18

56 44 4
                                    


Tak lama seelah itu si kembar datang menemui gurunya itu.

"Jangan lupa tugasnya nee, sampai ketemu minggu depan" - Guru Kim
"Nee" - Serim

Kembali lagi, Jeongsan kembali menunjukkan wajah murungnya.
Serim yang melihat adiknya keheranan.

"Dor! Kok diam saja! Padahal tadi matematikanya seru loh. Dor!" - Serim
"Hm" - Jeongsan
"Kenapa murung? Kau tetap tidak suka matematika?" - Serim
"Sebenarnya tugas Guru Kim disini apa?" - Jeongsan
"Membuat kita mencintai matematika" - Serim

Dia hanya menatap nunanya lalu melangkah pergi namun ditahan oleh ayahnya.

"Tidak boleh keluar sebelum makan" - Jungkook
"Ihhhhh" - Jeongsan
"Masuk" - Jungkook
"Mampus" - Serim

•••

Kini aku dan Serim bermain di ayunan dekat danau. Jeongsan tidur di kamarnya, dia akhir akhir ini suka tidur siang. Sambil mendorong ayunan itu, aku bertanya kepada Serim.

"Sayang, bagaimana bimbelnya?" - Suran
"Biasa saja, tapi" - Serim
"Kenapa?" - Suran
"Guru kim memisahkan kami. Dia memberiku soal latihan lalu kukerjakan. Selama aku mengerjakan, guru mengajak Jeongsan mengerjakan soal latihan di ruang lainnya. Katanya tidak boleh mencontek. Tapi...." - Serim
"Apa?" - Suran
"Aku pernah mengintip saat itu, dan guru menakut nakuti Jeongsan" - Serim
"Menakut nakuti?" - Suran
"Guru bilang, katanya jika terus menerus belajar rasanya seperti disiksa di neraka. Dia juga bilang, semua orang yang belajar akan mengakhiri hidupnya sendiri karena lelah. Itu sebabnya nilai Jeongsan kadang turun kadang naik. Dia berpikir kalau dia terus belajar dia akan mati, katanya begitu" - Serim

Serim cerita banyak tentang itu. Dia juga bilang kalau Guru Kim menyukai Jungkook.
Aku terkejut mendengar itu. Bagaimana seorang guru memprovokasi muridnya seperti itu.
Tanpa pikir lama aku meninggalkan Serim dan menghubungi Guru Kim.

"Nyonya Je-" - Guru Kim
"Kau tidak perlu mengajar bimbel lagi" - Suran
"Oh? Ada apa? Apa ada masalah?" - Guru Kim
"Kau memprovokasi putraku?" - Suran
"Nyonya Jeon, aku tidak paham apa yang kau bicarakan" - Guru Kim
"Berhenti, kau yang mengatakan nilai mereka turun, mereka terlalu lelah, kami harus menukar jadwal bimbelnya. Kau juga yang mempengaruhi mereka?" - Suran
"Aku benar benar tidak paham" - Guru Kim
"Jika tujuanmu,hanya untuk mencari perhatian suamiku. Kenapa kau menggunakan anakku?" - Suran
"Oh? Ah... Tenyata kau sudah tahu tujuanku. Syukurlah aku tidak perlu buang tenaga untuk membongkar" - Guru Kim
"Berusahalah sekeras mungkin" - Suran
"Tentu. Mungkin suamimu masih tulus kepadamu. Tapi suatu saat kau yang akan memanggilku Nyo-" - Guru Kim
" Tidak ada seorang idiot ahli matematika yang bisa melawanku" - Suran

Aku menutup panggilan itu.Sungguh tidak mengerti bagaimana perasaanku sekarang. Semua orang menyukai suamiku sekarang. Mereka menggunakan berbagai cara untuk bersamanya, tapi wanita ini. Dia dapat membahayakan anakku.

"IBU!!! DORONG LAGI AYUNANNYA!" - Serim
"I-iya, ibu kesana" - Suran

•••

Matahari sudah mulai tenggelam.
Ada sesorang didepan pintu yang menekan bel rumah berkali kali.
Karena aku malas, aku menyuruh Jungkook membukanya.

Twenty Nine 이십구,jjk [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang