16. Sebuah Cerita Dan Lagu

23 0 0
                                    

Sementara di gerbang suster Victoria di jemput ajalnya.

Keadaan di panti malah menjadi rumit. Mama tidak bisa menenangkan para anak-anak balita yang terus menangis sejak kepergian Suster Victoria, dan para anak 7 tahun ke atas yang masih dalam keadaan syok.

"Kalian, baik baik saja?" Tanya Kazumi.

Dengan segera Akari dan Rei pun memeluk Kazumi.

"Hiks.. ini.. ini bukan mimpi kan?!" Ucap Akari sambil menangis di pelukan Kazumi.

"A-aku pikir kami akan kehilangan dirimu untuk selamanya" Ucap Rei sambil menahan tangisnya.

Kazumi mengusap kedua punggung sahabat sekaligus saudara dekatnya itu. Dia juga menatap anak-anak 7 tahun ke atas sambil tersenyum.

Mereka yang melihatnya pun sebagian ada yang menangis dan ada juga yang menahan tangisnya. Mereka lega akhirnya tidak kehilangan salah satu bagian dari keluarga mereka.

Dan malam itu menjadi malam yang menegangkan sekaligus bahagia.

Karena mama kewalahan, dia akhirnya mendapatkan sebuah ide untuk menenangkan para anak-anak balita.

"Begini saja, bagaimana jika mama baca kan sebuah cerita?" Tanya mama.

Semua anak-anak balita pun berhenti menangis lalu mengangguk. Mama senang melihatnya.

"Akari, Rei, Kazumi, Sahsa, Ken, Layla apa mama bisa minta tolong? Tolong pindahkan meja makan ke pinggir ruangan ya" Ucap mama sambil tersenyum ramah.

Yang merasa di panggil pun hanya mengangguk lalu melakukan apa yang di katakan oleh mama.

Saat sudah selesai, mama meminta mereka semua untuk duduk membentuk lingkaran dan mama berada di tengah-tengah.

Dan mama pun mulai mulai bercerita.

"Dahulu, terdapat seorang monster kecil yang tak mengerti tentang 'kebahagiaan'. Sampai suatu hari, dia bertemu dengan seorang anak manusia. Mereka menjadi dekat, dan akhirnya ingin lari dari panti asuhan tempat sang manusia di besarkan. Tetapi suatu hari sang manusia akan di adopsi. Jadi monster kecil itu berkata pada sang manusia, "Ayo kita lari!". Sang manusia menggeleng dan berkata pada monster itu, "Tidak. Kau saja yang lari". Dan pada malam pengiriman sang manusia, manusia itu mendorong monster kecil itu agar keluar dari situ. Tapi tidak berhasil. Sang manusia di kirim, dan sang monster menghentikan langkahnya untuk lari lalu tertangkap. Dan akhirnya, mereka berdua terpisah" ucap mama mengakhiri ceritanya.

Dan ternyata anak-anak balita telah tidur.

'Menyedihkan sekali..' batin semua anak di atas 7 tahun.

'Tapi kenapa rasanya familiar..?' Batin mereka lagi.

"Loh? Kalian belum tidur? Cepat tidur, besok telat loh bangunnya.." ucap mama dengan senyumnya.

"A-ah.. iya.." ucap anak-anak yang belum tidur itu.

'Aku jadi teringat dengan lagu itu..' batin Akari sebelum akhirnya tertidur.

Ke esokan harinya..

.
.
.
.
.

2 November 2055

Seperti biasa, mereka sarapan lalu ujian. Tapi hari ini, anak-anak berumur di atas 7 tahun belum menjadi semangat lagi.

Dan Kazumi akhirnya mendapat ide.

"Nee, bagaimana kalau kita menyanyikan lagu yang kita buat dulu?" Tanya Kazumi pada Rei dan Akari saat mereka hanya bertiga.

"Yang mana..?" Tanya Rei.

"Yang sama dengan cerita mama kemarin" jawab Kazumi.

"...ah! Aku ingat! Boleh saja" ucap Rei.

"Yosh, aku akan ambil gitar. Kalian masih ingat nadanya kan?" Tanya Kazumi. Rei dan Akari mengangguk.

"Kau tidak bertanya bagaimana cara dia menemukan gitar?" Tanya Akari saat Kazumi sudah pergi.

"Paling dia menemukannya di gudang, dia itu kan paling ahli dalam menemukan barang yang tersembunyi" Ucap Rei.

Tak lama Kazumi menghampiri Akari dan Rei dengan membawa gitar. Sontak seluruh mata yang ada di sana tertuju pada Kazumi, lalu dengan segera mereka mengerubungi Akari, Rei dan Kazumi yang sedang duduk di pohon yang biasa Kazumi tempati.

"Yosh ayo mulai! Akari kau yang mulai duluan ya!" Ucap Rei.

Akari hanya mengangguk, Kazumi mulai memetik senar gitar sesuai dengan musik yang akan di di nyanyikan.

"Watashi wa watashi, Anata wa anata to
Yuube itteta sonna ki mo suru wa
Gurei no jaketto ni
Mioboe ga aru ko-hi-no shimi" - Akari.

"Aikawarazu na no ne
Sho-uindou ni futari utsureba
Stay with me..
Mayonaka no doa o tataki" - Rei.

"Kaeranaide to naita
Ano kisetsu ga ima me no mae
Stay with me..
Kuchiguse o iinagara" - Kazumi.

"Futari no toki o daite
Mada wasurezu daiji ni shiteita
Koi to ai to wa chigaiu mono dayo to
Yuube iwareta sonna ki mo suru wa" - Akari, Rei, Kazumi.

"Nidome no fuyu ga kite
Hanareteitta anata no koroko
Furikaereba itsumo
Soko ni anata wo kanjiteita no" - Akari.

"Stay with me..
Mayonaka no doa o tataki
Kaeranaide to naita
Ano kisetsu ga ima me no mae" - Rei.

"Stay with me..
Kuchiguse o iinagara
Futari no toki o daite
Mada wasurezu atatameteta" - Kazumi.

"Mada wasurezu atatameteta.." - Akari, Rei, Kazumi.

Di saat lagu yang dinyanyikan habis, di saat itu juga Kazumi menghentikan bermain gitar nya.

Dan saat itu juga anak-anak panti-minus Rei, Akari dan Kazumi- bertepuk tangan.

"Woah suara kalian bertiga bagus!"

"Itu lagu apa?"

"Siapa yang membuat lagu itu?"

"Kazumi ajari aku bermain gitar!!"

Banyak anak-anak yang bertanya tentang lagu itu dan juga ingin di ajari bermain gitar oleh Kazumi.

Akari, Rei dan Kazumi hanya tersenyum senang karena mereka berhasil membangkitkan kembali semangat anak-anak panti.

Tapi tak jauh dari sana, terlihat mama yang sedang menatap horor Akari, Rei dan Kazumi.

Mereka bertiga menyanyikan lagu persis seperti cerita masa lalunya, namun lagu yang dinyanyikan Akari, Rei dan Kazumi dijelaskan secara lebih detail dibandingkan dengan cerita yang pernah mama dongengkan semalam.

'Kenapa.. kenapa mereka bisa mendetailkan cerita masa laluku? Padahal waktu itu, aku hanya bercerita sebagai pengantar tidur dan juga tidak sampai sedetail itu!' Batin mama.

Mama kemudian menatap langit.

'Zeon..'

Tbc.

Neverland Secret [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang