BUDAYAKANLAH VOTE SEBELUM MEMBACA DAN KOMEN SETELAH MEMBACA.
🐸 🐸 🐸
-Penyesalan memang datangnya belakangan. Kalau datangnya awalan itu namanya pendaftaran-
Author POV.
"Naya. Nay. Naya. Sini kamu" Panggil bunga disela sela kesibukan naya. Terlihat dari sudut mata bunga, naya sedang asik melukis di sebuah buku gambar berukuran sedang.
"Emm?" Deham naya yang masih sibuk menatap lukisan wajah seseorang dari buku gambar. Naya emang anaknya jago menggambar, apalagi kalau disuruh membuat visual wajah. Beuhh ahlinya dia banget deh.
"Mama dapet kabar dari guru, katanya kamu bolos sampai pelajaran terakhir ya?" Bunga berjalan keluar dari dapur menuju taman, sembari membawa keranjang pakaian yang akan ia jemur di taman belakang rumah, dekat kolam.
"Siapa yang bilang gitu?" Tanya naya di sela sela kesibukannya.
Naya menggerakan tangan dan jari jari untuk membuat sebuah lukisan mata di atas gambar. Kemudian ia membuat detail detail dari matanya. Mata yang sejak pertama kali mampu membuat naya terdiam tak berkutik.
"Nggak penting siapa nya, kamu nggak perlu tau nay. Sekarang mama tanya kenapa kamu bolos lagi hah? Ini udah 2 kali loh kamu bolos dalam minggu ini. Kamu mau jadi apa hah? Mau jadi berandalan? Anak yang enggak bener? Astaga nay, kamu mau jadi apa di masa depan nanti. Kamu mau masa depan kamu suram hah?" Bunga mengusap dadanya perlahan, kesal dengan tingkah laku dari anak perempuannya.
"Kamu harusnya ngajarin hal yang baik ke adek adek kamu. Bukannya malah ngajarin hal yang negatif kayak gini." Bunga memperingati putrinya.
"Iya ma iya, naya ngajarin hal yang positif kok ke nathan sama nesy. Mama tenang aja, seburuk buruknya naya nggak akan merusak orang orang yang naya sayangin" Ucap naya, ia memutar kepalanya mengahadap bunga, lalu disusul senyuman tipis.
"Bukannya gitu nay. Maksud mama, kamu bisa nggak sih jadi cewek yang wajar aja? Cewek cewek pada umumnya yang nurut sama guru, taat peraturan, lemah lembut, disukain sama banyak orang, berprestasi?" Tanya bunga kepada anaknya.
"Nggak bisa ma. Itu bukan naya banget, naya nggak mau maksain diri naya cuman buat jadi cewek yang sempurna seperti yang mama sebutin tadi." Jawab naya kemudian disusul dengan helaan nafas yang sedikit gusar.
"Tapi nay, mama cuman mau kamu jadi yang terbaik. Kamu harus jadi yang terbaik" Kata bunga yang sedikit memaksakan perkataannya.
"Ma,,,, jadi gini,,,, kita nggak perlu menjadi orang yang sempurna maa,, cukup jadi diri sendiri aja. Apa ada nya, tanpa ada apa apa nya. Jadi menurut nay biarin aja mereka yang ingin berlomba lomba pengen sempurna,,, toh nggak ada untungnya buat nay. Memang dengan mereka perfect, nay bakalan untung ma? Enggak kan? Nah jadi ya udah biarin aja,,, selagi kita nggak jadi orang yang jahat. Semuanya akan baik baik aja" Jelas nay sembari menatap bunga dengan sedikit harapan. Naya sangat berharap kalau bunga akan terima apa adannya dirinya. Tidak memaksakan keinginannya.
Bunga menghela nafas mendengar penjelasan dari naya.
'Andai dulu gue nurut sama orang tua gue, nggak suka bolos bolosan waktu sekolah. Mungkin anak gue nggak akan kayak gini. Bener kata mama kalau anak gue bakalan nggak jauh beda sifatnya dari gue yang dulu' Batin bunga sembari tersenyum samar.
Samar samar hatinya sedikit merasa bersalah akan naya, putri pertamanya yang memiliki sifat tidak jauh beda dari dirinya yang dulu.
🐸 🐸 🐸
Salam,
Padang Panjang, 17 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KAMPRET GIRL [COMPLETE]
Non-Fiction[SERIES NYA ETERNAL ENEMY] [SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA] "Gue bilang lo jangan jauh jauh dari sisi gue. lo budek apa gimana sih?" ~Nayara Oliveya Prasetyo "Suka suka gue lah. Kok lo jadi suka ngurusin hidup gue sih? Dasar c...