"Woy!" Panggil Syila pada seseorang yang sedang berbaring diatas pohon. Siapa lagi jika bukan Gara.
Awalnya Gara tidak merespon sama sekali. Itu karena ia sudah sering mendapat panggilan gaib seperti ini. Biasanya para siswi yang melakukannya.
Ini yang membuat Gara malas untuk menjawab. Padahal ia juga tidak sedang tertidur. Saat Gara teringat dengan suara yang memanggilnya ini, sontak Gara menjatuhkan dirinya dan mendarat tepat didepan Syila.
Ia menatap Syila lama dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Syila yang merasa risih ditatap seperti itu, justru memandang Gara heran dengan mengerutkan keningnya.
"Lo kenapa sih?" Tanya Syila menyadarkan Gara.
"Hah! Eh, gue kangen sama lo. Upss!" Gara terkejut dengan perkataannya barusan. Itu sangat bar-bar.
"Apaan sih?" Heran Syila dengan mengangkat salah satu alisnya.
Oh, bukan reaksi yang dibayangkan Gara. Syukurlah.
"Gak! Ga usah dipikirin. Ngapain lo kesini?" Tanya Gara mengalihkan topik.
Syila yang ditanya begitu langsung memasang wajah masam. Ia menendang kaki Gara lalu meninju perutnya keras.
Membuat Gara meringis kesakitan. Ia tak menyangka seorang Syila mempunyai tenaga sebesar ini.
"Kenapa sih lo?" Heran Gara tak habis pikir dengan tindakan Syila.
"Ini balasan gara-gara ide Lo yang gak ngotak sama sekali itu! Paham?!" Sembur Syila.
"Emang kenapa sih?" Tanya Gara masih tak paham.
"Beberapa hari yang laluuu... Gue di RACUN pake obat diare sampe rasanya mau mampus! Habis itu masih dihujani air pel waktu beol ditoilet! Cuma gara-gara cowok! Anjirlah! emosi gue!" Ujar Syila berapi-api. Ia puas melampiaskannya pada sang pelaku.
Gara hanya bisa tersenyum dan menahan tawa selama Syila mengoceh didepannya. Bagaimanapun, Syila terlihat begitu menggemaskan.
Yah, yang benar saja! Ia belum pernah melihat Syila benar-benar marah. Jika sudah, maka jatuhlah mental Gara saat itu juga.
"Gue baru tau, Lo jago ngerap juga ternyata..." Ujar Gara tanpa bisa menghilangkan senyumnya. Melihat reaksinya, Syila mendelik tajam.
"Terserah..." Pasrah Syila lalu meninggalkan Gara bersama pohon disampingnya.
"Itu salah Lo juga tau!" Seru Gara saat melihat Syila menjauh. Ia ingin berbicara lebih lama dengan Syila.
Benar saja, mendengar itu Syila langsung berbalik dengan langkah cepat dan meraih kerah Gara. Tiba-tiba Gara menyesal telah mengatakannya.
"Apa Lo bilang? Kok jadi salah gue?!" Heran Syila kesal.
"Ya... Habisnya... Lo juga main sama kak Rey gitu, kan kesannya Lo playgirl." Ujar Gara pelan. Ia persis seperti kelinci yang sedang mencari alasan supaya sang singa tidak melahapnya.
Syila menghela napas pelan sambil memijat pelipisnya frustasi. Ia sudah melepas kerah Gara.
"Gue bener-bener gak pengen bilang ini ke Lo! Tapi denger ini baik-baik dan jangan sebarin ke orang lain kalo lo masih mau hidup!" Peringat Syila. Ia benar-benar sudah tak tahan dengan ini. Ia bahkan heran dengan Clara yang mampu untuk mendengar dan pura-pura tidak peduli dengan semua omongan orang.
"I-iya." Gugup Gara.
Syila menghela napas berat. Ia sangat enggan untuk mengatakannya, tapi juga geram.
'aku yakin, bang Rey tidak akan mempermasalahkan hal ini. Mungkin aku masih bisa menyembunyikan tentang kak Kay.' Batin Syila.
"Huh... Bang Rey itu sepupu gue." Usai mengatakan hal tersebut, Syila meninggalkan Gara untuk kedua kalinya bersama pohon disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A New Life
FantasyArsyila Lenord, seorang gadis SMA yang tewas karena kecelakaan yang diyakini sebagai kelalaian nya sendiri. Jiwanya berpindah pada seorang gadis seumuran, yang sama sekali tak dikenalnya. Ia terus mencari identitas diri dan alasan jiwanya berpindah...