06. Pemberitahuan

26 4 0
                                    

28 Oktober 2055

Pagi telah tiba. Seperti biasa Rei, Akari dan Kazumi terbangun karena suara jam. Sarapan, lalu ujian.

Mereka terpaksa melakukan ujian, karena tidak ada pilihan lain. Dan seperti biasa mereka mendapat full score.

"Hei! Ken! Layla! Sahsa! Ke sini deh!!" panggil Rei.

Yang di panggil mendekat. Pergi ke tempat yang agak jauh dari anak-anak. "Kami ingin memberi tau sesuatu" Kazumi memasang wajah serius.

"Apa itu?"

Kazumi menyeritakan semuanya. Dari saat mereka mengintip dan menyaksikan hal mengerikan, bukti-bukti yang di dapat, sampai rencana mereka.

"..." Yang di beri tau tak bisa berkata apa-apa. Hanya terdiam. Masih memproses penjelasan Kazumi.

"Pft-- bwahaha! Kau bercanda, Kazumi!" Ken tertawa kencang.

"Ini bukan candaan, Ken!"

"Gak, gak, gak. Kalian bercanda!" ucap Ken di sela tawanya.

"Lalu, bagaimana dengan tembok, hutan, serta saudara kita yang tak pernah menulis surat?" tanya Rei.

"Hhh.. apa-apaan dengan candaan kalian?" Ken memasang wajah kesal.

"Ini bukan candaan, Ken!" Akari menundukkan kepalanya membuat Ken menjadi tidak enak.

"Ini.. kalian bersekongkol bukan? Kalian ingin menipu kami, lalu bilang "Ken, Layla, Sahsa, kalian kami tipu!" bukan?" Ken mulai khawatir. Kazumi menggeleng.

"Ini memang terjadi," ucap Kazumi dengan wajah serius.

Lagi-lagi mereka bertiga terdiam. "Lalu.. bagaimana dengan Mama ..?" tanya Ken takut.

".. Mama.. membantu monster itu.." jawab Rei sambil mendudukkan dirinya.

"Apa?! Yang benar saja?! Orang sebaik Mama tidak mungkin membantu mereka!" marah Ken menundukkan kepalanya. Melihat ke Rei.

"Sudahlah, hentikan candaan kalian! Ini sudah tidak lucu!" ucapnya lagi.

"Ken.." panggil Layla. "Kurasa.. ini kenyataan.." lirihnya melirik Ken.

"Saat malam kepergian Zen, mereka pergi ke gerbang.." jelas Layla.

"Benar kah..?"

"Kalau itu memang terjadi, Rei, Akari dan Kazumi pasti akan meminta maaf.. tapi mereka tidak melakukannya.." ucap Sahsa.

"Ja-jadi.. semua ini bukan mimpi..?"

"Bukan.. jadi, Ken! Layla! Sahsa! Ayo lari dari sini! Dan jadikan pengorbanan Zen adalah yang terakhir! Bergabunglah dengan kami!" ajak Akari menatap ketiganya.

".. Kalau itu memang terjadi.. aku ikut!" ucap Layla.

"Kalau begitu aku juga ikut.." Sahsa mengangguk.

Semua mata melihat pada Ken yang belum memutuskan. ".. Baiklah. aku akan ikut," ucap Ken membulatkan tekad.

Akari mengangguk dan menaruh tangannya ke tengah-tengah. Seolah mengerti, yang lain menumpukkan tangan mereka di atas tangan Akari.

"Yosh! Min'na! Kita akan berusaha untuk keluar dari sini! Semangat!!" seru Akari.

"Yaa!!"

***

"Hei, Kazumi. Bagaimana caranya kita mengajari anak-anak itu?"

"Bagaimana dengan kejar-kejaran?" usul Kazumi.

"Hum.. boleh saja! Jadi mama juga tidak akan curiga.." gumam Rei.

"Kalau begitu, siapa yang akan menjadi 'monster'nya?"

"Kau ya!" jawab Rei dengan senyum cerah.

"Kenapa aku..?"

"Karena aku mau!" jawab Rei sekenanya sambil tetap memasang senyumannya.

"Hah..?"

Selesai mencuci pakaian dan menjemurnya, mereka berdua mencari Akari, Ken, Layla dan Sahsa lalu menerangkan rencana tadi. Yang lain mengangguk setuju.


"Oii!! Semua! Bagaimana kalau kita bermain kejar-kejaran?!" ajak Rei.

"Boleh!"

"Iya! Iya! Boleh!"

"Aku setuju!"

"Ayo Rei!"

Dan seperti yang di perkirakan, semua setuju.

"Baiklah, Kazumi yang akan menjadi 'monster'nya ya! Ayo menghindari Kazumi kalau tidak mau di tangkap!!" Rei memberikan instruksi.

"Waktunya 15 menit ya! Aku akan hitung sampai 10! Cepat sembunyi!" Kazumi mengeluarkan jam sakunya.

"1... 2... 3..." Kazumi memulai hitungannya.


TBC..

Neverland Secret [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang