8. Aa, Teteh

14 4 18
                                    

Arjun menegang ketika dilihat dengan seksama oleh ketiga orang yang berada di depannya ini.

"Jadi, kamu benar benar pacar Alvia?" Tanya Agnia. Dengan umur yang sudah 28 tahun dan telah menjadi seorang ibu, aura yang tidak asing dan famliar bagi Arjun. Aura pelindung.

"Iya Tante." Jawab Arjun

Seketika semuanya hening dengan wajah Agnia yang sedikit menekuk.

"Pttff, Buahahahahahaha." Seketika tawa Aldi dan Hilma membahana memenuhi ruangan yang sedikit lebih kecil dari rumah Arjun.

"Tante? Hahaha. Udah tua lu Teh." Komentar Hilma yang membuat Agnia lebih menekuk kepalanya

Aldi tidak berani berkomentar karena ia sibuk dengan menahan tawanya sedangkan Hilma kembali melanjutkan tawanya. Arjun yang bingung terkejut dengan aura Agnia yang menghitam, bahkan Hilma dan Aldi pun menghentikan tawanya seketika.

Agnia yang menegakan pandangannya membuat Arjun kembali tegang.

"Dek." Panggil Agnia kepada Arjun "Apa Teteh setua itu sampe di panggil Tante?" Tanyanya kemudian

"Eh?" Arjun bingung harus menjawab apa, ia hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Panggil kita Teteh aja sama kayak De Via." ucap Agnia

"Ah, iya Teh." sahut Arjun

"Sekarang balik ke pertanyaan semula, kamu beneran pacar De Via?" Kali ini Hilma yang bertanya. Arjun agak tegang dengan wajah dingin Hilma.

"Iya Teh." Jawab Arjun. Ia tidak ingin salah memanggil kakak kakak Alvia lagi.

"Kenal di mana?" Tanya Aldi dengan postur melipat kedua tangan di depan dada. Terlihat sekali wibawanya.

"Eh, kita satu sekolah. Jadinya kenal di sekolah em.." Arjun bingung harus memanggil Aldi apa

"Manggilnya sama aja kek si Dede." Aldi paham dengan ucapan bingung Arjun

"Iya A." Arjun mengiyakan

"Sejak kapan--"

"Sejak tadi." Pertanyaan Agnia terputus dan di jawab oleh Alvia yang sedang memegang nampan berisi air.

"Dih, kok air putih doang sih." Protes Hilma

"Berisik, kalau mau jus sana beli. Gak ada buah di rumah." Alvia membungkam protes Hilma sambil duduk di kursi single yang terpisah satu meja kecil dengan Arjun

"Gak mandi dulu? Perasaan bentar banget tadi." Tanya Agnia

"Gimana mo mandi dulu, ada tamu plus lagi di interogasi ma satpam." Sindir Alvia

Aldi, Agnia, dan Hilma hanya terkekeh mendengar itu. Sedangkan Arjun menghela nafas lega karena Alvia ada bersamanya di antara makhluk makhluk mengerikan di depannya.

Alvia tampak lebih santai dengan menggunakan setelan kaos yang di padukan cardigan biru tua dan celana hitam yang longgar, jangan lupa dengan kerudung putih yang biasa, bukan kerudung persegi empat yang sering Arjun lihat.

"Tumben ngeinterogasi pacar Dede, biasanya pacar Teh Hilma gak sampe segininya." Penuturan Alvia membuat kekehan kakak kakanya dan pandangan Arjun yang takjub seketika hilang

"Siapa yang lagi ngeinterogasi? Kita lagi ngobrol biasa aja." Elak Agnia

"Heleh, hoax mu ku dengarkan bung." Tangkas Alvia

"Leh, gak percaya dia. Ya kan De Arjun, kita cuma ngobrol biasa?" Hilma meminta pendapat Arjun. Arjun yang bingung hanya mengangukan kepala sambil tersenyum.

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang