3 ✓

7.6K 615 1
                                    

Sesampainya disekolah, Syila disambut heboh oleh dua orang yang tidak ia kenal.

"Hello sis! How are you?" Tanya seorang gadis dengan rambut lurus sebahu sambil menepuk punggung Syila.

"Hai Claraaa! Apa kabar? Astaga gue syok banget waktu denger lo koma." Terang gadis satunya dengan rambut bergelombang yang dikucir kuda. Sedangkan Syila? Ia masih mencerna apa yang mereka ucapkan. Sampai akhirnya sebuah kata meluncur begitu saja dari mulutnya.

"Siapa?" Tanya Syila sambil menelengkan kepalanya ke kiri, membuat kedua orang itu terkejut bukan main. Tiba-tiba sekelebat ingatan muncul diotak Syila membuat nya merasa pusing sesaat.

'mereka sahabat Clara. Raina dan Daisy.' batin Syila setelahnya.

"Daisy? Raina? Benar?" Tanya Syila sambil menunjuk mereka, memastikan.

"Apa sih? Ya iya lah ini kita... Lo kayak orang amnesia aja" protes Daisy -gadis berkucir kuda- diangguki oleh Raina. Mereka sudah merasa was-was akan suatu hal.

"Ekhem, gue emang amnesia setelah bangun dari koma." Jelas Syila sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Membuat mereka kembali terkejut.

"Kok lo bisa inget sama kita?" Tanya Raina.

"Umm... Gue gak tau, tiba-tiba tadi gue keinget sama kalian aja" jujur Syila. Membuat mereka menghela napas lega. Syila lalu mengambil tempat duduk yang ditunjukkan oleh Daisy.

'kenapa ingatan seperti tadi tidak muncul sejak pertama kali aku bangun ditubuh ini?' batin Syila, lalu ia menggelengkan kepalanya. 'untuk sekarang, itu tidak penting. Ini adalah waktunya untuk mengeluarkan bakat pengintai mu Syila' tambah nya lagi diakhiri dengan seringaian.

Syila memiliki mata dan pendengaran yang tajam. Ia dapat diandalkan dalam hal memata-matai. Namun, sejak jiwanya berpindah raga, skillnya ini agak menurun dikarenakan telinga Clara yang tidak mendukung.

Sepertinya memang Clara tidak pernah melatih pendengarannya, sehingga tingkatnya hanya sebatas pendengaran orang normal. Jadi, menurut Syila sekarang adalah waktunya ia mengasah kembali kemampuannya ini.

Kelas ini memiliki tiga puluh orang murid. Terdapat empat baris meja dan kursi, pintu berada didepan dan dibelakang. Syila duduk dipojok belakang dekat jendela, sedangkan samping kanannya Raina dan depannya adalah Daisy.

'tempat yang strategis.' simpul Syila akhirnya. Bunyi bel menghentikan lamunan Syila sekaligus memulainya dengan yang baru. Syila tersenyum miring.

'sekarang adalah saatnya mengetahui orang seperti apa kamu ini Clara?' batin Syila sambil menahan senyum supaya tidak ada yang melihatnya. Sedangkan Raina dan Daisy sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

'sepertinya mereka tipe teman yang baik dan tidak menjerumuskan.' batin Syila manggut-manggut melihat mereka tampak diam-diam saja.

Kelas mulai ramai karena belum ada guru yang datang. Sedangkan Syila menyilangkan tangannya dimeja dan meletakkan kepalanya disana, tak lupa ia memasang telinganya baik-baik.

"Eh liat tuh si Clara udah balik." Ucap seorang gadis yang berada dibelakang Syila. Didengar dari suaranya, sepertinya gadis itu sedang bersandar di dinding.

Sontak saja Syila bagaikan serigala yang menegakkan telinganya, mendengar mangsa yang tak menyadari adanya predator didekat mereka sehingga mereka merasa tidak harus berhati-hati. Hanya saja, Syila memangsa informasi.

'kenapa?' Syila menangkap nada jengkel dari pembicaraan tersebut.

"Iya tuh... Moga aja dia gak ada ulah lagi!" Sahut gadis lainnya.

'ulah?' Syila mengernyit bingung.

"Denger-denger dia habis koma lho..."

"Alah... Kena karma tuh..."

'ck! Beraninya!' geram Syila.

"Salah siapa jadi orang cabe amat."

'cabe?' Syila makin mengernyit. 'orang seperti apa kamu ini Clara?' batin Syila lagi, ia merasa kesal dengan Clara yang sepertinya dibenci banyak orang ini.

"oh ya! Gue denger dia suka caper ke salah satu anak kelas 12? Emang siapa sih?" Tanya gadis yang pertama kali memulai gosip. Syila meringis mendengarnya.

'shhh astaga Clara... Kamu malu-maluin aku' batin Syila nyeri. Dulu, Syila bahkan hanya peduli dengan kakak dan adiknya saja. Syila tak pernah akrab dengan laki-laki lain selain dengan mereka.

"Ah iya! Gue tau... Gue liat dia suka deket-deket sama kak Kay."

'Kay?'

"Kak Kay? Kapten basket itu?"

"Iya... Dia bahkan terang-terangan bilang gak suka waktu kak Kay jalan bareng cewek"

"Wah gila tuh..." Yang diamini oleh Syila sendiri.

'tuk tuk tuk'

Langkah kaki seseorang melenyapkan suara kelas yang semula ramai. Syila mendesis kesal karena informasinya tertunda atau ia bahkan tak akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi.

.....

Kringg... Kringg... Kringg...

Bel istirahat berbunyi, membuat seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas. Padahal guru pengajarnya belum mengucapkan salam. Benar-benar tidak ada akhlak!

"Clara! Kantin yok!" Ajak Daisy.

"Bentaran gue mau ke toilet dulu." Tolak Syila.

"Mau gue temenin gak?" Tawar Raina.

"Busett... Mau ngapain pake berduaan segala?" Canda Syila yang malah dipelototi kedua sahabat Clara itu.

"Ya gak gitu juga kali! Siapa tau aja lo lupa lokasi toiletnya, mikir yang bener juga kali Ra." Kesal Raina yang dituduh tidak-tidak oleh Syila. Sedangkan Syila hanya cengar-cengir sehabis dijitak kepalanya oleh Daisy.

"Udah ah! Bye kalian... ketemu di kantin ya..." Pamit Syila. Mereka pun beranjak menuju tujuan masing-masing.

...

Sekarang Syila sedang berjalan sendiri di koridor sekolah yang tampak sepi. Hanya terlihat beberapa anak didalam kelas mereka masing-masing.

'kalau tidak salah, tadi aku melihat toilet ketika berjalan menuju kelas... Hmm... Tunggu kedatanganku toilet' batin Syila konyol. Ia memang pengamat yang baik.

...

Selepas dari toilet, Syila sekarang sedang berada dalam perjalanan menuju kantin, tentu saja. Ia sedang mengotak-atik handphone nya ketika sebuah siku menghantam lengan kanannya.

"Woy! Jalan pake mata!" Sewot seorang laki-laki yang tak lain adalah orang yang menubruk Syila.

'apa sih... Kalau dia sendiri punya mata kenapa tidak digunakan!' kesal Syila sambil menatap punggung laki-laki tadi. Padahal Syila yang jadi korbannya, lengannya terasa seperti habis ditonjok.

Belum lagi Syila ingin melanjutkan perjalanannya, tiba-tiba kedua lengannya dicengkeram erat.

'ssttttshitt...' umpat Syila yang merasakan nyeri dilengan kanannya.

Lalu tubuhnya diputar sehingga menghadap si pelaku -yang menurut Syila- kejahatan.

.....

TBC

Hehe...Sorry kalo ceritanya gaje!😁


A New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang