"Ini.. tidak.. mungkin.." gumam Kazumi tak percaya.
Di hadapannya, sebuah jurang besar terpampang.
Melihat ke kanan dan kiri, dia mendesah kecewa karena tak ada jembatan atau sebagainya.
Memastikan sekali lagi, dia memutuskan untuk turun dan kembali. Tak lupa membawa kembali talinya.
'Kazumi' batin Rei melirik Kazumi ketika dia kembali.
"Ah, Kazumi! Ayo bermain!" Ajak Dea, salah satu anak berumur di bawah 7 tahun.
"Iya. Ayo" ucap Kazumi tersenyum kecil.
"Hei, Kazumi. Bagaimana?" Bisik Akari mendekati Kazumi. Kazumi menggeleng.
"Ada jurang" bisiknya.
"Yosh! Min'na! Ayo bermain! Kali ini yang jadi monsternya aku ya!" Ucap Ken.
"Iyaa!"
Bersiap untuk bermain, Rei melihat langit yang mulai mendung.
Kemudian, dia teringat kenangan masa kecilnya bersama Akari dan Kazumi. Ketika mereka bermain kejar-kejaran ketika hujan.
Dan alhasil, Akari terkena flu.
"Hoi! Rei! Kenapa kau melamun? Kita sudah akan mulai!" Panggil Sahsa.
Tersenyum kecil, dia menghampiri yang lain.
"Aku datang~!"
Setelah bermain kejar-kejaran, mereka ber-lima belas duduk di bawah pohon kesukaan Kazumi.
"Kenapa kalian semua berada di sini?" Ucap Kazumi basa basi, mencoba untuk mencairkan suasana.
"..." Tidak ada jawaban dari mereka.
Hening, hanya angin yang berhembus dan membuat rambut mereka ikut berhembus mengikuti arah mata angin.
"Nee, aku ingin bertanya. Jika aku pergi apa yang akan kalian lakukan seterusnya?" Tanya Kazumi sambil menatap awan, memori masa lalunya berputar.
"Huh? Kenapa kau menanyakan itu? Pokoknya kau tidak akan pergi! Titik!" Jawab Rei.
"Yah, semoga saja.." gumam Kazumi.
"Dalam waktu satu hari, apa kita bisa keluar dari sini? Kita bahkan belum mempersiapkan apa-apa" Ucap Akari.
Rei terdiam, dia tidak memikirkan hal itu. Mentalnya saat ini sedang tidak baik, dan juga pikiran nya sedang kacau.
"Mama itu lebih licik dari yang kita duga" Ucap Akari.
Seketika Kazumi mengingat kata kata yang pernah dia ucapkan dulu.
"Kalau mama dan suster bisa licik, kenapa kita tidak?"
Dan di saat itu juga Kazumi mendapatkan ide untuk menyingkirkan suster Victoria.
"Siapa sangka suster Victoria akan menjadi pengkhianat" Ucap Ken.
"Sudah ku bilang bukan, harusnya kita tidak berkerja sama dengannya" Ucap Layla.
"Bahkan dia tidak menunjukkan gerak-gerik yang mencurigakan, Aaaah!!! Aku mulai kesal!!" Ucap Sahsa mengacak-acak rambutnya.
"Nee.. Akari, Rei sebaiknya kalian istirahat" Ucap Kazumi sambil merangkul Akari dan Rei.
"Kenapa kau bisa tenang sekali Kazu.." Lirih Akari, tubuhnya bergetar lagi.
"Layla, apa kau bisa mengantarkan Rei dan Akari ke kamarnya? Aku masih ada urusan dengan yang lain" Ucap Kazumi sambil tersenyum tipis.
"Ha'i" Ucap Layla lalu membawa Akari dan Rei ke kamarnya.
Setelah mereka sedikit menjauh, Ken mulai membuka mulut.
"Oi Kazumi, rencana kita sudah berantakan lo. Kalau pun kita memulai dari awal itu tidak akan mungkin di selesaikan dalam satu hari sebelum kepergian mu" Ucap Ken dengan nada frustasi.
Kazumi yang mendengarnya hanya tersenyum.
"Aku punya rencana yang lebih bagus dari kemarin, jadi ayo buat rencana baru!" Ucap Kazumi.
"Dalam waktu satu hari? Itu mustahil Kazumi!" Ucap Sahsa.
"Memang mustahil, bahkan sangat mustahil.." Ucap Kazumi.
"Tapi aku akan buat keajaiban agar kita semua bisa pergi dari sini bersama-sama" Lanjut Kazumi.
"Jangan membuat lelucon, itu tidak lucu tau" Ucap Ken.
Kazumi hanya terkekeh mendengarnya.
Tak lama kemudian Layla pun datang.
"Bagaimana keadaan mereka?" Tanya Kazumi.
"Entahlah, mereka sepertinya sedang depresi berat" Ucap Layla.
"Begitu.."
"Karena Akari dan Rei tidak bisa diajak ke dalam rencana ini. Hanya kalian yang bisa aku andalkan. Jadi, mohon bantuannya!" Ucap Kazumi sambil menatap semuanya penuh harap.
Yang lain pun merasa mereka memiliki kesempatan kedua, cahaya mereka telah kembali. Dan juga mereka akan lebih serius kali ini.
Setelah mengembalikan semangat mereka, Kazumi pun mulai memberitahu rencana baru yang dia rancang.
Mulai dari pembagian kelompok yang di pisah menjadi 3. Yaitu kelompok 1 yang di ketuai oleh Akari, Sahsa, Roy, Frey dan Fiona. Kelompok 2 yang di ketuai oleh Kazumi, Ken, Fanya, Ben dan Lev. Dan kelompok 3 yang diketuai oleh Rei, Layla, Naila, Kei dan Chirs.
Mereka dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan kemampuannya. Kelompok 1 berisi anak-anak yang memiliki fisik lemah, kecuali Akari dan Sahsa yang mengawasi kelompok tersebut.
Kelompok 2 berisi anak-anak yang memiliki fisik normal, tanpa terkecuali Kazumi dan Ken.
Dan kelompok 3 berisi anak-anak yang memiliki fisik kuat. Mereka akan di tempat kan sesuai urutan, mengingat kelompok 1 adalah kelompok yang berisi anak-anak berfisik lemah. Maka kelompok itu akan jalan terlebih dahulu lalu di ikuti oleh kelompok 2 dan 3.
Kazumi membagi tugas di setiap kelompok. Kelompok 1 menyimpan persiapan untuk melarikan diri di sumur tua, Kelompok 2 melatih anak-anak lain dengan cara bermain kejar-kejaran, dan kelompok 3 mereka belajar melempar tali yang di ujungnya terdapat batu sebagai pemberat dan juga membuat roket dari botol plastik.
Semuanya berjalan dengan baik, mama dan suster Victoria juga tidak curiga. Karena mereka hanya mengawasi anak-anak yang paling tua.
Dan tak terasa hari sudah hampir gelap. Mama pun memanggil anak-anak yang diluar untuk masuk ke dalam panti.
"Anak-anak ayo masuk sudah hampir gelap!" Ucap mama.
"Baik mama!"
Yang lain pun masuk kedalam panti kecuali Kazumi yang masih berdiam diri di luar.
Mama menyadari hal itu.
"Kenapa? Apa kau sedih kau akan meninggalkan panti ini?" Tanya mama sambil tersenyum ramah.
"Ah, tidak juga. Hanya ingin melihat-lihat panti ini untuk terakhir kalinya" Ucap Kazumi sambil tersenyum tipis.
"Begitu.. besok kau masih bisa melihatnya, ayo cepat masuk sudah mulai gelap" Ucap mama seramah mungkin.
"Ha'i~" Ucap Kazumi lalu masuk ke dalam panti.
'Kenapa anak itu bisa tenang sekali? Padahal besok adalah tanggal pengiriman nya. Dan dia sudah tau semuanya tentang panti ini' Batin mama sambil melihat punggung Kazumi yang lama-kelamaan menghilang dari pandangannya.
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Neverland Secret [Tahap Revisi]
FantasyHei, Kalian tau 'Neverland'? Neverland adalah dunia dimana anak-anak tak bisa tumbuh dewasa. Disana, anak-anak tak memikirkan apapun. Dunia yang sangat di impikan. Itu yang mereka bilang. Padahal, Neverland tak seindah itu. Sebenarnya Neverland adal...