11. Fadlin

12 4 28
                                    

Alvia mendahului teman temannya untuk berjalan ke kantin. Jujur saja ia sakit hati, tapi berusaha tidak memasukan perkataan Villia ke daam hati. Toh salah Alvia sendiri.

Baru langkah ketiga ia meninggalkan lawang pintu kelasnya, jalannya dihalangi seorang laki laki yang sama sekali tidak mengancingkan baju seragamnya. Alvia kira ia menghalangi jalan dan membuatnya melangkah ke samping kanan, namun laki laki tersebut mengulangi gerakan Alvia. Begitu sebaliknya, ia melangkah ke kiri laki laki itu mengikuti juga melangka ke kiri, membuat Alvia agak emosi lalu melihat wajah orang gila di depannya itu.

"Hai." Sapanya, sepertinya Alvia pernah melihatnya

"Masih ingat gua?" Tanyanya
Alvia diam tidak menjawab sapaan atau pertanyaan orang yang tidak tahu aturan di hadapannya ini.

"Oh iya, gua lupa ngenalin diri." Ucapnya kemudian, membuat Alvia manaikan sebelah alisnya

"Gua Fadlin Abirandiya, kelas XII TKR 2." Fadlin memperkenalkan dirinya yang membuat Alvia agak mengingat sesuatu

"Maaf gak kenal." Ucap alvia brusaha sopan karena laki laki di hadapannya adalah kakak kelas

"Eh eh, mau kemana?" Tanya Fadlin menghentikan alvia yang hendak pergi dari sana

"Mau ke kantin Kak, permisi." Jawab Alvia lalu meberusaha pergi lagi

"Eh, tunggu bentar cantik." lagi lagi Alvia di tahan oleh Fadlin

"Ada apa ya kak, saya lapar jadi harus buru buru." Ucap Alvia merasa tidak nyaman, ia diperhatikan oleh siswa siswi yang berlalu lalang.

"Kamu beneraan pacar Arjun?" Tanya Fadlin

"Arjun mana kak?" Tanya Alvia

"Yang waktu itu kamu datengin ke kelasnya." Jawab Fadlin

"Iya, kenapa emangnya?" tanya Alvia merasa tidak ada salah karena ia menjadi pacar Arjun

"Berarti bener kamu ya." Ucap Fadlin tidak menjawab pertanyaan gadis berhijab dan berkacamata di depannya

Alvia yang tidak paham hanya memiringkan sedikit kepalanya.

"Ini, buat kamu." Ujar Fadlin sambil menyodorkan sebuket mawar merah
Alvia yang melihat itu hanya diam tidak berkutik, yang ada di pikirannya hanyalah, "Orang ini gila."

"Kenapa gak diambil?" Tanya Fadlin

"Gelo." Celetuk Alvia

Celetukannya sontak mebuat Fadlin dan ketiga teman Alvia yang baru saja datang terkejut bukan main, sedangkan Arjun yang memperhatikan dari tempat yang agak belakang teman teman Alvia terkekeh karena tidak mungkin tertawa di saat seperti ini.

Perlu diberitahu kalau Alvia adalah gadis yang asal jeplak jika ada yang mengganggunya dengan tingkah gila di hadapannya, dan Arjun baru paham itu saat tadi pagi dan memperhatikannya seminggu belakangan.

"Ma-maksudnya?" Tanya Fadlin yang terkejut dibilang gila oleh gadis yang sama sekali tidak cantik ini. Ia hanya menjalankan permainan selingan di antara permainan sungguhan dan menjadi yang pertama memulai permainan itu, tapi apa ini?

"Maaf kakak yang aku lupa namanya--" Ucapan Alvia terpotong

"Fadlin, nama gua Fadlin." Tegas Fadlin karena kesal dengan kelakuan perempuan di hadapannya

"Ah iya, Kak Fadlin. Maaf jika menyinggung hati kakak, tapi aku mengatakan ini atas logika." Kata Alvia meminta maaf

"Apakah bukan orang gila yang memberikan sebuket bunga kepada orang yang sama sekali tidak dikenali?" Tanya Alvia

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang