21 ✓

4.2K 409 21
                                    

Pagi hari dikediaman Lenord dipenuhi dengan keramaian. Semalam, Rey dan Vanro memutuskan untuk menginap disini, ditambah Arya dan Kinara yang tidak pulang.

Syila bangun paling awal, karena ia merasa bertanggung jawab atas bayi-bayi besar dirumah ini. Ia memulai pekerjaan rumah. Dari menyiapkan sarapan, sampai membereskan kekacauan semalam.

Syila memang begitu, jika ada orang untuk melakukan pekerjaan rumah, Syila akan dengan senang hati untuk bermalas-malasan. Namun, jika ia sudah ditinggal sendiri seperti ini, Syila akan merasa seluruh tanggung jawab ada dipundaknya.

'gubrak'

Terdengar seperti seseorang terjatuh dari atas kasur? Syila menghela napas. Awal keributan dari paginya yang tenang telah dimulai.

"Heh Alien! Ngapain lo tidur disini?!" Pekik Kay ketika menyadari semalam ia tidak tidur sendiri.

"Bodo! Lo sendiri yang tadi malem minta gue tidur sama lo. Dasar pikun!" Balas Rey. Kemarin, Rey berniat tidur dengan Syila. Namun, langsung dicegah oleh Kay.

Vanro yang tidak bisa melanjutkan tidur karena mendengar keributan, segera keluar dari kamar diikuti Ryan yang baru saja dibangunkan olehnya.

"Ada apa sih kak?" Tanya mereka serentak pada Syila.

"It-"

"Heh! gue ternodai brengsek!" Ucapan Syila terpotong oleh umpatan Kay.

"Lebay amat sih lo! Gue baru bangun nih woy!" Balas Rey tak mau kalah dan mulai mendorong Kay.

"Ih, ga mau ga suka gelaaayy!" Pekik Kay sambil menatap Rey seolah hendak diperkosa. Rey menatap Kay horor. Untunglah tidak ada yang melihat tingkah mereka yang sudah seperti sinetron rumahan ini. Lihat saja Kay yang meringkuk dipojok kasur sambil membawa guling sebagai perlindungan dan Rey yang berdiri disisi kasur dengan membawa selimut.

Mereka sudah semacam suami istri yang gagal dimalam pertama karena ketahuan selingkuh saja. Syila yang sudah tak tahan dengan suasana ini, segera menaiki tangga dan menggedor pintu kamar Kay.

"Woy, bangun kalian berdua! Jangan kayak banci gagal nikah! Gue dobrak nih!" Seru Syila tanpa berhenti menggedor pintu.

Rey dan Kay segera menyadari tindakan mereka. Ia beranjak membuka pintu diikuti Kay dibelakangnya. Pintu terbuka, menampilkan sosok Syila yang sedang berkacak pinggang dengan muka garang.

"Udah?" Tanya Syila. Mereka mengangguk patuh. Ketika Syila berbalik, Rey dan Kay mulai saling menyenggol. Oh astaga, Syila harus mati-matian untuk menahan senyum dengan tingkah kedua kakaknya ini.

Saat ia melewati Ryan dan Vanro, Syila mendapat acungan jempol dari keduanya. Pagi ini, sarapan dilewati dengan tenang. Sampai akhirnya ribut kembali saat Syila meminta izin untuk keluar.

"Syila gak mau main sama Abang?" Tanya Rey sedih. Kay maklum saja dengan panggilan Rey. Kay pikir, mungkin itu dapat membantu mengurangi kesedihan Rey.

"Gue juga ada waktu luang kok." Tawar Kay canggung.

"Kakak main sama kita aja gimana?" Ajak Ryan yang diangguki Vanro dengan tatapan memohon.

"Kalian ini kenapa sih? Ini weekend tau... Buat apa juga saya harus mengurus bayi besar macam kalian?!" Protes Syila frustasi. Membuat keempat laki-laki didepannya ini memasang wajah sedih mereka.

"Ah ya! Ryan, ini kakak kirim nomernya temen kakak, Buat jaga-jaga." Ujar Syila sambil fokus mengirimkan nomor telepon kedua temannya. Lain lagi dengan tiga orang yang sudah menatap Ryan dengan tatapan permusuhan.

Beberapa menit kemudian, setelah menyelesaikan urusannya. Syila segera pamit undur diri dari tugasnya. Ia pergi menggunakan motor barunya dan meninggalkan wajah-wajah melas dirumah tersebut.

A New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang