13. Sebuah Pengkhianatan

16 0 0
                                    

"Hah?! Bukankah kita hanya membawa anak di atas 7 tahun?! Jangan merubah rencana di tengah jalan Akari!!" Ucap Rei berdiri.

"Tapi yang kita hadapi itu bukan manusia Rei! Bagaimana kalau mereka di apa-apakan?!" Tanya Akari.

"Tidak! Pokoknya kita hanya akan membawa anak di atas 7 tahun!" Ucap Rei emosi.

"Lalu kalau mereka dalam bahaya bagaimana?!" Tanya Akari.

"Tidak akan! Mama pasti tidak akan membahayakan mereka!!" Ucap Rei.

"Dengan Akari! Kesempatan hidup mereka masih lama! Sedangkan kita?! Tidak lama lagi Akari! Jadi kita dulu yang akan melarikan diri! Jika kita sudah keluar dari sini baru kita menjemput mereka!" Jelas Rei mengahmpiri Akari lalu mencengkram kerahnya.

"Tapi, bagaimana jika.. bagaimana jika.." Akari hanya bisa menatap mata Rei yang penuh keyakinan.

"Rei benar, Akari. Kita tidak bisa membawa semua anak. Terutama anak bayi. Mereka tidak bisa berjalan. Jadi kita terpaksa meninggalkan mereka" ucap Kazumi.

"..baiklah.." ucap Akari lirih.

"Omong-omong, kenapa dua bocah itu diam saja?" Tanya Layla.

Dan ternyata, dua bocah itu-Ben dan Chirs-sudah tertidur lelap.

- Di ruangan mama -

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan pada ku?" Tanya Mama.

"Aveline, sebaiknya kau singkirkan Kazumi. Karena kalau dilihat, dialah otak di balik rencana mereka. Jika Kazumi disingkirkan, maka rencana mereka akan lenyap. Dan juga mental mereka akan down secara drastis, dengan begitu mereka akan tetap berada di bawah kendali mu" Ucap Suster Victoria.

"Apa ucapanmu bisa ku percayai?" Tanya Mama.

"Tentu saja. kalau tidak, kenapa kau memanggilku ke sini untuk menjadi asisten mu?" Tanya balik Suster Victoria.

Mama terdiam, ruangan menjadi hening beberapa saat.

"Kau bisa memikirkannya dulu, tapi jangan terlalu lama. Atau mereka akan melarikan diri sebelum kau mengambil keputusan. Aku permisi" Ucap Suster Victoria keluar dari ruangan mama menuju kamarnya.

"Mereka adalah anak-anak ku. Mereka tidak akan bisa lepas dari genggaman ku" Ucap mama sambil tersenyum miring.

- Di kamar Suster Victoria -

"Oh hai, apa kau tau aku akan menjadi mama sebentar lagi" Ucap Suster Victoria sambil mengangkat sebuah boneka miliknya.

"Aku akan menyingkirkan Kazumi dahulu baru si Aveline itu!" Tambah Suster Victoria.

"Ada 2 orang licik di sini, aku harus menyingkirkan salah satunya dulu. Benarkan?" Ucap Suster Victoria sambil mengelus kepala bonekanya.

"Saat aku jadi mama nanti, mungkin kau tidak akan ku urus lagi. Jadi maaf yah~" Ucap Suster Victoria sambil menimang boneka tersebut.

"Mungkin hari ini adalah hari terakhir aku bermain bersama mu. Boneka Teddy ku yang manis~" ucap Suser sambil tersenyum.

.
.
.
.

31 Oktober 2055

Mereka menjalankan rutinitas seperti biasa.

Tapi, kali ini ada yang berbeda.

"Kazumi, coba ke sini sebentar" panggil mama.

"Ya"

"Anak-anak, hari ini adalah hari terakhir Kazumi. Akan ada yang mengadopsi Kazumi. Dan besok malam Kazumi akan di kirim" ucap mama menepuk kedua bahu Kazumi.

"A-apa?!" Ucap anak-anak di atas 7 tahun.

"A-apa maksudmu, mama?" Tanya Akari.

"Ada apa dengan kalian? Bukan kah biasanya kalian akan bahagia jika ada yang di adopsi?" Tanya mama bingung, walaupun mama sudah tau sebenarnya.

"Kalian kenapa? Apa kalian tidak suka jika aku pergi dari sini?" Tanya Kazumi, walaupun itu hanya tipuan semata.

'Tentu saja bodoh! Mana mungkin kami membiarkan mu mati di makan para monster itu!!' Batin anak yang di atas 7 tahun berserta Akari dan Rei.

"Kenapa Kazumi perginya cepat sekali?"

"Kazumi nanti main kejar-kejaran yah!"

"Huwa!! Kazumi!! Jangan pergi!!"

Rengek para anak-anak yang di bawah 5 tahun sambil menghampiri Kazumi.

Sementara 14 anak yang sudah tau semuanya, mereka diam. Mereka tak percaya bahwa akan mengorbankan satu orang lagi. Terutama Akari dan Rei, sahabat sekaligus saudara yang paling dekat dengan Kazumi.

Seketika itu juga,

Mental mereka menjadi down secara drastis.

Mama yang melihat itu hanya tersenyum tipis, apa yang di bicarakan oleh suster Victoria itu ada benarnya.

Suster Victoria yang ada di sana pun juga merasa di untungkan, karena musuhnya berkurang satu.

"Nah, semuanya, ayo cepat ke lapangan. Kita ujian sekarang!" Ucap mama. Semua mengangguk dan pergi ke lapangan.

Sesudah ujian, mereka berkumpul. Maksudnya, para anak di atas 7 tahun.

"Kazumi.. jadi.. bagaimana..?" Tanya Akari dengan tubuh bergetar.

"Bagaimana apanya?" Tanya balik Kazumi.

"Kau.. kenapa kau malah santai-santai?! Besok kau akan di kirim Kazumi! Besok! Dan bukan bulan Januari!" Ucap Akari menarik kerah Kazumi.

Dengan segera di pisahkan oleh Rei.

"Jangan seperti itu, Akari! Aku tau kau sedang depresi, tapi jangan tersulut emosi! Kita.. masih punya kesempatan!" Ucap Rei.

"Benar.. kan..?" Gumamnya lalu mengacak-acak rambutnya.

"Ahhh! Kepalaku pusingg!!" Ucapnya lalu menghentikan aksinya itu dan mengeluarkan sesuatu dari kantung kemejanya.

Alat yang Kazumi kasih di perpustakaan beberapa hari lalu.

"Apa itu?" Tanya Naila.

"..." yang di tanya hanya diam. Dan tiba-tiba, Akari mengambil alat itu dari tangan Rei dan mengarahkannya ke telinga Kazumi.

Untungnya, Kazumi sempat menghindari itu.

"Apa-apaan kau Akari?! Kita bisa ketahuan tau!" Ucap Kazumi.

"Habisnya, dengan ini kau bisa lari dari sini Kazumi!" Jelas Akari.

"Tapi itu malah akan membuat kita sulit untuk keluar! Penjagaan akan semakin di perketat tau!" Ucap Kazumi.

"Jadi.. kita tidak bisa ya.." gumam Layla.

"Semuanya! Ayo kita bermain kejar-kejaran!" Ajak salah satu anak di bawah 6 tahun.

"Aku tidak ikut.." ucap Rei dan Akari bersamaan.

"Aku juga" ucap Kazumi.

Yang lain mengangguk lalu pergi bermain.

"Aku akan pergi ke tembok lalu memanjatnya. Anggap saja itu akan menjadi informasi terakhir dariku. Aku ingin kalian mengalihkan perhatian suster dan mama. Jangan sampai mereka melihat jamnya" jelas Kazumi lalu berdiri.

"Kalian bisa melakukan itu bukan?" Tanya Kazumi dengan seringai meremehkannya.

"Tentu saja!" Ucap Rei dan Akari bersamaan.

Sepertinya harapan mereka mulai kembali sedikit.

Kazumipun segera menjalankan rencananya. Dia pergi ke tempat tali yang terbuat dari taplak meja di sembunyikan lalu ke tembok lalu memanjatnya.

"Ini.. tidak.. mungkin.."

Tbc.

Neverland Secret [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang