22 ✓

4K 391 14
                                    

Satu hari yang lalu~

Beberapa menit kemudian, setelah menyelesaikan urusannya. Syila segera pamit undur diri dari tugasnya. Ia pergi menggunakan motor barunya dan meninggalkan wajah-wajah melas dirumah tersebut.

Yah, nampaknya saja memang melas. Namun, setelah memastikan Syila pergi, mereka mulai menatap tajam Ryan lagi. Lalu rundungan tidak langsung antar saudara pun tak terelakkan.

"Kenapa kakak lebih milih lo?" Tanya Vanro dengan tatapan menyelidik. Ryan yang sudah menciut dengan tatapan mereka, hanya mampu menggeleng frustasi.

'argh! Janji pada dirimu sendiri Ryan. Tidak akan pernah mau untuk dimintai bantuan kak Clara.' tekad Ryan dalam hati.

'tunggu... Kenapa aku harus takut? Kak Clara kan kakak aku...' batin Ryan mulai berani. Ia bermaksud untuk melawan Vanro. Namun, ia urungkan karena kasihan dengannya.

Kay sadar diri. Kay pikir, ia memang belum pantas untuk mengetahui segala tentang adiknya. Sedangkan menurut Rey -yang merupakan sesuai dengan pemikiran Syila-.

'Syila tidak memberikannya padaku atau Vanro karena dia tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain dihadapan kami. Sedangkan diantara dua saudara Clara, Syila lebih memilih Ryan daripada Kay. Nah, jelas sudah...' pikirnya.

Rey segera melerai mereka. Ia meminta Ryan untuk mengirimkan nomor Raina dan Daisy pada Vanro, yang akhirnya membuat mereka berdamai. Kemudian ia mengambil kunci mobilnya. Saat melihat Rey melangkah keluar rumah, Kay mencegahnya.

"Mau kemana lo?" Tanya Kay penasaran.

"Mau pulang. Vanro mau ikut gak?" Jawab Rey malas dan mengalihkan pandangannya. Vanro yang ditanyai menggeleng cepat.

"Vanro mau sama Ryan aja kak. Lagian Vanro juga bawa motor sendiri..." Tolaknya halus. Kay sampai merasa kagum dengan etika keluarga ini.

"Okey." Jawab Rey, kemudian pergi dari sana. Kay pun akhirnya juga pamit. Ia keluar menggunakan motornya, meninggalkan dua remaja SMP yang sekarang merasa dunia milik mereka berdua.

Mereka bersenang-senang, mulai dari memasak, menonton film, bermain game, sampai mencoba menelepon nomor yang dikirimkan Syila tadi.

Ditempat lain Raina dan Daisy yang sedang menunggu kedatangan Syila, baru saja mendapat panggilan dari nomor tak dikenal yang mengaku adik dari temannya itu.

"Ini si Clara mana sih?" Tanya Raina yang sudah merasa gerah.

"Gak tau nih... Adeknya bilang, Clara udah berangkat dari tadi. Nomornya juga gak bisa dihubungi." Keluh Daisy. "Atau jangan-jangan Clara membatalkan secara sepihak? Kan kita minta dia buat jelasin kejadian kemarin..." Tebak Daisy.

"Ah iya, apa Clara belum siap cerita ya? Tapi tetep aja... Gak harus batalin sepihak dong... Kan bisa bilang ke kita... Mana hp nya gak bisa dihubungin. Kan kita jadi gak bisa calling calling... Huh, lagian kita masih bisa jalan-jalan kan?" Timpal Raina yang mulai kesal dengan Syila.

"Kita tunggu satu jam lagi... Kalo orangnya gak muncul berarti fiks batal oke?" Usul Daisy yang disetujui oleh Raina.

Begitulah satu jam mereka lewati dengan menunggu Syila yang tidak datang juga. Akhirnya mereka memutuskan untuk jalan-jalan berdua saja.

Hari telah beranjak malam, dan Syila belum juga pulang. Awalnya, Ryan dan Vanro masih bersenang-senang sampai Arya dan Kinara datang, menanyakan keberadaan yang lainnya.

Lalu, Kay pulang dan mendapati rumah yang sudah acak-acakan. Ini membuatnya frustasi, ia berharap Syila atau Kinara akan merapikannya. Kemudian Kay mendapat panggilan dari Rey.

A New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang