tapi laki laki yang menyandang status pacarnya dan kakak kelasnya selalu datang menghancurkan golden time paginya. Hiks.

"Apa ini?" Tanya Alvia melihat makanan ringan di depannya.

"Hadiah." Jawab Arjun

"Nggak ulang tahun." Ucap Alvia sambil mendorong cokelat batang berbalut kemasan berwarna ungu yang Arjun letakan di bangku Alvia.

"Emang siapa yang bilang buat ulang tahun?" Tanya Arjun lagi

"Ya, katanya kan hadiah." Jawab Alvia

"Bukan," Arjun terkekeh yang membuat gadis berkerudung putih itu memiringkan kepalanya.

"Itu hadiah buat satu minggu kita pacaran." Lanjutnya sambil tersenyum. Mungkin ia mengharapkan Alvia terharu atau mendapatkan ekspresi yang hangat, tapi itu hanya imajinasi Arjun saja

"Alay." Respons Alvia datar.

"Eh?" Arjun terkejut dengan ekspresi Alvia

"Alay." Alvia mengulangi perkataannya tadi

"Kok gitu?" Tanya Arjun dengan nada merengek

Alvia menghela nafas, "Gini ya A, maksud Aa ngasih ini buat memperingati seminggu kita pacaran kan?" Tanya Alvia yang diangguki laki laki di depannya.

"Ini alay A, gimana sih ngomongnya," Alvia mengaruk belakang kepalanya bingung "mau ngerayain itu kalau udah satu tahun atau satu abad." Ujarnya

"Tapi itu kelamaan." Rengek Arjun yang membuat Alvia ingin memukul kepala Arjun saking gelinya.

"Tapi ini juga kecepetan, A." Ujar Alvia menasihati.

"Aa ngelakuin ini kek bakalan langgeng aja, paling ntar Aa bosen terus putus." Lanjut Alvia yang membuat Arjun bergeming, sedangkan Alvia hanya memperhatikan cokelat yang ada di hadapannya.

"Karena nggak bakalan langgeng, makanya kita nikmatin dan saling ngasih hadiah perminggu. Gimana?" Ujar Arjun sambil menopang dagu meminta pendapat

Alvia mengerutkan dahinya, sedikit berpikir untuk pendapat Arjun. Lalu setelah beberapa detik ia tersenyum kepada Arjun

"Kayaknya seru. Oke, Dede ikutan." Ucap Alvia sambil cengengesan.
Arjun pun tersenyum melihat Alvia mengambil cokelat itu.

"Oh, bentar." Alvia terlihat mengobrak abrik tasnya mencari sesuatu.

"Ini." Ucapnya sambil menyodorkan sesuatu di atas meja bangkunya.

"Ini apa?" Tanya Arjun melihat benda mungil di hadapanya

"Sedekah." Jawab Alvia diakhiri tawa membahananya yang membuat Arjun diam tidak berkutik dengan raut wajah datar.

"Edan." Ucap Arjun kemudian

"Makasih." Sahut Alvia kemudian tertawa kembali

Sambil menunggu Alvia meredakan sedikit tawanya, Arjun mengambil benda itu. Berbeda dengannya yang memberikan makanan, Alvia memberikan miniatur dinosaurus sepertinya terbuat dari kertas yang belum di rakit. Sepertinya hadiah dari makanan ringan.

"Ini hadiah dari.." Ucapan Arjun yang menggantung membuat tawa Alvia yang sedikit reda, benar benar berhenti

"Yap! Itu hadiah yang Dede dapat dari nyam-nyam. Makanya aku kasih." Ucapnya sambil terkekeh.

Arjun mengingatnya, makanan dengan bola warna warni kecil dan selai cokelat, ada hadiahnya yaitu miniatur dinosaurus atau hewan yang harus di rakit.

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang