YUTO POV
Aku masih mencoba memahami semua berkas-berkas ini. Ini semua rumit. Aku bahkan tidak mengerti tapi bagaimana bisa Yanan mendapat ini semua? Oh ya.. detektif swasta bisa melakukan ini untuknya. Aku melirik ke arah Hyunggu. Dia sudah tertidur. Aku yakin hari ini sangat berat untuknya.Aku menyelimuti Hyunggu dan merapihkan berkas-berkas serta laptop dihadapannya. Aku berniat mencetak file terakhir sebelum mematikan laptop ini. Namun, aku memilih untuk membuka file CCTV yang ada pada flashdisk ini. Ini pasti file yang berisi rekaman CCTV kamar Hui.
Aku memutar rekaman itu. Seperti biasa, awalnya hanya normal seperti apartemen pada umumnya. Hui datang saat malam dan pergi lagi bahkan sebelum matahari terbit. Bintang yang sangat sibuk. Aku mempercepat hingga aku menemukan sesuatu yang janggal. Seseorang masuk secara diam-diam ke apartemen Hui. Dia meletakkan sebuah kertas di meja tamu dan sekarang dia sedikit berjalan. APA? BERANI BERANINYA DIA MENGACAK-ACAK BARANG DISANA!. Dia pergi setelah puas rupanya.
Hal ini terus berlangsung selama 2 minggu menurut rekaman ini. Namun, di hari terakhir orang itu tidak mengacak-acak barang-barang Hui. Tunggu, sepertinya dia orang yang beda. Tinggi badan, postur, dan cara bergeraknya beda dengan orang di hari-hari sebelumnya. Ia masuk dengan takut dan meletakkan sebuah surat lalu Ia mengambil pisau di dapur Hui dan kurasa Ia pergi setelahnya. Tidak.. dia tidak pergi. Tidak mungkin.. Dia seperti menangis disana. Ini aneh. Dia membuka masker yang dipakai... Tunggu. Tidak.. Ini tidak mungkin... H-Hong-Hongseok?. Ia seperti menyuarakan maaf berulang-ulang pada foto Hui yang terpajang besar disana. Tidak mungkin... Hongseok... Ia melakukan teror untuk Hui.
Terkaget, sontak aku menutup laptop dengan cepat namun sepertinya terlalu keras. Hyunggu terbangun karena suaranya. "Umm? Yuto? Kenapa lu ngamuk-ngamuk?" igau Hyunggu "Eh, sorry sorry. Ga sengaja tadi" ucapku "Ooh.. Yaudah gue mau lanjut tidur ajaa" ucap Hyunggu yang setengah sadar. "Pindah kasur aja, Ggu. Disitu ga nyaman" ucapku sambil membantu Hyunggu pindah ke kasurnya. Hyunggu terlelap diatas kasur sekarang.
Setelah memikirkan hal yang tadi. Aku memutuskan untuk tidak memberitahu Hyunggu. Lebih baik file ini ku hapus namun aku meng-copy file itu pada flashdiskku. Untuk berjaga-jaga jika Hui butuh bukti untuk menuntut orang yang menerornya meskipun sepertinya itu tidak akan terjadi. Ini ku lakukan untuk kita semua. Aku tidak ingin persahabatan ini rusak karena satu orang dan terlebih aku tidak ingin melihat Hyunggu yang marah karena Ia tidak bisa mengontrol emosinya akhir-akhir ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE MURDER CASE 2 : UNDETECTED CASE
FanfictionThe Murder Case Game belum berakhir. Mereka masih mengincar nyawa. Karena permainan sesungguhnya baru dimulai. Selesaikan kasusnya atau mati?