34. Arjun II

5 3 26
                                    

Tadinya itu yang ingin Arjun ceritakan kepada Alvia, namun mulut, otak dan hatinya terlalu sakit untuk ia ceritakan kembali.

"Gak jadi deh." Ia tidak jadi menceritakan tentang dirinya tadi siang hingga sekarang. Arjun malah melihat langit yang ternyata awan awannya mulai saling menjauh.

Hening seketika menimpa mereka.

Alvia hanya tersenyum memaklumi, padahal dalam hatinya ia sudah penasaran namun apalah dayanya yang hanya orang luar.

"Ajun." Panggil Alvia

Arjun tidak menjawab panggilan itu dan tetap memerhatikan langit yang seperti sedang menyapu awan agar bintang dan bulan purnama bisa bersinar.

"Terkadang awan harus mengalah karena tersapu angin untuk memperlihatkan Bulan dan Bintang." Ujar Alvia

Arjun tidak berkata apapun dan tetap melihat bulan yang bersinar terang saat itu.

"Terkadang orang harus mengalah dengan keadaan untuk memperlihatkan apa yang salah dan benar." Lanjut Alvia

Arjun tertegun, seperti ada tamparan keras yang singgah di wajahnya.

"Jadi menurut lu, gua salah gitu?" Tanya Arjun sedikit tidak terima.

"Tabun*, lagian gua gak tau apa yang bikin lu kayak gini." Jawab Alvia sambil mengangkat bahu.

Laki laki itu kesal karena merasa di salahkan, dengan nada menyebalkan ia menghela nafas.

"Oke, gua beneran cerita sekarang."

Akhirnya Arjun menceritakan semuanya tentang salah satu hari yang menyebalkannya. Selesai menceritakan hal itu, Alvia lagi lagi hanya tersenyum.

"Jadi menurut lu, yang salah itu Umi sama Ayah lu dan Arjunadbi Aldean yang bener gitu?" Tanya Alvia

"Iya, emang kenyataannya." Jawab Arjun.

"Bisa di bilang gua baru aja di tampar sama kenyataan dari temen gua," Ucap Alvia "dan dari itu gua bisa mikir sesuatu."

"Emangnya apa?" Tanya Arjun

"Di saat ada konflik antar individu, gak ada yang bener, semuanya yang bersangkutan itu salah." Jawab Alvia sambil terkekeh.

"Maksudnya?"

"Gua berterima kasih sama si maniak Percy Jackson karena mukul gua pake buku yang tebelnya lebih dari 300 halaman,"

"Siapa?"

"Silvi, dari TKJ 2. Seangkatan sama gua."

Arjun dibuat bingung oleh Alvia. Apa hubungannya dengan si maniak persi jekson dengan permasalahannya.

"Gak paham." Ucap Arjun

Laki laki itu menyesal karena bercerita dengan pacarnya yang tidak ia pahami jalan ceritanya.

"Maksudnya," Terang Alvia "dicerita Aa, semuanya gak ada yang bener. Semuanya salah."

"Biar Dede jelasin, pertama yang salah itu Ayah Aa. Cerobohnya minta ampun karena ninggalin Umi yang setia dan memupuk benih kebencian di hati anak anaknya." Jelas Alvia

"Kedua, Umi juga sama salahnya. Terlalu buta sama kecintaannya kepada mantan suami dan anak anaknya sampe sampe ngelupain semua luka yang di buat mereka."

"Apaan, Aa gak pernah bikin luk--"

"Dengerin dulu, jangan main potong potong." Ucap Alvia sambil menyentil dahi Arjun

"Situ sendiri yang potong ucapan orang." Cibir Arjun

"Yang ketiga," Alvia tidak peduli dan melanjutkan penjelasannya "Aa telalu bodoh sama bego sama dendam dan kasih sayang Aa buat keluarga."

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang