30

61 40 3
                                    

•••
-Busan-

"Ayah" - Jungkook
"Putraku.Il Kwon" - Jungwoo
"Aku tahu" - Jungkook
"Aku mengandalkanmu. Jangan beritahu ini pada Junghwan" - Jungwoo
"Ayah tenang saja" - Jungkook

Sesampainya di Busan. Ia langsung menemui ayahnya yang sedang terbaring lemas berjuang melawan sakitnya. Ibu jarinya terus mengusap usap tangan ayahnya.
Ada suatu hal yang membuatnya marah besar.

"Bajingan itu masih hidup ternyata. Wanita itu hanya bersandiwara? cih, Jung Suran.... apa rahasiamu? membuatku begitu mencintaimu" - Jungkook

•••

"Hai, sudah bangun?" - Suran
"Ibu?" - Jeongsan
"Sssttt, jangan keras keras nanti nunamu bangun" - Suran
"Ibu kok disini?" - Jeongsan
"Mulai hari ini dan seterusnya, kalian tinggal bersama ibu nee" - Suran
"Loh, ayah mana?" - Jeongsan
"Ayah sedang pergi, sebentar saja" - Suran
"Eum? ayah tidak meninggalkan Jeongsan seperti ibu kan? Jeongsan tidak mau....." - Jeongsan
"Tidak.... ayah pergi sebentar saja. Jeongsan jangan sedih, kan disini ada ibu. Sekarang cuci muka lalu minum susu nee" - Suran
"Nee....." - Jeongsan

Sesuai yang ia katakan. Pukul tujuh, aku harus menjemput mereka. Sebelum Serim bangun, aku akan mengemasi pakaian si kembar. Memang tidak ada apa apa lagi disini. Semuanya sudah ditata layaknya sebuah rumah yang akan dijual. Sayang sekali.

"Aku merindukanmu, kau sedang apa sekarang" ucapku dengan tatapan kosong. Ada sebuah kardus diatas meja belajar mereka. Pada selembar kertas kuning ditempelnya, tertuliskan "Aku sudah mengemasi semua milik mereka. Pakaian, mainan, buku pelajaran. Semuanya ada disini"

"Sudah dikemas?bingungku. Setelah kubuka, ternyata lengkap semuanya ada disana. Sekarang hanya perlu menunggu Serim bangun dan pergi dari sini.

•••

Rumah ayah, rumah ayah dan rumah ayah. Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menjaga si kembar.

Aku masih bingung ingin melamar kerja dimana. Sempat saat itu, terlintas dipikiranku untuk kembali bekerja di perusahaan ayah Jungkook. Ah tapi tidak, lebih baik bekerja di tempat lain saja.

'aiaiaia berbi kutukupret' dering ponselku. Nomornya tidak dikenal, kumatikan saja. Tapi ia terus menghubungi berkali kali. Akhirnya kuangkat.
"Yo wassup yo" sapanya.

"Hah?" - Suran
"Astaga, harusnya kau menjawab yo wassup yo juga" - Taehyung
"Oh... Yo wassup yo. E eh ini siapa?" - Suran
"Ah iya, aku Kim Taehyung produser BBC Entertainment" - Taehyung
"Omo? BBC?" - Suran
"Kau pasti Jung Suran kan. Aku melihat lirik lagu yang kau tulis. Temanmu megirimkan itu, ah siapa dia... Sutris eh Suyatno. Eh Suyeong" - Taehyung
"Ah... Suyeong. NEE!? Dia mengirimkan itu padamu?!" - Suran
"Wow santai, mari bertemu pukul tiga. Aku ingin berbicara sesuatu, menyangkut masa depanmu ahay! Ah kalau begitu mari bertemu di-" - Taehyung

Kim Taehyung? Aku tau dia produser ternama dari BBC. Untuk apa dia mengajak bertemu?

Pukul tiga sore, aku masih menunggu produser itu di cafe.
Memainkan jari jariku sambil menunggu.

Twenty Nine 이십구,jjk [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang