"Oppa..." lirih Solbin. Jungkook tidak menggubris perkataannya. Ia terus memandangi fotoku."Oppa" Untuk kedua kalinya, ia tetap tidak menggubris.
"OPPA!" Bentak Solbin. Jungkook yang tersadar pun mematikan layar ponselnya dan menyembunyikan disaku celanannya.
"Aku mau pulang" - Solbin
"Loh tapi kan belum selesai" - Jungkook
"Besok saja, besok kan masih ada waktu" - Solbin
"Tapi-" - JungkookWanita itu meninggalkannya begitu saja. Tentu saja Solbin sakit hati. Jungkook bergegas mengejarnya.
"Mau kemana!" - Jungkook
"Pulang" - Solbin
"Kita belum selesai" - Jungkook
"Kan aku sudah bilang besok saja!" - Solbin
"Besok aku tidak bisa! Gunakan waktunya sekarang!!" - Jungkook
"Tidak bisa? Sungguh? Kau tidak bisa meluangkan waktumu sedikit untuk pernikahan? Kau selalu beralasan sidang sidang sidang! Kau bahkan belum bisa melupakan mantan istrimu itu!!" - Solbin
"Jika kau tidak suka memiliki pria bodoh sepertiku kenapa kau tidak tolak saja perjodohan itu! Itu sangat mudah!" - Jungkook
"Kau benar benar egois. Berapa banyak waktu yang harus kau buang demi wanita itu? Jung Suran! Dia sudah terkenal! Apa dia memiliki waktu untuk memikirkanmu eoh?!" - Solbin
"Kau memang jauh lebih buruk darinya. Kau tidak memiliki rasa pengertian sama sekali" - Jungkook
"UNTUK APA AKU PENGERTIAN JIKA KAU SEPERTI INI!!" - Solbin
"Terserah. Aku tidak akan pernah mencintaimu, pernikahan kita hanya diatas kertas. Satu lagi, aku tidak akan pernah menyntuhmu. Kau ingin bermain dengan pria lain? Silahkan. Aku tidak peduli" - JungkookKakinya melangkah meninggalkan calon istrinya itu. Solbin menahan tubuhnya dengan memeluknya dari belakang.
"12 tahun, aku mencintaimu selama itu. Aku bahkan menahan rasa sakit sedalam itu saat melihat kau menikah dengannya. Aku menyayangi si kembar, layaknya mereka anakku sendiri. Kumohon, mendiang ibuku ingin aku menikah denganmu" -Solbin
Mendengar itu, Jungkook melepaskan pelukan eratnya dan kembali berjalan. Dia tidak peduli. Benar benar pria jahat.
Solbin meneteskan air matanya satu persatu. Jelas saja, sepertinya pernikahan itu akan terasa sangat menyakitkan baginya.
•••
-SNU-
"Ah mantap, sekarang tinggal cuci muka terus ketemu baby Hayeon" - Junghwan
"Hei" - Si Yeong
"Apa?" - Junghwan
"Si Woo oppa memintamu menuliskan naskah hukum untuk proyeknya. Ini" - Si Yeong
"Haish, kenap tidak kau saja. Kau kan anak hukum" - Junghwan
"Aku kan baru semester satu, otaknya belum sampe. Nih, ditunggu ya. Makasih sama sama" - Si Yeong
"Haish kurang ajar" - JunghwanTak lama setelah itu Hayeon datang menghampiri Junghwan. Mengembalikan bukunya.
"Misi, nih makasih. Bye" - Hayeon
"Et et et" - Junghwan
"Apa lagi?! menyatakan perasaan ke 20 kalinya?" - Hayeon
"Bukan, apa kau datang ke pernikahan Jungkook Hyung?" - Junghwan
"Tentu saja. Aku tidak rela kakakmu menikah lagi! Awas saja kalau sampai punya anak. Keturunan Jeon setelah Jeongsan akan sial terus" - Hayeon
"Wow, impresip" - JunghwanKini Hayeon terus memandang Junghwan yang sibuk mencuci wajahnya.
"Apa? Aku tau aku tampan, jangan melihatku seperti itu" - Junghwan
"Kau tampan tapi bodoh" - Hayeon
"Kejam sekali" - Junghwan
"Oppa" - Hayeon
"Hm" - Junghwan
"Bisakah kau menemaniku menjemput Jeongsan?" - Hayeon