Part.9🐸Air Mata

139 57 0
                                    

BUDAYAKANLAH VOTE SEBELUM MEMBACA DAN KOMEN SETELAH MEMBACA.

🐸 🐸 🐸

'Tetapi seberapa pun gue membenci lo rav, hati gue selalu bisa memaafkan lo dengan mudah'

'Tetapi seberapa pun gue membenci lo rav, hati gue selalu bisa memaafkan lo dengan mudah'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayara POV.

"Ravaaaa" Teriak gue dengan suara yang menggelar ke seluruh penjuru kelas koridor sekolah.

Cowok itu yang menyadari namanya di panggil dengan kesar, langsung menenggok ke sumber suara, yang tak lain yaitu gue.

"Berisik lo" Kata rava ketus.

Gue memanyunkan bibir gue seakan akan berusaha berekspresi imut di depan rava.

Rava menggangkat sebelah alisnya lalu memutar bola matanya jengah.

Gue tersenyum melihat mimik wajah rava yang menurut gue masih keliatan ganteng.

Lalu gue, meraih tangan kirinya. Rava menatap gue dengan penuh rasa curiga dan hati hati.

"Ngapain?" Tanya rava singkat.

"Udah diem aja dulu" Balas gue sembari tersenyum binar.

Gue mengelurkan gelang yang kemarin dibeli bersama vilo, lalu gue memasangkan gelang tersebut di tangan kiri nya rava.

Rava mengerutkan dahinya saat gue selesai memasangkan gelang itu.

"Apaansih ini" Ucap nya kesal dan terdengar sangat ketus dari sebelumnya.

Kemudian tangan kanan rava terangkat untuk berniat melepaskam gelas yang baru saja gue pakaikan di tangannya.

Tetapi sebelum itu terjadi gue menahan tangan kanan rava yang tinggal berjarak 5 senti dari tangan kirinya.

"Jangan di lepas pliss." Pinta gue dengan wajah memelas.

"Itu gue beli khusus buat lo. Pliss jangan dilepas, gue belinya pake uang lohh. Uang jajan gue soalnya gue nabung" Jelas gue yang berusaha membujuk rava yang berniat melepaskan gelang pemberiannya.

"Oh uang? Berapa? Gue ganti aja" Balas rava dingin. Lalu rava menepis tangan gue yang sedang menghalangi kegiatannya melepas gelang pemberian dari gue tersebut.

Gue menundukkan kepala gue dalam dalam. Menatap sedih dengan hati yang hancur berkeping keping.

'Baru kali ini gue di tolak, sampai hati gue sesakit ini. Rasa nya perih' Batin gue yang diam diam mencoba berusaha tegar.

Setelah rava melepas gelang pemberian gue itu, lalu ia menyodorkannya ke arah gue.

"Nih gue gak bisa nerima. Sorry" Katanya tanpa rasa bersalah. Gue tau itu karena walaupun rava mengatakan 'sorry' tetapi gue tetapi tau kalau rava sebenarnya tidak benar benar menyesal.

"Padahal bukan masalah uangnya rav. Tapi gue beli nya pake perasaan buat lo" Gue meraih gelang yang di sodorin sama rava. Lalu berlari menjauh, gue berlari sejauh mungkin dari rava. Entah kemana pun itu yang penting gue merasa tenang terlebih dahulu.

'Padahal gue tulus sama lo rav'

Gue mengusap air mata yang mengalir mengaliri pipi gue. Padahal tadinya gue enggak nangis sama sekali. Paling cuman sedih. Tetapi setelah gue susah merasa jauh dari keberadaan nya rava mata gue mulai mengelurkan air mata.

'Apa gue keliatan enggak tulis tadi ya rav? Sampai lo ngomong gitu'

Gue berhenti di depan bangku kosong di taman belakang sekolahan.

'Sakit. Sakit banget disini.'

Gue memukul mukul dada gue cukup keras.

Hati gue sedari tadi bergumam tak jelas. Gue seharus nya tau kalau gue emang seharusnya tidak jatuh cinta ke rava.

'Tetapi seberapa pun gue membenci lo rav, hati gue selalu bisa memaafkan lo dengan mudah'

"Haa- aaaaa- Hikss..... Hikssss...... Lo jahatttt rav...... Huaaaaaa....... Lo jahattt " Jerit gue di tengah sepinya taman. Gue akhirnya menumpahkan kesedihan gue melalu tangisan yang sedari tadi gue coba tahan. Lalu gue.......

🐸 🐸 🐸

Salam,
Padang Panjang, 8 April 2021

THE KAMPRET GIRL [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang