17 ✓

4.2K 424 4
                                    

"OH?!" Pekik seisi kelas yang mendengarnya. Menurut mereka, Syila terlalu santai jika mengingat sifatnya selama ini.

Syila terduduk tegak, ia baru menyadari kalau sekarang ia menjadi pusat perhatian. Syila yang malas, hanya mengedarkan pandangannya lalu meletakkan kepalanya lagi.

"Bubar lo semua!" Perintah Syila sambil melambaikan tangannya tanpa melihat mereka. Mereka pun membubarkan diri dan melanjutkan aktivitas mereka.

"Apa hubungan mereka ya?" Salah seorang siswi terdengar memulai gosip.

"Wah, kapan ya salah satu gengnya kak Kay nyariin gue?" Disisi yang berbeda terdengar pula gosipan lain. Syila menghela napas pelan.

"Sok jual mahal banget sih? Udah terlanjur jadi cabe murah kenapa tiba-tiba naikin harga?" Yang satu ini membuat Syila tertarik.

"Alah, aslinya juga seneng tuh... Ngapain sok cool?" Dan bla bla bla...

Akhirnya Syila benar-benar memejamkan matanya, berharap jam kosong supaya ia dapat menghemat energi untuk membersihkan taman nanti.

.....

Saat ini Syila sedang menyapu taman sendirian sambil sesekali melamun dan bersenandung. Sekolah sudah sepi, hanya terlihat beberapa anak OSIS dan guru yang masih berlalu lalang.

Sesekali pula, Syila menggerutu kesal karena harus pulang terlambat. Kali ini, ia pastikan akan menaiki angkot atau ojol. Kalaupun berakhir disarang preman, ia tidak akan takut lagi.

'ah iya, beberapa hari berlalu tapi aku baru ingat untuk memikirkan hal ini.' batin Syila sambil bersenandung.

'apa alasan Abang pindah sekolah? Apa karena bisnis dad dengan papa? Atau mereka ingin Abang dan Kakak akrab? Wajar saja memang, mereka akan menjadi pewaris dari perusahaan dad dan papa.' pikir Syila.

"Hey..." Tiba-tiba terdengar sapaan seseorang. Syila yang mendengarnya, mengedarkan pandangan mencari keberadaan sang pemilik suara.

Merasa tidak ada siapa-siapa, Syila melanjutkan kegiatannya sambil bersenandung. Tiba-tiba ia terhenti ketika menyadari sesuatu. Syila mendongakkan kepalanya untuk memastikan.

"Dasar cowok gila!" Umpat Syila untuk menutupi keterkejutannya. Kemudian ia mendengar orang tersebut terkekeh. Syila mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedatar tembok lalu melanjutkan acaranya.

"Apa gue segila itu?" Tanyanya yang hanya diacuhkan oleh Syila. Merasa tidak ada respon, ia melompat dari atas pohon dan mengulurkan tangannya, mengajak berkenalan.

Syila hanya berlalu melewati tangan tersebut. Ia tak suka laki-laki asing. Apalagi yang sok kenal dengannya. Laki-laki tersebut menurunkan tangannya canggung, lantas tersenyum.

'menarik.'

"Dari sikap lo, lo beneran gak tau gue siapa?" Tanyanya heran sambil memutar badannya melihat punggung Syila yang membelakanginya.

"Buat apa?" Gumam Syila, namun masih dapat didengar oleh orang tadi.

"Hahaha... Lo yang pertama." Ujarnya yang tetap tak digubris oleh Syila. "Kenalin gue Gara, anak paling famous disekolah." Ucapnya penuh percaya diri.

"Apa iya?" Cibir Syila merendahkan. Orang yang mengaku bernama Gara tersebut melotot, kemudian tertawa renyah.

"Lo ngeraguin ketenaran gue?" Tanya Gara masih dengan tawanya.

A New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang