20. Zreal II

6 3 14
                                    

"Alvia." Panggil seseorang di belakangnya.

Alvia sekarang sedang berjalan menuju parkiran bersama Klea, berniat untuk menumpak sampai pemberhentian angkot karena dari sana mereka berbeda jalan. Lumayan uang ongkosnya bisa ia tabung untuk sesuatu yang berguna, komik Haikyuu!! misalnya.

Ia menoleh kebelakang mendapati kakak kelas tadi lagi. Oh ayolah, Alvia sudah pusing dengan pelajaran hitung menghitung, jangan membuatnya tambah pusing.

"Ya, Kak Zreal?" Alvia berusaha ramah kepada orang yang lebih tua meskipun menyebalkan

"Mau pulang ya?" Tanya Zreal

"Iya Kak." Jawab Alvia "Udah tau masih aja nanya." Lanjut batinnya.

"Sama siapa?" Tanya Zreal lagi

"Gua." Jawab Klea dengan judes

"Udah ah, yuk Vi. Tar kelamaan." Klea menarik tangan Alvia dengan cepat dan meninggalkan Zreal. Yang ditarik hanya pasrah dan senang karena Klea menyelamatkannya.

"Sama gua aja yuk." Ajak Zreal yang sudah ada di samping Alvia

Klea yang tetap pada pengukuhannya mengeratkan tarikan tangannya kepada Alvia menuju motir matic hitam bergaris merahnya.

"Ayo dong Alvia, mau ya?" Ajak Zreal kembali

"Dia gak mau." Ucap Klea, "Lagia keliatan kali mana yang mau sama mana yang ganggu." Lanjutnya dengan sinis

Jika Zreal tidak sedang ingin memenangkan permainannya, sudah ia balas dengan perkataan yang setidaknya membuat teman Alvia yang satu ini menangis meraung raung. Namun ia hanya mrmbalasnya drngan senyum memaklumi.

"Yang guaa tanya itu Alvia, bukan lu." Ujarnya dengan nada netral

"Nyadar dikit kak, dari gerak tubuhnya aja udah keliatan. Gua cuma memperjelas doang." Sahut Klea

Mereka sidah sampai di samping motor Klea. Alvia lelah, ia hanya ingin menikmati perjalanan menuju rumahnya setelah tumpangan gratis. Meskipun itu cukup melelahkan, tapi setidaknya terbayar dengan keheningan dan awan yang bergulung di atas sana

"Maaf ya,  kak. Gua gak bisa nerima tawaran dari sembarang orang, jadinya gua sama temen gua aja." Akhirnya Alvia mengatakan itu dengan senyum lebar nan dipaksakan.

Zreal mengetatkan rahangnnya. Sialan juga cewek satu ini menolak tawarannya, sudah ia turunkan sedikit harga dirinya untuk gadis jelek dan rendahan ini namun dia malah menolaknya? Jangan bermain main dengan dirinya.

Namun tak ayal Zreal hanya tersenyum memaklumi dan mengangguk.

"Nggak papa, kapan-kapan pulang bareng ya Alvia." Zreal menjauh dari kedua gadis tadi.

Percayalah, Zreal tidak akan diam saja diperlakukan seperti ini.

<*Game Over*>

Sejak saat itu Zreal terus menerus berdekatan dengan Alvia, entah kapan pun itu saat Alvia berada di radius satu kilometer dari sekolah pasti selalu ada laki laki itu. Bahkan saat Fadlin, Nebara, Glean, dan Aksan bertemu dengannya, pasti ada Zreal di sana.

Seperti saat ini. Alvia berbahagia karena cireng kesukaannya ada di tangannya, namun harus kesal karena ada 3 pengganggu di depannya.

"Vi, kok makin hari, makin banyak orang yang nyebelin sih?" Tanya Willia yang berada di sampingnya

Hari ini Klea tidak masuk kelas karena ada kepentingan keluarga, sedangkan Villia sedang berada di ruang guru karena di panggil dan Alvia tidak mau tahu ada urusan apa dia di sana. Jadi hanya Willia dan Klea yang duduk menikmati makanan ringan di tangan dengan dipelototi 3 laki laki gila di depannya

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang